Meningkatkan produktivitas pekerja manual adalah hal terpenting
yang dilakukan manajemen di abad ke 20. Kontribusi penting manajemen
yang baru harus dibuat di abad ke-21 dengan cara yang sama
meningkatkan produktivitas pekerjaan pengetahuan (knowledge work) dan
pekerja berpengetahuan (knowledge workers).
)
Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang
dikembangkan oleh Pulic (2001), dirancang untuk menyajikan informasi
tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan
aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Pulic
(2001) dalam Nik Maheran et al. (2009), menyatakan VAICTM membuat
perusahaan dapat mengukur value creation efficiency. VAICTM
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added (VA). Value Added adalah indikator paling
objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation) (Pulic, 1998 dalam Nik
menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk menghitung koefisien
efisiensi dalam tiga jenis modal, yaitu human capital, structure capital,
dan capital employed. Maheran et al, 2009). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input
(Pulic, 2001).
Metode VAIC mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan yaitu
modal manusia, modal structural, serta modal fisik dan financial yang
terdiri dari:
1) Human Capital Efficiency (HCE) adalah indikator efisiensi nilai
tambah modal manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added (VA)
terhadap Human Capital (HC). Hubungan ini mengindikasikan
kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah perusahaan.
HCE dapat juga diartikan sebagai kemampuan perusahaan
menghasilkan nilai tambah setiap rupiah yang dikeluarkan pada modal
manusia. HCE menunjukkan berapa banyak Value Added (VA) dapat
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja (Ulum,
2008).
2) Structural Capital Efficiency (SCE) adalah indikator efisiensi nilai
tambah modal struktural. SCE merupakan rasio dari SC terhadap VA.
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan
1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC
dalam penciptaan nilai (Tan et al., 2009)
3) Capital Employed Efficiency (CEE) adalah indikator efisiensi nilai
tambah modal yang digunakan. CEE merupakan rasio dari VA
terhadap CE. CEE menggambarkan berapa banyak nilai tambah
perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan. CEE yaitu kalkulasi dari kemampuan mengelola modal perusahaan (Imaningati,
2007 dalam Ulum, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar