Enam elemen struktur organisasi yang menunjang keberhasilan organisasi
menurut Stephen Robbins dan Judge (2007: 478) dalam Donni Juni Priansa (2013:
65) terdiri dari:
1. Spesialisasi pekerjaan
2. Rantai Komando
3. Rentang Kendali
4. Sentralisasi dan Desentralisasi
5. Formalisasi
6. Departementalisasi
Menurut uraian di atas, struktur organisasi dipengaruhi oleh 6 (enam) elemen
yang masing-masing elemen memiliki indikator sehingga dapat dikatakan struktur
organisasi telah memiliki spesialisasi pekerjaan, rantai komando, rentang kendali,
sentralisasi dan desentralisasi, formalisasi, dan departementalisasi yang baik . Penulis
menyimpulkan setiap elemen sebagai berikut:
1. Spesialisasi Kerja
Spesialisasi pekerjaan atau pembagian pekerjaan berkenaan dengan sejauh
mana tugas organisasi diemban oleh pegawai. Hakikat spesialisasi pekerjaan
maksudnya daripada pekerjaan dilakukan oleh satu orang namun mengenai
banyak hal, lebih baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi sejumlah pekerjaan
yang spesifik, dimana pekerjaan spesifik tersebut diemban oleh seorang atau
beberapa orang pegawai. Manajer dapat melakukan efisiensi melalui
spesialisasi pekerjaan. Dengan spesialisasi pekerjaan, keterampilan pegawai
akan meningkat, sebab pegawai melaksanakan pekerjaannya dengan berulang.
Dari sisi biaya pelatihan, maka pelatihan untuk spesialisasi pekerjaan jauh
lebih efektif dan efisien.
2. Rantai Komando
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari rangkaian wewenang yang
ada dalam organisasi. Dalam konsep rantai komando, terdapat dua hal penting
yaitu wewenang dan kesatuan komando.
a. Wewenang ,
wewenang mengacu pada kemampuan untuk memberi
perintah dan mengharapkan perintah tersebut dipatuhi oleh pegawai.
Untuk mempermudah koordinasi, dan tiap manajer memiliki derajat
wewenang.
b. Kesatuan komando,
asas kesatuan komando membantu mengamankan
konsep garis wewenang yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan
bahwa seorang pegawai seharusnya mempunyai satu pemimpin dan hanya
kepada satu pemimpin dia bertanggung jawab langsung. Jika kesatuan
komando ini putus, maka seorang pegawai akan menghadapi
pemimpinnya secara langsung.
3. Rentang Kendali
Rentang kendali merujuk pada jumlah orang yang ada dalam organisasi
dimana ia bekerja dan berdampak pada efektivitas kerja. Berapa banyak
bawahan dapat diarahkan secara efektif dan efisien oleh seorang manajer?
Pertanyaan rentang kendali ini penting, karena sangat menentukan banyaknya
tingkatan manajer yang harus dimiliki organisasi. Bila disejajarkan, makin
luas atau besar rentang organisasi digunakan,maka semakin efisien organisasi
itu.
4. Sentralisasi dan Desentralisasi
Berikut ini diuraikan tentang sentralisasi dan desentralisasi.
a. Sentralisasi, istilah sentralisasi mengacu pada pengambilan keputusan
yang terpusat pada suatu titik tertentu dalam organisasi. Konsep tersebut
hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak yang terkait dengan
posisi pekerjaan. Lazimnya dikatakan bahwa jika manajemen puncak
mengambil keputusan organisasi tanpa melibatkan pegawai dibawahnya,
maka organisasi tersebut menganut sistem sentralisasi.
b. Desentralisasi, organisasi yang terdesentralisasi, lebih cepat untuk
memecahkan masalah, karena lebih banyak pegawai yang memberikan
masukan bagi keputusan organisasi. Sering dengan tuntutan perubahan,
maka akhir-akhir ini manajemen membuat organisasi menjadi lebih
fleksibel dan tanggap, dan cenderung ke arah desentralisasi dalam
pengambilan keputusan. Dalam organisasi besar, manajer lini pertama
(first line manager) mempunyai pengetahuan yang lebih rinci mengenai
masalah-masalah dari pada manajer puncak (top management).
5. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada pekerjaan di dalam organisasi itu dilakukan
bagaimana seharusnya. Selain itu juga dinyatakan bahwa formalisasi adalah
derajat dimana organisasi menstandarkan perilaku melalui aturan, prosedur,
pelatihan, dan mekanisme lain yang terkait. Jika suatu pekerjaan sangat
diformalkan, maka pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan
yang minium mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan,
dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Para pegawai melaksanakan pekerjaan yang sama dengan cara yang sama persis dan menghasilkan output
yang sama. Formalisasi dapat meningkatkan efesiensi dan pemenuhan, tetapi
dapat juga menimbulkan masalah.
6. Departementalisasi
Departementalisasi, rentang kendali, sentralisasi, dan formalisasi adalah
elemen penting dalam struktur organisasi namun hampir semua orang berpikir
tentang bagan organisasi apabila berdiskusi tentang struktur organisasi. Bagan
organisasi tersebut disebut dengan departementalisasi. Suatu
Departementalisasi merupakan dasar yang dipakai dalam mengelompokkan
pekerjaan, yaitu menspesifikasi bagaimana suatu pekerja dan aktivitasnya
dikelompokan. Departementalisasi merupakan strategi dasar untuk aktivitas
koordinasi dalam organisasi karena departementalisasi mempengaruhi
perilaku dengan cara:
a. Departementalisasi memunculkan rantai komando, yaitu sistem supervisi;
b. Departementalisasi memfokuskan orang-orang pada model mental atau
cara berfikir yang umum, seperti melayani klien, pengembangan produk,
atau mendukung keterampilan khusus;
c. Depertementalisasi menciptakan koordinasi melalui komunikasi informal
diantara subunit dan pegawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar