Meyer dan Allen (dalam Luthans, 2006) mendefinisikan
ada tiga dimensi komitmen organisasi yaitu:
1. Komitmen afektif (affective comitment): keterikatan
emosional karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi.
Karyawan dengan komponen afektif yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena
adanya kesamaan visi dan misi dengan organisasi tersebut.
2. Komitmen berkelanjutan (continuence commitment):
Karyawan dengan komponen continuance tinggi tetap
bergabung dengan organisasi karena adanya pertimbangan
tentang kerugian apabila ia meninggalkan organisasi tersebut,
baik dari segi finansial, jabatan, reputasi, dll.
3. Komitmen normatif (normative commiment): Karyawan yang
memiliki komitmen normatif tinggi tetap memilih menjadi
anggota organisasi karena mereka merasa bahwa itu memang
sesuatu yang wajib dilakukan, sesuatu yang baik dan benar.
Setiap karyawan memiliki pola perilaku yang berbeda
terhadap perusahaan, tergantung pada komitmen organisasi yang
dimilikinya. Karyawan dengan komitmen afektif berbeda
perilakunya dengan karyawan yang memiliki komitmen
continuance.
Karyawan yang dengan sukarela memiih untuk tetap
menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk melakukan usaha
sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi. Sebaliknya
karyawan yang terpaksa menjadi anggota organisasi dan tidak
tulus akan menghindari kerugian yang berdampak pada dirinya,
sehingga yang terjadi adalah melakukan usaha yang tidak
maksimal dan tidak sepenuh hati. Komponen normatif
berkembang dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki karyawan. Hal tersebut akan memunculkan perasaan wajib dari
karyawan untuk memberikan balasan atau timbal balik atas apa
yang telah diterimanya dari organisasi tersebut.
Menurut Sopiah (2008), seorang karyawan dapat memiliki
komitmen terhadap organisasinya dan atau hanya pada kelompok
kerjanya. Seseorang bisa saja mempunyai komitmen afektif hanya
pada kelompok kerjanya, tetapi mempunyai komitmen normatif
pada organisasinya. Bisa juga terjadi sebaliknya. Banyak
kemungkinan yang bisa terjadi karena komitmen yang muncul
dari individu berbeda-beda. Komitmen karyawan dalam
organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang
cukup panjang dan bertahap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar