Konsep mengenai pemberdayaan psikologis telah diperkenalkan oleh beberapa
peneliti, diantaranya Conger dan Kanungo (1988) dalam Ugwu, et a.l (2014) yang
mendefinisikan pemberdayaan psikologis sebagai konsep motivasional tentang
pemenuhan diri, yang secara lebih spesifik dapat dinyatakan sebagai
meningkatnya motivasi tugas intrinsik yang terwujud dalam serangkaian kognisi
yang mencerminkan orientasi individu pada peran kerjanya. Lebih lanjut,
menurut Conger dan Kanungo (1988) dan Thomas dan Velthouse (1990) dalam
Singh, et al. (2013) pemberdayaan psikologis merupakan konsep peningkatan
motivasi individu di tempat kerja melalui pendelegasian wewenang ke tingkat
terendah dalam sebuah organisasi, sehingga keputusan yang kompeten dapat
dibuat. Peningkatan motivasi individu yang bermuara pada keputusan yang
kompeten tentu menjadikan pemberdayaan psikologis sebagai variabel yang
penting bagi organisasi.
Sejalan dengan Conger dan Kanungo (1988), Spreitzer (1995), dan Spreitzer, et
al. (1997) dalam Singh, et al. (2013) mendefinisikan pemberdayaan psikologis
sebagai pola pikir global yang mencakup empat kognisi (makna pekerjaan,
15
kompetensi, determinasi diri, dan pengaruh) yang mencerminkan orientasi
proaktif yang berkenaan dengan individu dalam organisasi.
Keyakinan akan kemampuan individu dalam melaksanakan peran kerjanya sangat
dibutuhkan dalam kegiatan organisasi. Menurut Meyerson dan Kline (2008)
pemberdayaan psikologis adalah keyakinan seorang individu akan
kemampuannya untuk melakukan kegiatan kerja terkait dengan ketrampilan dan
kompetensi. Lebih jauh, Meyerson dan Kline (2008) menjelaskan bahwa
pemberdayaan psikologis berkaitan dengan bagaimana orang-orang yang
kompeten atau mampu merasa diberdayakan di lingkungan kerjanya. Mereka yang
merasa lebih kompeten tentang kemampuannya dan berhasil diberdayakan atau
memiliki tingkat pemberdayaan psikologis lebih tinggi seharusnya akan :
1. Merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. 2. Akan lebih berkomitmen secara afektif terhadap organisasi. 3. Memiliki niat yang lebih rendah untuk keluar dari organisasi. 4. Menunjukkan kinerja yang lebih positif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar