Rabu, 20 November 2019

Tahap Analisis Data Kualitatif (skripsi dan tesis)

Analisis data penelitian kualitatif seharusnya dimulai pada awal penelitian. Ketika seseorang melakukan penelitian, maka di saat itu pula ia (peneliti) akan berhadapan dengan data-data baik data-data dari teks atau dokumen, melalui catatancatatan observasi ataupun melalui wawancara. Pada saat yang sama, peneliti akan membaca data-data tersebut (mungkin berkali-kali) yang selanjutnya akan memberikan makna terhadap data yang dibaca tersebut. Analisis data di awal penelitian akan memudahkan peneliti dalam menerapkan strategi yang akan digunakan dalam mengumpulkan datadata atau informasi baru selanjutnya. Mengingat peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan informan lain, maka analisis data yang dilakukan lebih awal akan menjadi panduan peneliti dalam menggali informasi dari informan. Setelah mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi, maka hal yang pertama dihadapi oleh seorang peneliti adalah berhadapan dengan data-data penelitian. Data-data tersebut membutuhkan pengorganisasian yang kemudian disebut sebagai analisis data. 
Altinay dan Paraskevas (2008: 167) mengemukakan “qualitative data analysis is the conceptual  interpretation of the dataset as a whole, using specific analytic strategies to convert the raw data into a logical description and explanation of the phenomenon under study”. Analisis data kualitatif adalah intepretasi konsep dari keseluruhan data yang ada dengan menggunakan strategi analitik yang bertujuan untuk mengubah atau menerjemahkan data mentah ke dalam bentuk uraian atau deskripsi dan eksplanasi dari fenomena yang sedang diteliti dan dipelajari. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan proses yang berkelanjutan yang dilakukan oleh peneliti dengan fokus pada data-data yang telah dikumpulkan (Bryman, 2012; Dey, 1993; Ritchie, Spencer dan O‟Connor, 2003; Sarantakos, 1993). Proses yang berlangsung secara terus menerus ini menuntut peneliti mengorganisasikan data-data yang telah diperoleh sehingga data-data tersebut menjadi jelas, dapat dipahami dan memberikan makna. Dalam implementasinya, analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap atau proses yakni reduksi data (data reduction), pengorganisasian (organisation), dan interpretasi data (interpretation) (Fielding dan Fielding, 2008; Sarantakos, 1993). Reduksi data diartikan sebagai suatu proses mengidentifikasi data mentah (raw data) yang telah diperoleh dengan melakukan langkah summary, pengkodean (coding) dan kategorisasi (categorising). Pengorganisasian diartikan sebagai proses mengumpulkan atau menyatukan informasi data yang dihasilkan dari identifikasi awal (proses reduksi data). Hasil analisis dari langkah reduksi data dan pengorganisasian tersebut selanjutnya dilakukan interpretasi data. Interpretasi data ini sangat penting untuk menghasilkan kesimpulan berdasarkan pertanyaan penelitian. Pemahaman informasi, teori, dan keilmuan (pengetahuan) peneliti perihal isu atau topik yang sedang diteliti berperan penting dalam proses interpretasi data. Mannan (2000) juga berpendapat bahwa proses analisis data kualitatif dilakukan dengan melakukan prinsip atau langkah yakni familiarisasi data (familiarisation with data), mengorganisir data (organising data), menyajikan data (displaying data), membuat atau menarik kesimpulan (drawing conclusions), melakukan verifikasi atau pengecekan (verification/checking) dan menghubungkan teori (linking theory). Analisis data kualitatif memiliki jenis-jenis atau pendekatan tergantung pemilihan peneliti dalam menggunakan jenis analisis data yang tentunya disesuaikan dengan metodologi dan tujuan penelitian. Menurut Liamputtong (2009), terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis data kualitatif yakni analisis tematik (thematic analysis), analisis naratif (narrative analysis), analisis percakapan atau ujaran (discourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Terdapat juga pendekatan lain yang dapat digunakan dalam menganalisis data kualitatif, misalnya analisis isi (content analysis), dan teori grounded (grounded theory).
 Ritchie  dan Lewis (2003) secara khusus mengklasifikasikan analisis data kualitatif ke dalam beberapa bentuk atau pendekatan analisis yakni analisis atau pendekatan etnografi (ethnographic account), sejarah hidup (life histories), narrative analysis, content analysis,conversation analysis, discourse analysis, induksi analitik atau analisis yang bersifat induktif (analytic induction), grounded theory, dan analisis evaluasi dan kebijakan (policy and evaluation analysis). Istilah-istilah analisis data kualitatif tersebut tentunya memiliki ciri khas tersendiri baik dari segi proses atau tahap analisisnya maupun dari segi teknik analisisnya. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa thematic analysis merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan oleh peneliti kualitatif. Karenanya, peneliti akan memfokuskan pada bagaimana langkah-langkah melakukan thematic analysis. Pada umumnya, gambaran analisis data kualitatif terlihat pada thematic analysis. Dengan kata lain, ketika peneliti kualitatif telah mampu melaksanakan proses dan tahap thematic analysis, maka analisis data kualitatif lainnya akan mampu dilaksanakan oleh peneliti. Thematic analysis atau biasa juga disebut dengan istilah analisis tematik interpretatif diartikan sebagai suatu metode dengan mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan tematema atau pola-pola yang terdapat dalam data
 Menurut Liamputtong (2009), terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan dalam thematic analysis. Pertama, peneliti membaca secara keseluruhan isi atau transkrip wawancara dan mencoba memberikan makna dari data transkrip tersebut. Dalam proses ini, peneliti memerhatikan secara seksama isi transkrip tersebut dan memberikan makna dari apa yang disampaikan oleh informan dalam konteks kolektifitas sebagai kelompok masyarakat. Dalam memahami isi transkrip tersebut, peneliti perlu memerhatikan pola-pola atau ide-ide yang berulang kali disampaikan oleh informan. Pada tulisan ini, penulis menitikberatkan pada data wawancara yang telah diperoleh melalui wawancara (interview). Langkah awal pada proses ini adalah peneliti melakukan transkripsi wawancara. Proses ini umumnya mengambil waktu yang tidak sedikit mengingat data transkripsi akan digunakan untuk melakukan langkah pengkodean (coding). Liamputtong berpendapat bahwa data kualitatif secara umum mengimplementasikan langah coding dalam memahami makna atau polapola informasi yang ada pada data kualitatif. Coding adalah proses menelaah dan menguji data mentah yang ada dengan melakukan pemberian label (memberikan label) dalam bentuk kata-kata, frase atau kalimat. Terdapat dua tahap dalam langkah coding ini yakni pengkodean awal (initial coding) atau pengkodean terbuka (open coding) dan pengkodean aksial (axial coding). Beberapa penulis menambahkan pentingnya pengkodean selektif (selective coding) dalam melakukan analisis data selain initial coding dan axial coding(lihatAuerbach P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 1979 - 7168 Jurnal Kepariwisataan, Volume 10, No. 01 Februari 2016, Halaman 59 - 74 67 dan Silverstein, 2003; Barbie, 2007; Blaikie, 2010; Hesse-Biber, 2010; Hesse-Biber dan Leavy, 2011). Initial coding diartikan sebagai pemberian makna atau label dalam bentuk katakata atau frase sesuai dengan data yang ada (misalnya pada data transkripsi). Axial coding diartikan sebagai langkah atau tahap kelanjutan dari open coding dengan cara menciptakan tema-tema atau kategori-kategori yang didasarkan pada kata-kata atau frase yang dihasilkan dari open coding. Dalam melakukan coding, peneliti dapat menempuh berbagai cara atau pendekatan, misalnya dengan memanfaatkan feature new comment pada program microsoft office word, membuat kata-kata secara manual pada data transkripsi atau dengan menuliskan data transkripsi tersebut pada program microsoft office word dengan spasi 2 (dua), mencetak dan membuat label berupa kata-kata atau frase-frase singkat.
 Perlu diingat bahwa dalam melakukan coding, peneliti senantiasa dituntun oleh kerangka teoritis (teori) atau kerangka konseptual (conceptual framework) yang dijadikan landasan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Banyaknya kode-kode, label ataupun kata-kata yang dihasilkan dari coding di atas menuntun peneliti untuk kreatif dan intuitif dalam membuat tema-tema (themes) dan kategori (categories) sesuai dengan jenis label yang dibuat pada initial coding. Tema-tema yang telah dibuat melalui proses coding di atas perlu dikelompokkan dengan cara memilah tema-tema tersebut dengan memerhatikan prinsip hirarki, struktur atau cakupan tema-tema. Dalam membuat tema-tema dan kategori ataupun konsep, peneliti harus mampu memerhatikan keterkaitan atau koneksi antara satu tema dengan tema lainnya. Langkah berikutnya adalah peneliti membuat atau menciptakan konsep-konsep atau gagasan-gagasan teoritis yang berkaitan dengan kode dan tema-tema tersebut. Strategi yang tepat dalam proses analisis data ini adalah kemampuan peneliti menghubungkan antara konsep-konsep yang telah dibuat dengan mengaitkan dengan teori-teori atau literaturliteratur yang telah ada. Dalam hal ini, peneliti harus senantiasa mencari dan melihat literatur yang telah ada yang mungkin relevan dengan isu penelitian yang sedang diteliti.
 Mengingat coding adalah langkah penting dalam analisis data kualitatif, maka Liamputtong (2009 menyarankan beberapa tips praktis yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Pertama, peneliti tidak perlu khawatir dengan banyaknya kode-kode atau label yang dibuat. Dalam praktiknya, peneliti akan menemukan bahwa kodekode yang dibuat mungkin tidak berkaitan atau sesuai dengan topik penelitian, namun di sisi lain, kodekode tersebut mungkin bermanfaat dalam konteks yang lain. Kedua, peneliti dapat membuat kode-kode atau label dengan cara yang kreatif dan variatif. Karena itu, peneliti perlu memerhatikan data-data penelitian secara seksama dan memahami secara mendalam data-data tersebut. 

Tidak ada komentar: