Minggu, 31 Mei 2020

Aspek Resiliensi (skripsi dan tesis)

 Aspek-aspek resiliensi menurut Connor dan Davidson (2003) terdiri dari lima aspek, berikut adalah aspek-aspek tersebut :
 a. Personal competence, high standards, and tenacity Merupakan faktor yang mendukung seorang untuk terus maju terhadap tujuan saat orang tersebut mengalami tekanan atau adversity.
 b. Trust in one’s instincts, tolerance of negative affect, and strengthening effects of stress Aspek ini berfokus pada ketenangan, keputusan dan ketepatan saat menghadapi stres. 
c. Positive acceptance of change, and secure relationships. Hal ini berkaitan dengan adaptasi yang dimiliki seseorang. 
d. Control Aspek ini berfokus pada kontrol dalam mencapai tujuan dan kemampuan untuk mendapatkan bantuan dari orang lain ataupun dukungan sosial. 
e. Spiritual influences Merupakan kepercayaan seseorang pada Tuhan atau nasib.
Aspek-aspek resiliensi menurut Connor dan Davidson (2003) dan telah dimodifikasi oleh Yu dan Zhang (2007) terdiri dari tiga aspek utama, yaitu: 
a. Tenacity (Kegigihan) Menggambarkan ketenangan hati, ketetapan waktu, ketekunan, dan kemampuan mengontrol diri individu dalam menghadapi situasi yang sulit dan menantang
b. Strength (Kekuatan) Menggambarkan kapasitas individu untuk memperoleh kembali dan menjadi lebih kuat setelah mengalami kemunduran dan pengalaman di masa lalu.
 c. Optimism (Optimisme) Merefleksikan kecenderungan individu untuk melihat sisi positif dari setiap permasalahan dan percaya terhadap diri sendiri dan lingkungan sosial. Aspek ini menekankan pada kepercayaan diri individu dalam melawan situasi yang sulit.
 Menurut Reivich dan Shatte (2002) resiliensi terdiri dari tujuh aspek, berikut adalah aspek-aspek tersebut :
 a. Regulasi emosi 
Kemampuan untuk mengelola sisi internal diri agar tetap efektif dibawah tekanan individu yang resilien mengembangkan keterampilan dirinya untuk membantunya mengandalikan emosi, perhatian, maupun perilakunya dengan baik. 
b. Pengendalian dorongan 
Kemampuan untuk mengelola bentuk perilaku dari impuls emosional pikiran, termasuk kemapuan untuk menunda mendapatkan hal yang dapat memuaskan bagi individu. Kemampuan mengendalikan dorongan juga terkait dengan regulasi emosi. 
c. Analisis kausa
l Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab dari masalah secara akurat. Individu yang resilien memiliki gaya berfikir yang terbiasa untuk mengidentifikasi penyebab yang memungkinkan dan mendapatkan sesuatu yang berpotensi menjadi solusi.
 d. Efikasi diri 
Efikasi diri merupakan keyakinan individu dapat memecahkan masalah dan berhasil individu tersebut yakin bahwa dirinya telah efektif dalam hidupnya. Individu yang resilien yakin dan percaya diri sehingga dapat membangun kepercayaan dengan orang lain, juga menempatkan dirinya untuk berada di tempat yang lebih baik dan lebih banyak memiliki kesempatan. 
e. Realistis dan optimis 
Kemampuan yang dimiliki individu untuk tetap positif tentang masa depan yang belum menjadi terealisasi dalam perencanaan. Hal tersebut terkait dengan self esteem, tetapi juga memiliki hubungan kausalitas dengan efikasi diri juga melibatkan akurasi dan realisme.
 f. Empati 
Kemampuan untuk membaca isyarat perilaku orang lain untuk memahami keadaan psikologis dan emosional mereka, sehingga dapat menbangun hubungan yang lebih baik. Individu yang resilien mampu membaca isyarat-isyarat non verbal orang lain untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan cenderung untuk menyesuaikan keadaan emosi mereka. 
g. Keterjangkauan
 Kemampuan untuk meningkatkan aspek positif dari kehidupan dan mengambil suatu kesempatan yang baru sebagai tantangan. Mejangkau sesuatu yang terhambat oleh rasa malu, perfeksionis, dan self handicapping. Berdasarkan uraian mengenai aspek-aspek resiliensi diatas, penelitian ini sesuai dengan teori Connor dan Davidson (2003) yang telah dimodifikasi oleh Yu dan Zhang (2007) melihat dari kondisi atau kriteria subjek yang digunakan yaitu pasien penderita penyakit kronis, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan tiga aspek utama resiliensi yang terdiri dari tenacity, strength, dan optimism. 

Tidak ada komentar: