Kamis, 30 April 2020

Bentuk dan Jenis Budaya Organisasi (skripsi dan tesis)

Jeff Cartwright dalam Syamsir Torang (2014:107) membagi empat bentuk budaya yang dipandang sebagai siklus budaya, yaitu sebagai berikut : 1. “Monoculture 2. Superordinate culture 3. Divisive Culture 4. Disjunctive Culture” Dari bentuk-bentuk budaya tersebut dapat diartikan sebagai berikut : 1. Monoculture Iindividu atau kelompok berpikir sama sesuai dengan norma budaya yang sama, dicirikan ekstren (fanatik dan fundamentalis) 2. Superordinate culture Subkultur terkoordinasi (setiap individu bergerak dengan keyakinan dan nilai-nilai, gagasan dan sudut pandang sendiri, namun bekerja dalam satu organisasi dan semua termotivasi). Superordinate culture merupakan bentuk ideal budaya organisasi.  Perbedaan budaya menjadi akibat pemisahan dan konflik atau sumber vitalitas, kreativitas dan energi. 3. Divisive Culture Bentuk ini memecahbelah karena setiap individu memiliki agenda dan tujuan sendiri. Dalam model ini, organisasi ditarik ke arah berbeda. Gejala budaya ini adalah Vandalisme, kejahatan, inefisiensi dan kekacauan. 4. Disjunctive Culture Diindikasikan dengan pemecahan organisasi secara eksplosif atau menjadi unit budaya individual. Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi, menurut Robert E. Quinn dan Michael dalam Moh. Pabundu Tika (2012:7) membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi sebagai berikut : 1. “Budaya Rasional 2. Budaya Ideologis 3. Budaya Konsensus 4. Budaya Hierarkis” Dari jenis-jenis budaya diatas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Budaya Rasional Dalam budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja yang diajukan (efisiensi, produktifitas, dan keuntungan atau dampak). 19 2. Budaya Ideologis Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi (dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan). 3. Budaya Konsensus Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerja sama kelompok). 4. Budaya Hierarkis Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi, komputasi, dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas, kontrol dan koordinasi).

Tidak ada komentar: