Menurut Tobing dalam Wicaksono (2014:912) knowledge management adalah
pengelolaan pengetahuan perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis (business
value) dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan
(sustainable competitive advantage) dengan mengoptimalkan proses penciptaan,
pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua pengetahuan yang dibutuhkan
dalam rangka pencapaian tujuan bisnis. Knowledge management merupakan
koordinasi yang disengaja dan sistematis dari orang-orang di dalam organisasi,
teknologi, proses, dan struktur organisasi, dalam rangka untuk menambah nilai
melalui pemakaian ulang dan inovasi. Koordinasi ini dicapai melalui penciptaan,
berbagi, dan menerapkan pengetahuan, dan juga melalui menyusuri pelajaran
berharga dan praktik terbaik ke dalam memori organisasi dalam rangka untuk
mendorong organizational learning (Kimiz dalam Wulandari, 2013;19).
Menurut Peter F. Drucker dalam Dunamis, dkk (2013:22) mengatakan
bahwa pengetahuan mendorong produktivitas dan meningkatkan inovasi,
pengetahuan adalah sumber kekayaan. Menerapkan pengetahuan pada hal yang
sudah diketahui akan meningkatkan produktivitas dan menerapkan pengetahuan
pada hal yang baru akan menghasilkan inovasi.
Menurut Tiwana dalam Putra (2013;12) mendefinisikan knowledge
management sebagai pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai
dan menghasilkan keunggulan bersaing atau kinerja prima. Knowledge
32
management dipandang penting karena implementasinya memberi manfaat pada
bidang operasi dan pelayanan, meningkatkan kompetensi personal, memelihara
ketersediaan knowledge dan inovasi serta pengembangan produk.
Menurut Nonaka dan Takeuchi Dalam setiarso, dkk, (2009;6)
keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan keterampilan dalam menciptakan
knowledge organisasinya dan perusahaan Jepang mempunyai daya saing karena
memahami bahwa knowledge merupakan sumber dari daya saing. Penciptaan
knowledge akan tercapai melalui pemahaman dan pengakuan terhadap hubungan
synergistic dari tacit ke explisit dalam organisasi.
Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bersifat objektif dan
rasional, dapat diekspresikan dalam kata-kata, kalimat, dapat dibagikan dalam
bentuk data, spesifikasi, manual, dan semacam itu. Tipe knowledge ini dapat
disebarkan kepada orang lain secara formal dan sistematis. Sedangkan tacit
knowledge merupakan pengetahuan yang bersifat subjektif, pribadi, dan
pengalaman yang tidak dapat diekspresikan dalam kata-kata, kalimat, atau rumus.
Wawasan subjektif, intuisi, firasat, masuk dalam kategori ini. tacit knowledge
berakar pada tindakan, pengalaman, ideologi, nilai, dan emosi seseorang. Terdapat
dua dimensi dari tacit knowledge, yaitu dimensi teknis, yang meliputi keahlian
teknis (know how) dan dimensi kognitif, yang meliputi keyakinan, ideologi, nilainilai, pola pikir, dan sikap mental (Nonaka dan Takeuchi Dalam Wulandari,
2013;19-20).
Sama halnya dengan yang dikemukan oleh Setiarso, dkk (2009;48)
bahwa aset knowledge sebagian besar tersimpan dalam pikiran seseorang, yang
33
disebut tacit knowledge. tacit knowledge adalah sesuatu yang diketahui dan
dialami tetapi sulit untuk diungkapkan secara jelas dan lengkap, tacit knowledge
juga sangat sulit untuk dipindahkan kepada orang lain karena knowledge tersebut
tersimpan difikiran masing-masing individu dalam organisasi. Oleh karena itu,
knowledge management ada untuk menjawab persoalan ini, yaitu proses
mengubah tacit knowledge menjadi knowledge yang mudah dikomunikasikan dan
mudah untuk didokumentasikan, hasil knowledge tersebut disebut explisit
knowledge.
Dokumentasi menjadi sangat penting dalam knowledge management
karena tanpa dokumentasi semuanya akan tetap menjadi sulit untuk diakses oleh
siapapun dan kapanpun dalam organisasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari
capital loss (kehilangan pengetahuan yang ada pada diri karyawan saat karyawan
nanti pensiun, meninggal atau pun mutasi). Dalam kondisi yang demikian dimana
sebagian besar pengetahuan tersimpan dalam pikiran karyawan maka dibutuhkan
keberadaan pemimpin yang mampu mengarahkan, memotivasi, membentuk
budaya berbagi pengetahuan dan membangun infrastruktur yang mendukung
karyawan untuk berbagi pengetahuan sehingga proses manajemen pengetahuan
(knowledge management) dapat berjalan dengan lancar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar