Nawawi (2007:138) megemukakan beberapa teori dari beberapa ahli
mengenai implementasi kebijakan, yaitu:
a. Teori George C. Edward III
Dalam pandangan Edward III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh
empat variabel, yaitu:
1) Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan
agar implmentor mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana yang
menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada
kelompok sasaran (target groups), sehingga akan mengurangi distorsi
implementasi.
2) Sumber daya, dimana meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan
secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan
sumber daya untuk melaksanakan, maka implementasi tidak akan
berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya
manusia, misalnya kompetensi implementor dan sumber daya
finansial.
3) Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oeh
implementor, seperti komitmen, kejujuran, dll. Apabila implementor
memiliki disposisi yang baik, maka implementor tersebut dapat
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Edward III menyatakan bahwa sikap dari
pelaksana kadangkala menyebabkan masalah apabila sikap atau cara
pandangnya berbeda dengan pembuat kebijakan. Oleh karena itu,
untuk mengantispasinya, dapat mempertimbangkan/ memperhatikan
aspek penempatan pegawai (pelaksana) dan insentif.
4) Struktur birokrasi, merupakan susunan komponen (unit-unit) kerja
dalam organisasi yang menunjukkan adanya pembagian kerja serta
adanya kejelasan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang
berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan, selain itu struktur
organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan, saluran perintah
dan penyampaian laporan. Struktur organisasi yang terlalu panjang
akan cenderung melemahkan pegawasan dan menimbulkan red-tape
yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, yang menjadikan
aktivitas organisasi tidak fleksibel. Aspek dari struktur organisasi
adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan fregmentasi.
b. Teori Merilee S. Grindle
Teori ini berpendapat bahwa kebeerhasilan implementasi dipengaruhi
oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan
lingkungan implementasi (context of implementation).
Variabel isi kebijakan mencakup;
(1) Sejauh mana kepentingan kelompok
sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan;
(2) Jenis manfaat
yang diterima oleh target groups;
(3) Sejauh mana perubahan yang
diinginkan dari sebuah kebijakan;
(4) Apakah letak suatu program sudah
tepat;
(5) Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya
dengan rinci; dan
(6) Apakah sebuah program kebijakan didukung oleh
sumber daya yang memadai.
Sedangkan Variabel lingkungan kebijakan, yaitu mencakup;
(1) Seberapa
besar kekuasaan, kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para actor
yang terlibat dalam implementasi kebijakan;
(2) Karakteristik institusi dari
rezim atau pemerintahan yang sedang berkuasa dimana program
tersebut dilaksanakan; dan
(3) Tingkat kepatuhan dan responsivitas
kelompok sasaran.
c. Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli
Teori ini berpendapat bahwa terdapat empat kelompok variabel yang
dapat mempengaruhi kinerja dan dampak suatu program, yakni kondisi
lingkungan; hubungan antar organisasi; sumber daya organisasi untuk
implementasi program; karakteristik dan kemampuan agen pelakasana.
d. Teori David L. Weimer dan Aidan R.
Vining
Weimer dan Vining mengemukakan bahwa terdapat tiga kelompok
variabel besar yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi
suatu program, yaitu:
1) Logika kebijakan, dimana hal ini dimaksudkan agar suatu kebijakan
yang ditetapkan masuk akal (reasonable) dan mendapat dukungan
teoritis.
2) Lingkungan tempat kebijakan dioperasikan akan mempengaruhi
keberhasilan implementasi suatu kebijakan, dimana yang dimaksud
lingkungan dalam hal ini mencakup lingkungan sosial, politik,
ekonomi, dan fisik atau geografis. Suatu kebijakan yang berhasil pada
suatu daerah, bisa saja gagal diimplementasikan pada daerah lain
yang berbeda.
3) Kemampuan implementor kebijakan. Tingkat kompetensi
impelementor mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu
kebijakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar