Jumat, 14 Februari 2020

Pengertian Perilaku (skripsi dan tesis)

 
Altruisme Istilah altruisme (altruism) digunakan pertama kali pada abad ke-19 oleh filsuf Auguste Comte. Altruisme berasal dari kata Yunani “alteri” yang berarti orang lain. Penggunaan istilah “alteri” oleh Comte pada dasarnya untuk menjelaskan bahwa setiap orang yang hidup di muka bumi ini memiliki sebuah tanggung jawab moral untuk melayani umat manusia sepenuhnya, sehingga setiap orang harus memiliki sikap dan perilaku yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Altruisme adalah sebuah bentuk yang spesifik dari perilaku yang menguntungkan orang lain tapi tidak ada ekspektasi akan memperoleh keuntungan pribadi (Crisp dan Turner, 2007). Contoh dari altruisme adalah menyelamatkan seseorang dari tertabrak kereta api secara spontan. Usaha menolong ini memng menguntungkan bagi orang lain, namun tidak dapat dipungkiri menyisakan kemungkinan adanya resiko bagi penolong. Batson (1943) menyatakan bahwa altruisme adalah keadaan termotivasi yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan orang lain. Perilaku atau tindakan altruisme merupakan bentuk perilaku sosial yang ditujukan untuk kebaikan orang lain. 
Pernyataan ini seperti diungkap oleh Walstern dan Piliavin (Huffman dkk, 1997) perilaku altruisme adalah perilaku menolong (perilaku altruisme) yang timbul bukan karena adanya tekanan atau kewajiban, melainkan tindakan tersebut bersifat suka rela dan tidak berdasarkan norma–norma tertentu, tindakan tersebut juga dapat merugikan penolong, karena meminta pengorbanan waktu, usaha, uang dan tidak ada imbalan atau pun reward dari semua tindakan tersebut. Menurut Cohen (Sampson, 1976) perilaku altruisme diawali adanya suatu keinginan untuk memberikan memberikan pertolongan tanpa mengharapkan imbalan. Lebih lanjut Bartal, dkk (dalam Desmita, 2010) mendefinisikan altruisme sebagai tahap dimana individu melakukan tindakan menolong secara sukarela. Perilaku altruisme yang motifnya untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan sedih atau tekanan personal, maka akan menimbulkan perilaku altruisme yang bersifat egoistik. Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku altruisme adalah perilaku menolong yang sengaja ditujukan untuk menguntungkan orang lain yang dilakukan secara suka rela tanpa adanya imbalan yang dapat menyebabkan kerugian waktu, usaha, uang pada si penolong dari semua tindakan tersebut.

Tidak ada komentar: