Jumat, 21 Februari 2020

Hubungan Pengetahuan dengan Kesehatan Reproduksi (skripsi dan tesis)

Pengetahuan diawali dari rasa ingin tahu yang ada dalam diri manusia. Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu ditujukan untuk menemukan kebenaran (Hendra, 2008). Pengetahuan dasar tentang kesehatan reprosuksi pada remaja menurut Kemenkes RI salah satunya yaitu pengenalan dan mengetahui tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi. Pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya sehingga sangat penting untuk melihat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (Kemenkes RI, 2018). Remaja yang mempunyai pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi dapat berhati-hati dalam melangkah. Remaja akan dapat memberikan penilaian mengenai patut tidaknya melakukan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya sebelum menikah. Penilaian yang dibuat remaja tersebut dilakukan secara sadar bukan keterpaksaan (Imron, 2012). Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh remaja. Hal ini dikarenakan dengan memiliki informasi dan pengetahuan yang benar maka remaja akan banyak mengambil manfaat. Dampak positif dari pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi yaitu dapat mencegah perilaku seks pranikah serta dampaknya termasuk kehamilan tidak di inginkan, HIV/AIDS, dan IMS dapat dicegah (Oie, 2014). Pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dapat berpengaruh dengan ada atau tidaknya masalah kesehatan reproduksi terutama pada remaja. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fitri dan Masyudi (2017) pada remaja putri di SMA Negeri 2 Takengon didapatkan hasil p value= 0,05. Artinya, terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kesehatan reproduksi pada remaja putri. 
Hasil penelitian Winerungan, dkk. (2013) pada remaja di SMP negeri 8 Manado didapatkan hasil bahwa pengetahuan berpengaruh dengan kejadian iritasi vagina yang merupakan masalah kesehatan reproduksi dengan p value= 0,000. 24 Artinya, semakin kurang tingkat pengetahuan yang dimiliki remaja maka semakin tinggi kejadian iritasi vagina yang merupakan masalah kesehatan reproduksi. Hasil penelitian Sugiarto (2012) juga menunjukkan bahwa pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi (kurangnya perilaku pencegaha keputihan). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku pencegaha keputihan (p value= 0,008

Tidak ada komentar: