Sabtu, 14 Maret 2020

Pengertian Kontrol Diri (skripsi dan tesis)

Prima Naomi (2008 : 182) mendefinisikan kontrol diri merupakan pola respon yang baru dimulai untuk menggantikan sesuatu dengan yang lain, misalnya respon yang berkaitan dengan mengalihkan perhatian dari sesuatu yang diinginkan, mengubah emosi menahan dorongan tertentu dan memperbaiki kinerja. Dapat dikatakan sebagian besar seseorang mengiginkan dapat mengelola self control untuk di implementasikan dalam pengambilan keputusan yang baik dan terencana untuk jangka panjang kedepan. Pembelian Impulsif atau pembelian tidak terencana adalah pembelian yang terjadi secara spontan karena munculnya dorongan yang kuat untuk membeli dengan segera (Assael, 1998 ; Hanna dan Wozniak, 2001; London dan Bitta, 1993; Mowen dan Minor, 2002; Rook dalam Enggel dkk, 1995; Solomon 2002 pada Fika Ariani 2008). 
Secara umum ada empat tipe pembelian impulsif di masyarakat (Assael, 1998; Enggel dkk, 1995; London dan Bitta, 1993 pada Fika Ariani 2008) yaitu pertama dorongan murni (pure Impulse) berupa dorongan untuk membeli produk yang baru atau menghentikan pola pembelian normal, kedua dorongan atas saran anjuran (suggestion impulse) yang didasarkan stimulus pada toko dan ditunjang pada pembelian saran, baik dari sales promotion, pramuniaga atau teman, ketiga dorongan karena ingatan (reminder impulse) yang  muncul saat melihat barang dan produk pada rak’ display atau teringat iklan dan informasi lainnya tentang suatu produk, keempat dorongan yang direncanakan (planed impulse) berupa intensi membeli berdasarkan harga khusus, kupon dan lain sebagainya tanpa merencanakan produk yang akan dibelinya. Pada pembelian Impulsif, konsumen memilki perasaan yang kuat dan positif terhadap suatu produk yang harus dibeli hingga ahirnya konsumen memutuskan untuk membelinya (Mowen dan Minor, 2002). Proses afektif yang muncul pada konsumen langsung menuju pada perilaku membeli, tanpa konsumen memikirkannya dahulu bahkan memperhitungkan konsekuensi yang diperolehnya. Kontrol diri perlu dimiliki oleh seseorang ketika menghadapi situasi pembelian yang bersifat impulsif maupun kompulsif. Perilaku ini merupakan sesuatu yang tidak teratur dan diakibatkan oleh dorongan yang tidak direncanakan dan spontan. Perilaku ini dianggap sebagai pembelian yang tidak disertai dengan pertimbangan yang matang, sesuai dengan tujuan jangka panjang, dan rasionalitas. Pembelian impulsif akan sulit ditahan bila berkaitan dengan sesuatu yang menarik dan menggugah perhatian seseorang. Individu akan mau mengorbankan segala cara untuk mendapatkan sesegera mungkin. Pembelian impulsif sebenarnya bisa ditahan bila seseorang mempunyai kapasitas untuk menahannya

Tidak ada komentar: