Kamis, 30 April 2020

Teori-Teori tentang Kepuasan Kerja (skripsi dan tesis)

 Banyak teori yang membahas tentang kepuasan kerja antara lain :
 1. Teori Dua Faktor dari Herzberg (1986). Dikembangkan oleh Frederick Herzberg bertitik tolak dari teori hierarkhi kebutuhannya Abraham Maslow. Dua faktor yang menyebabkan rasa puas dan tidak puas yaitu; faktor pemeliharaan (maintainance factors) dan faktor pemotivasian (motivation factors). Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job context, extrinsic factors yang meliputi: administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satifier, motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi: dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kesempatan berkembang, tanggung jawab, Frederick Herzberg pada tahun 1950  melakukan survei tentang kepuasan kerja dengan mengidentifikasikan faktor-faktor sebagai berikut: 
a. Faktor-faktor higienis merupakan faktor-faktor umum yang dikenali pada pegawai yang tidak puas, yaitu kondisi kerja, pegawasan, gaji, keamanan pekerjaan dan status. 
b. Faktor-faktor motivasional merupakan faktor-faktor umum yang dikenali pada pegawai yang puas, yaitu pencapaian, tanggung jawab, pengakuan, kemajuan dan pertumbuhan. 2. Teori pengharapan (expactancy theory), bahwa usaha seorang pegawai dipengaruhi oleh hasil yang diharapkan atas usaha tersebut. Victor H.Vroom yang mengemukakan teori ini menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya: a. Outcome, adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali dan kesempatan untuk berprestasi atau mengekspresikan diri. b. Comparison person, adalah seorang pegawai dalam organisasi yang sama, seseorang pegawai dalam organisasi yang berbeda dari dirinya dalam pekerjaan sebelumnya. Menurut teori ini puas atau tidaknya seorang pegawai merupakan hasil dari perbandingan antara input - outcome dirinya dengan input – outcome pegawai lain (sebagai comparison person), Mangkunegara (2000) menjelaskan bahwa kepuasan kerja bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat oleh pegawai ternyata lebih besar dari apa yang diharapkan, maka pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, jika yang didapatkan lebih rendah maka hal tersebut menyebabkan pegawai tidak puas. 
 3. Teori perbedaan (Discrepancy theory) dikemukakan oleh Proter ini mengukur tingkat kepuasan pegawai dengan cara menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai.
 4. Teori pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment theory), Menurut teori ini kepuasaan kerja bergantung terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas, apabila mendapatkan apa yang dibutuhkannya, dan sebaliknya akan muncul ketidakpuasan jika kebutuhannya tidak terpenuhi.

Tidak ada komentar: