Rabu, 06 November 2019

Formula minimum – maximum dan economic order quantity (EOQ) (skripsi dan tesis)


Penentuan kapan suatu material direview/dipesan, harus ditentukan pemesanan kembali (reorder point). Reorder Point merupakan saat dimana pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada saat dibutuhkan. Hal ini berarti perusahaan harus mengamati secara terus menerus tingkat persediaannya sampai re-order point tercapai  dan tingkat kebutuhan selama lead time
Untuk rumusan dari minimal stock adalah sebagai berikut:
Min.Stock = S.S.....................................................2.1
SdIL = ……….2.3
ROP = (AMI x ALT) + S.S………………………2.4
Keterangan:
AMI    : Average Monthly Issue
SdLT   : Standard deviation of  Leadtime
SdMI   : Standard deviation of  Monthly Issued
SdIL    : Standard deviation of  Monthly Issued and Leadtime
S.F       : Safety Factor
S.S       : Safety Stock
ROP    : Reorder Point
Setelah diketahui titik pemesanan kembali, langkah berikutnya adalah menetukan berapa jumlah yang harus dipesan
Keterangan :

EOQ = Economic Order Quantity
O      = Quantity To be Ordered

A      = Annual Consumption (Pcs)
B      = Ordering Cost per order

I       = Inventory Carrying Cost
Perhitungan biaya pemesanan per pesanan dihitung berdasarkan total biaya operasi logistic per tahun dibagi jumlah pesanan per tahun. Total biaya logistic per tahun terdiri dari :
1.Gaji karyawan logistik
2.Biaya pengadaan (Engineering, drawing, alat tulis kantor, dll)
3.Biaya jasa (facsimile, telephone, pemakaian komputer, jasa pos, dll)
Jumlah pesanan per tahun merupakan keseluruhan jumlah order (Surat pesanan) yang dapat dihasilkan /diterbitkan dalam satu tahun. Rata-rata ordering cost per order dirumuskan sebagai berikut:             
Inventory carrying cost merupakan keseluruhan biaya yang timbul karena adanya aktiftas pengelolaan persediaan. Inventory carrying cost meliputi:
1. Biaya modal/investasi persediaan                           12 - 20  %
2. Biaya asuransi                                                           2 – 4   %
3. Biaya penyimpanan                                                   1 – 3   %
4. Resiko obsolete atau dead stock                                4 – 10 % 
5. Pajak bumi dan bangunan                                         1 – 3   %     +
                                                                                     20 – 40 %
Menghitung maximum persediaan adalah sebagai berikut:
Max.Stock = EOQ + Min. Stock…………………..2.6 (Pertamina, 1999)
 Formula minimum – maximum dan economic order quantity (EOQ)
Penentuan kapan suatu material direview/dipesan, harus ditentukan pemesanan kembali (reorder point). Reorder Point merupakan saat dimana pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada saat dibutuhkan. Hal ini berarti perusahaan harus mengamati secara terus menerus tingkat persediaannya sampai re-order point tercapai  dan tingkat kebutuhan selama lead time
Untuk rumusan dari minimal stock adalah sebagai berikut:
Min.Stock = S.S.....................................................2.1
SdIL = ……….2.3
ROP = (AMI x ALT) + S.S………………………2.4
Keterangan:
AMI    : Average Monthly Issue
SdLT   : Standard deviation of  Leadtime
SdMI   : Standard deviation of  Monthly Issued
SdIL    : Standard deviation of  Monthly Issued and Leadtime
S.F       : Safety Factor
S.S       : Safety Stock
ROP    : Reorder Point
Setelah diketahui titik pemesanan kembali, langkah berikutnya adalah menetukan berapa jumlah yang harus dipesan
Keterangan :

EOQ = Economic Order Quantity
O      = Quantity To be Ordered

A      = Annual Consumption (Pcs)
B      = Ordering Cost per order

I       = Inventory Carrying Cost
Perhitungan biaya pemesanan per pesanan dihitung berdasarkan total biaya operasi logistic per tahun dibagi jumlah pesanan per tahun. Total biaya logistic per tahun terdiri dari :
1.Gaji karyawan logistik
2.Biaya pengadaan (Engineering, drawing, alat tulis kantor, dll)
3.Biaya jasa (facsimile, telephone, pemakaian komputer, jasa pos, dll)
Jumlah pesanan per tahun merupakan keseluruhan jumlah order (Surat pesanan) yang dapat dihasilkan /diterbitkan dalam satu tahun. Rata-rata ordering cost per order dirumuskan sebagai berikut:             
Inventory carrying cost merupakan keseluruhan biaya yang timbul karena adanya aktiftas pengelolaan persediaan. Inventory carrying cost meliputi:
1. Biaya modal/investasi persediaan                           12 - 20  %
2. Biaya asuransi                                                           2 – 4   %
3. Biaya penyimpanan                                                   1 – 3   %
4. Resiko obsolete atau dead stock                                4 – 10 % 
5. Pajak bumi dan bangunan                                         1 – 3   %     +
                                                                                     20 – 40 %
Menghitung maximum persediaan adalah sebagai berikut:
Max.Stock = EOQ + Min. Stock…………………..2.6 (Pertamina, 1999)

Tidak ada komentar: