Kepemimpinan melayani menurut Patterson (2003) adalah
kepemimpinan yang fokus pada pengikut, melayani sepenuh
hati, dan peduli terhadap kondisi di sekitarnya. Jadi
kepemimpinan melayani merupakan sikap pemimpin yang
melayani, menyayangi serta lebih mementingkan kepentingan
bawahannya daripada kepentingan dirinya guna menciptakan
organisasi yang lebih peduli dan lebih baik.
Seorang servant leader akan selalu berusaha memenuhi
kebutuhan anggotanya. Apabila kebutuhan anggota sudah
terpenuhi maka anggota tersebut akan merasa memiliki
kewajiban untuk ikut andil memajukan organisasi. Maka ia
akan mengerahkan seluruh pikiran dan tenaganya guna
meningkatkan kinerja supaya dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Bagi guru, peningkatan kinerja salah satunya dapat
diperoleh melalui perilaku berbagi pengetahuan. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk membentuk kebiasaan berbagi
pengetahuan adalah dengan membangun rasa saling percaya
terhadap rekan kerja, pimpinan, dan organisasi.
Menurut Anna
(2009) dengan adanya rasa percaya maka karyawan akan dengan sukarela membagi ilmu mereka. Dalam menumbuhkan
rasa saling percaya, pemimpin berperan sebagai fasilitator dan
moderator antara satu karyawan dengan karyawan yang lain.
Seorang servant leader mempunyai rasa kepedulian yang tinggi
terhadap karyawan, maka ia pasti mengetahui kemampuan
masing-masing karyawan dengan sangat baik. Setelah
mengetahui kapasitas karyawannya, pemimpin dapat
menghubungkan karyawan dengan mudah. Selain itu pemimpin
juga harus mampu mendorong, memberi semangat,
mengajarkan, dan memberi contoh kepada karyawan tentang
bagaimana penerapan berbagi pengetahuan. Apabila budaya
berbagi pengetahuan sudah diterapkan oleh pemimpin, maka
karyawan akan melakukannya dengan lebih mudah dan
sukarela.
Penelitian yang dilakukan oleh Tatilu, dkk (2014) pada 32
karyawan membuktikan bahwa kepemimpinan melayani
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada PT. Sinar
Galesong Pratama Cabang Malalayang. Heristi dan Handoyo
(2011) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
kepemimpinan melayani dengan kinerja dosen PHKI pada
Institut Teknologi Sepuluh November. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Aji dan Palupiningdyah (2016) dengan hasil
bahwa kepemimpinan melayani terbukti berpengaruh secara
37
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Wahyuni, dkk
(2014) pada 511 guru di Sekolah Menengan Atas (SMA)
swasta di Surabaya memperoleh hasil bahwa kepemimpinan
melayani berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar