Kamis, 30 Januari 2020

Technology Acceptance Model (TAM) (skripsi dan tesis)

Sistem teknologi dan komunikasi secara teknis telah berkembang dengan pesat. Secara kualitas teknologi informasi juga sudah meningkat dengan drastis kehadirannya telah banyak memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan organisasi. Namun masih terdapat banyak teknologi informasi yang gagal dalam penerapannya. Kegagalan penerapan sistem teknologi informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal (Davis 1989). Penelitian-penelitian menunjukan bahwa penyebab kegagalan penerapan suatu sistem informasi adalah lebih pada aspek keperilakuannya (behavioral). Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem teknologi informasi ada di tangan 18 manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi tersebut tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya (Hartono 2007). Untuk supaya sistem teknologi informasi berhasil diterapkan, maka perilaku menolak dari pemakai perlu dirubah atau mempersiapakn sistem terlebih dahulu supaya pemakainya mau berperilaku menerima. Merubah perilaku tidak dapat dilakukan secara langsung ke perilakunya, tetapi harus dilakukan lewat anteseden-anteseden atau penyebab-penyebab perilaku tersebut. Salah satu teori untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM). Davis et. al (1989) mengembangkan model penerimaan Technology Acceptance Model (TAM) berdasarkan model Theory of Reasoned Action (TRA) dengan menambahkan dua konstruk utama ke dalam model Theory of Reasoned Action (TRA) dua konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) dua konstruk ini menjadi penentu utama dari penerimaan pemakai (user acceptance) atau dari berhasil atau tidaknya suatu proyek sistem informasi. 

Tidak ada komentar: