Selasa, 24 Maret 2020

Pembelajaran dengan Pendekatan CTL (skripsi dan tesis)


Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual haruslah ditandai dengan (1) proses mengobservasi sesuatu, (2) membuat pertanyaan, menghubungkan sesuatu yang ditanyakan dan ingin dipahami dengan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya, (3) menempuh kegiatan untuk mendapatkan jawaban pertanyaan melalui pembahasan dengan orang lain, (4) membahas hasil pemahaman melalui pembahasan dengan orang lain, (5) memikirkan kegiatan yang telah dilakukan dan pemahaman yang diperoleh dengan menanggapi dan membuat kesimpulan (Budiyanto, 2003:23)
Kreativitas guru dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa sangat dibutuhkan untuk meraih keberhasilan dalam proses pembelajaran kontekstual. Muslich (2008:43) menjabarkan tentang karakteristik pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai berikut.
  1. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian ketrampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilakukan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting)
  2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas  yang  bermakna  (meaningful learning)
  3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing)
  4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman (learning in group)
  5. Pembelajaran memberikan  kesempatan  untuk  enciptakan kerjasama, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lainnya secara mendalam (learning to know each other)
  6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerjasama (learning to ask, to inquiry, to work together)
  7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity)
Beberapa strategi pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual antara lain sebagai berikut (Muslich,2008:43) :
  1. Pembelajaran berbasis masalah
Siswa terlebih dahulu mengobservasi suatu fenomena sebelum memulai proses pembelajaran. Selanjutnya siswa mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul. Kemudian guru merangsang siswa  untuk berfikir  kritis    dalam memecahkan masalah yang ada, serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka.
  1. Memanfaatkan  lingkungan     siswa     untuk memperoleh pengalaman mengajar
Guru   memberikan   penugasan   yang   dapat   dilakukan   di berbagai   konteks   lingkungan   siswa   antara   lain   sekolah, keluarga, dan masyarakat. Penugasan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa belajar di luar kelas, dengan   harapan   siswa   dapat   memperoleh   pengalaman langsung tentang apa yang dipelajarinya.
  1. Memberikan aktifitas kelompok
Aktivitas  belajar  secara  kelompok  dapat  memperluas perspektif serta mengembangkan kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain.
  1. Membuat aktivitas belajar mandiri
Peserta  didik  mampu  mencari,  menganalisis,  dan menggunakan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. Agar dapat melakukannya, siswa harus lebih memperhatikan bagaimana mereka memproses informasi, menerapkan strategi pemecahan masalah, dan menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh.
  1. Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan masyarakat Sekolah dapat melakukan kerja sama dengan orang tua siswa yang memiliki  keahlian  khusus  untuk  menjadi  guru  tamu, dengan   harapan   memberikan   pengalaman   belajar   secara langsung sehingga siswa dapat termotifasi untuk bertany
  2. Menerapkan penilaian aut
Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk  menunjukkan  apa  yang  telah mereka  pelajari  selama proses  belajar  mengajar.  Penilaiannya  dapat  berupa portofolio, tugas kelompok, demonstrasi dan laporan tertulis

Tidak ada komentar: