Jumat, 21 Februari 2020

Hubungan Peran Keluarga dengan Kesehatan Reproduksi (skripsid an tesis)

Keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi anaknya. Keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan struktur kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaan dan perilaku dengan demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling nyata, tepat dan amat besar (Putri dalam Andriani, dkk., 2016). Pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat (Kemenkes RI, 2018). Hasil penelitian Andriani, dkk. (2016) diketahui bahwa peran kelurga berhubungan secara signifikan dengan perilaku seksual remaja (p value= 0,004). Dimana semakin negatif peran keluarga maka semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan perilaku seksual yang berisiko. Perilaku seksual yang berisiko tersebut dapat memperburuk kesehatan reproduksi remaja. Orang tua diharapkan  memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang seksual, menyediakan waktu yang cukup, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sehingga remaja akan lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. 
Menurut Uyun (2013) orang tua diharapkan mampu mendidik anak dengan 5 fungsi, diantaranya fungsi yang pertama yaitu fungsi religius dengan mendidik dan mengajak anak pada kehidupan yang beragama. Kedua, fungsi edukatif dengan mengajar dan memberi informasi tentang kesehatan reproduksi pada anak. Ketiga, fungsi protektif dengan melarang atau menghindarkan anak dari perbuatanperbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu, menganjurkan untuk melakukan perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberi contoh yang tauladan. Fungsi keempat yaitu fungsi sosialis dengan mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehingga diperlukan fungsi sosialisasi dari orangtua sebagai penghubung dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Kelima, fungsi ekonomi dengan memberi nafkah dan menyediakan barang yang dibutuhkan anak untuk kebersihan diri guna mendukung kesehatan reproduksi (Uyun, 2013). Hasil penelitian Nurmasnyah Nurmasnyah, dkk. (2013) diketahui bahwa peran orang tua sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi lebih rendah dibandingkan teman sebaya. Responden lebih suka membicarakan atau menanyakan tentang kesehatan reproduksi kepada temannya dibandingkan orang tuanya. Hal tersebut menunjukkan kurangnya peran keluarga dalam kesehatan reproduksi. 

Tidak ada komentar: