Menurut Smeltzer (2002) komplikasi hemodialisis mencakup hal-hal sebagai
berikut :
a.
Hipotensi dapat terjadi selama terapi dialisis ketika cairan dikeluarkan.
b.
Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi
jika udara memasuki sistem vaskuler pasien.
c.
Nyeri dada dapat terjadi karena pCO2 menurun bersamaan dengan terjadinya
sirkulasi darah di luar tubuh.
d.
Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme
meninggalkan kulit.
e.
Gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan serebral
dan muncul sebagai serangan kejang. Komplikasi ini memungkinkan terjadinya
lebih besar jika terdapat gejala uremia yang berat.
f.
Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat
meninggalkan ruang ekstrasel.
g.
Mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering terjadi.
2.
Komplikasi hemodialisis menurut Situmorang (dalam RS PGI Cikini, 2007)
meliput:
a.
Jangka Pendek
1)
Komplikasi yang sering adalah hipotensi 20-30%, kram 5-20%, mual/ muntah
5-15%, sakit kepala 5%, nyeri dada 2-3%, nyeri punggung 2-5%
2)
Kurang sering tapi serius Sindrom disekuilibrium, reaksi hipersensitivitas,
aritmia, cardiac tamponade, hemolysis, reaksi dialisis, perdarahan
intracainial, emboli udara.
b.
Jangka Panjang
Terjadi resiko kardiovaskular meningkat,osteodistrofi renal, neuropati
uremik, amyloidosis disease, kegagalan akses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar