Sabtu, 18 April 2020

Faktor yang Mendukung Suami sebagai Breastfeeding Father (skripsi dan tesis)

 Suami sebagai breastfeeding father dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang berperan positif dalam mendukung proses pemberian ASI eksklusif (Februhartanty, 2008). 1) Faktor Internal a) Tingkat pengetahuan dalam pemberian ASI Keberhasilan dalam proses pemberian ASI dapat dilihat dari sikap dan perhatian yang diberikan suami kepada ibu dan bayinya. Keterlibatan suami dalam pemberian ASI dapat mempengaruhi praktik inisiasi menyusu dini yang memiliki manfaat penting bagi bayi. Apabila ayah yang masih berusia remaja dan tidak memiliki pengetahuan cukup terkait pemberian ASI, praktek pemberian ASI kepada bayi akan rendah. Dukungan suami sebagai breastfeeding father perlu didasari dengan pengetahuan dalam menjalankan perannya. Pemahaman suami yang tinggi dalam mendukung pemberian ASI akan menumbuhkan kesadaran dan empati yang tinggi kepada istri. b) Tingkat pendapatan Orang tua yang berpenghasilan rendah, kehadiran seorang bayi sering kali dilalui tanpa adanya dukungan dari suami. Orang tua yang masih sama-sama berusia remaja kebanyakan mereka masih tinggal bersama dengan keluarganya, hal ini dikarenakan kurang pendapatan orang tua. Selain stress akibat ketidakstabilan pendapatan, tingkat pendidikan yang rendah serta pekerjaan yang tidak menentu menjadi salah satu faktor penghambat (Bobak et al., 2004). c) Sikap Sikap suami dalam membuat keputusan terkait pemberian ASI pada bayi dapat mempengaruhi minat ibu dalam memberikan ASI (Februhartanty, 2008). Sedangkan sikap suami yang tidak mendukung dalam praktek pemberian ASI dapat mempengaruhi produksi ASI (Arieska & Sabarwati, 2009). d) Keyakinan Suami yang mampu meyakinkan istri bahwa istri mampu memberikan ASI pada bayi akan mempengaruhi minat ibu. e) Pengalaman Bertukar informasi dan pengalaman dengan sesama ibu menyusui dapat menambah semangat dan rasa percaya diri kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayi. f) Umur Suami dengan usia remaja tingkat pengetahuan mengenai ASI dan perkembangan anak kurang dibandingkan dengan suami usia dewasa. Suami usia remaja cenderung 22 menggantungkan orang tua mereka dalam mengambil keputusan terkait mengasuh bayi. Pengetahuan yang terbatas dapat membuat suami usia remaja tidak memberikan respon yang tepat kepada bayi mereka (Bobak et al., 2004). g) Pendidikan Suami dan anggota keluarga yang memiliki pendidikan rendah akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses pemberian ASI. Kesadaran ibu dalam memberikan ASI dipengaruhi oleh faktor sosial, kurangnya dukungan yang diberikan suami ataupun keluarga. Suami yang memiliki pendidikan tinggi dan cukup pengetahuan tentang pentingnya ASI akan berpengaruh terhadap kelancaran pemberian ASI.
 2) Faktor Eksternal a) Komunikasi interpersonal Dukungan suami dengan cara melakukan komunikasi interpersonal dengan istri akan berpengaruh terhadap proses pemberian ASI. Hubungan interpersonal seperti halnya suami mendengarkan keluhan istri selama menyusui dan suami mampu mendengarkan dengan baik akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian ASI. Komunikasi interpersonal yang dilakukan suami menimbulkan pikiran positif dan perasaan tenang terhadap istri (Bobak et al., 2004). b) Dukungan teman Salah satu faktor keberhasilan ASI eksklusif adalah dukungan teman. Dukungan teman dalam keberhasilan ASI eksklusif diantaranya adalah memotivasi ayah agar mau menjadi Ayah ASI, mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ASI, dan memberikan informasi mengenai peran suami dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan teman berpengaruh bagi lingkungan. Informasi mengenai ASI eksklusif yang suami dapatkan telah memberikan dorongan untuk menentukan sikap suami dalam melakukan peran ayah ASI dalam mendukung ibu memberikan ASI eksklusif (Bobak et al., 2004). c) Dukungan tenaga kesehatan Dukungan tenaga kesehatan dalam upaya mengembangkan ASI eksklusif adalah melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini, melakukan upaya promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif, menjadi konselor ASI. Inisiasi Menyusu Dini memberikan efek menentukan bagi kelanjutan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pada bayi. Dukungan petugas kesehatan berperan penting dalam menunjang keberhasilan memberikan ASI Eksklusif, dokter atau bidan harus membicarakan manfaat ASI eksklusif dan meyakinkan serta menjelaskan kepada ibu dan ayah bayi terkait manfaat 24 ASI eksklusif dan memotivasi mereka untuk memberikan ASI Eksklusif (Bobak et al., 2004).

Tidak ada komentar: