Suharyono & Amien (1994:
27-34) mengemukakan 10 konsep geografi yaitu :
I.
Konsep
lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang
sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan
geografi. Secara pokok lokasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lokasi
absolut dan relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak yang tetap terhadap
sistem grid atau koordinat. Penentuan lokasi absolut di muka bumi memakai
sistem koordinat garis lintang dan garis bujur. Sedangkan lokasi relatif adalah
lokasi suatu objek yang nilainya ditentukan berdasarkan objek atau objek lain
diluarnya. Kosep lokasi dalam penelitian ini adalah letak obyek wisata Danau
Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende.
II.
Konsep
jarak
Jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi, karena
nilai suatu objek dapat ditentukan oleh jaraknya terhadap suatu objek lain.
Jarak merupakan suatu pembatas yang bersifat alami. Seperti halnya lokasi,
jarak juga dibagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak
absolut adalah jarak dua tempat yang diukur berdasarkan garis lurus di udara
dengan memperhatikan skala peta. Jarak relatif disebut juga dengan jarak
tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan maupun
satuan biaya angkut yang diperlukan. Disebut relatif karena tidak tetap.
Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi jarak tempuh maupun biaya angkutan antara
dua tempat. Dalam obyek wisata Danau Kelimutu faktor ini berkaitan dengan jarak
obyek wisata yang dijangkau.
III.
Konsep
keterjangkauan
Konsep keterjangkauan selain dikaitkan dengan konsep
jarak juga dikaitkan dengan kondisi medan. Yakni ada tidaknya sarana angkutan
dan akomodasi yang dipakai. Keterjangkauan yang rendah akan berpengaruh
terhadap sulitnya pencapaian kemajuan dan mengembangkan pariwisata. Kemajuan
suatu wilayah sekitar objek wisata Danau Kelimutu ditentukan oleh
keterjangkauan lokasi tersebut pengunjung atau wisatawan.
IV.
Konsep
pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau
persebaran fenomena dalam ruang muka bumi baik fenomena yang bersifat alami (aliran
sungai, persebaran, vegetasi, jenis tanah, curah hujan) atau fenomena sosial
budaya yaitu permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian,
tempat tinggal, dan sebagainya.
V.
Konsep
morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan antara daratan muka
bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologis) yang
lainnya disertai erosi dan sedimentasi sehingga ada yang berbentuk pulau-pulau
daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah
dan dataran aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang berkaitan
dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air
serta jenis vegetasi yang dominan.
VI.
Konsep
aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang
bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan menguntungkan
baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang
menguntungkan. Pola aglomerasi penduduk dibedakan menjadi tiga yaitu pola
mengelompok, pola tersebar secara acak atau tidak teratur, dan pola tersebar
teratur.
VII.
Konsep
nilai kegunaan
Konsep nilai kegunaan atau fenomena-fenomena atau
sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif tidak sama bagi semua orang atau
golongan penduduk tertentu. Adanya obyek wisata Danau Kelimutu mempunyai nilai
kegunaan yang cukup besar bagi penduduk setempat dan penduduk lain yang ikut
berperan sebagai pengunjung atau konsumen.
VIII.
Konsep
interaksi (interdependensi)
Interaksi atau interdepedensi merupakan peristiwa
saling mempengaruhi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Hal ini
terjadi karena setiap tempat mampu mengembangkan potensi sumber-sumber serta
kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain. Oleh
karena itu terjadi interaksi atau interdepedensi antara tempat satu dengan
tempat yang lain.
IX.
Konsep
differensi area
Differensi area merupakan perwujudan unsur-unsur atau
fenomena lingkungan baik yang besifat alami atau kehidupan. Integrasi setiap
fenomena menjadikan satu tempat atau wilayah mempunyai corak tersendiri sebagai
suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.
X.
Konsep
keterkaitan keruangan
Konsep ini menunjukkan derajat keterkaitan persebaran
suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang
menyangkut fenomena alam, tumbuhan, maupun kehidupan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar