Hasil penelitian Keenan (2002) menunjukkan bahwa manajer level
atas lebih memiliki persepsi yang positif mengenai whistleblowing dan
lebih mungkin melakukan whistleblowing dalam berbagai jenis
pelanggaran dibandingkan dengan manajer level pertama dan manajer
level menengah karena manajer level atas berada pada posisi puncak organisasi, memiliki diskresi dan kekuasaan yang lebih besar, dan
mendapat sedikit tekanan, sehingga merasa lebih bebas melakukan
whistleblowing.
Perbedaan status manajerial dalam organisasi diharapkan akan
mempengaruhi persepsi individu terhadap pelanggaran. Pegawai yang
memegang posisi manajerial yang lebih tinggi diharapkan akan lebih
bertanggungjawab untuk melaporkan dugaan pelanggaran karena mereka
dapat menghentikan potensi terjadinya pelanggaran dengan kekuasaan
yang dimiliki. Dengan demikian, status manajerial dalam organisasi
diharapkan akan mempengaruhi niat individu terhadap niat melakukan
whistleblowing internal (Septianti, 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar