Sabtu, 18 April 2020

Pengetahuan Gizi (skripsi dan tesis)

Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan adalah hasil dari tahu. Penginderaan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah. Cara tradisional terbagi menjadi empat cara, yaitu: 1. Trial dan error (coba-salah), cara ini digunakan dengan cara percobaan sampai berhasil, jika belum berhasil maka akan terus diulang kembali. 2. Kekuasaan (otoritas), orang-orang yang memiliki kekuasaan dijadikan sebagai sumber pengalaman, seperti pemimpin agama, pemerintah, atau ahli pengetahuan. 3. Berdasarkan pengalaman pribadi. 4. Jalan pikiran, yang nantinya akan menghasilkan sebuah induksi ataupun deduksi sebagai kesimpulan dari pikiran manusia. Cara yang modern atau cara ilmiah menggunakan cara yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau yang lebih dikenal dengan sebutan metodologi penelitian (research methodology) (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan bisa diperoleh secara alami atau diintervensi langsung maupun tidak langsung (Budiman dan Riyanto, 2013). 
Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku atau tindakan seseorang. Sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dapat dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat, dan lainnya. 2. Perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti petugas kesehatan. 3. Nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti media massa dan media elektronik. 4. Nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti iklan dan brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan (Hartono, 2010 dalam Kanta, 2013). Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera. Pengetahuan disalurkan ke otak paling banyak melaui indera pandang. Pengetahuan manusia sebanyak 75 % sampai 87 % diperoleh melaui indera pandang, 13 % melalui indera pendengaran dan 12 % melalui indera yang lain ( Arsyad, 2006 dalam Wirawan, 2014). Pengetahuan gizi merupakan prasayarat terjadinya perubahan sikap dan perilaku (Khomsan dkk, 2009). Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat. Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan produktifitas. 
 Tingkat pengetahuan gizi seseorang memiliki pengaruh yang besar pada perubahan perilaku dan sikap dalam pemilihan bahan makanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu. Hasil penelitian Fitri Nur Anto (2012) menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi terhadap status gizi anak toddler. Ibu memainkan peranan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk dikonsumsi anggota keluarganya, walaupun para ibu bekerja di luar, mereka tetap mempunyai peran besar dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan. Orang tua memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk anggota keluarganya, maka pengetahuan gizi orang tua akan mempengaruhi jenis pangan dan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga. Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu akan mempengaruhi pemilihan pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki balita. Pengetahuan ibu tentang gizi yang baik akan mendorong ibu mempraktekkan pemberian makan yang baik bagi anak- anaknya. Ibu yang kurang tepat dalam memberikan asupan makanan biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan gizi ibu. Asupan makan balita yang tidak bergizi akan mempengaruhi tumbuh kembang balita tersebut. Pemilihan asupan makanan juga mempengaruhi status gizi balita. Hal ini menyebabkan status gizi balita tersebut bisa menjadi gizi kurang bahkan gizi buruk

Tidak ada komentar: