Jumat, 14 Februari 2020

Dimensi-dimensi Religiusitas (skripsi dan tesis)

 Menurut Glock & Stark (dalam Ancok & Suroso, 2011) dimensi-dimensi religiusitas terdiri dari lima macam, yaitu:   a. Dimensi Keyakinan (Religious Belief/ The Ideological Dimensions) Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran ajaran-ajaran tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama. b. Dimensi Ritualistik (Religious Practice/ The Ritualistic Dimensions) Dimensi ritualistik mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan halhal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting yaitu ritual dan ketaatan. c. Dimensi Pengalaman atau Eksperiensial (Religious e. Feeling/ The Experiential Dimensions) Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatas supernatural). Seperti yang telah dikemukakan bahwa dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsipersepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh  suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi walaupun kecil dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transendental. d. Dimensi Pengetahuan (Religious Knowledge/ The Intellectual Dimensions) Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, tata cara dalam upacara keagamaan, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan saling berkaitan satu sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benarbenar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. e. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi (Religious Effect/ The Consequential Dimensions) Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya hanya sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.
 Menurut Ancok dan Suroso (2011) dengan mengacu pada dimensi religiusitas dari Glock dan Stark, religiusitas Islam meliputi lima dimensi, yaitu: a. Dimensi keyakinan atau akidah Islam Dimensi ini menunjukkan seberapa jauh tingkat keyakinan seorang muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Di dalam isi dimensi akidah menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi atau Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar. b. Dimensi peribadatan atau syari’ah (ibadah) Dimensi ini menunjukkan sejauh mana seorang muslim dalam menjalankan kewajibannya untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana yang dianjurkan oleh agamanya. Di dalam dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, membaca AlQur’an, berdoa, zikir, haji, ibadah kurban, iktikaf, dan sebagainya. c. Dimensi pengamalan (akhlak) Dimensi ini menunjuk seberapa tingkatan seorang muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Di dalam dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, tidak mencuri, mematuhi norma-norma agama dalam berperilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses dalam beragama, dan sebagainya.  d. Dimensi penghayatan atau pengalaman (ihsan) Dimensi ini menunjukkan seberapa jauh tingkat seorang muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalamanpengalaman religius. Di dalam keberislaman dimensi ini terwujud dalam perasaan dekat atau akrab dengan Allah, perasaan cinta pada Allah, perasaan doa-doa yang sering terkabul, perasaan tenteram bahagia, perasaan tawakkal, perasaan khusuk ketika beribadah, dan sebagainya. e. Dimensi pengetahuan atau ilmu Dimensi ini menunjukkan seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman seorang muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran-ajaran pokok dari agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Di dalam dimensi ini meliputi pengetahuan tentang isi AlQur’an, pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan rukum iman), hukum dalam Islam, sejarah tentang Islam, dan sebagainya.

Tidak ada komentar: