Sabtu, 26 Oktober 2019

Penerapan Knowledge Management (skripsi dan tesis)

Pemerintah saat ini menyadari pentingnya knowledge management dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya Peraturan Menpan-RB Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan dalam Setiorini (2012). Dalam  peraturan tersebut, penerapan knowledge management dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola aset intelektualnya berupa pengetahuan dan pengalaman yang ada. Tujuannya adalah memanfaatkan aset tersebut untuk mencapai kinerja organisasi yang lebih baik untuk mempercepat pencapaian tujuan pelaksanaan reformasi birokrasi. Untuk merancang sistem penerapan knowledge management yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan beberapa komponen, yaitu : 
1. Manusia, disarankan pada organisasi untuk menunjuk/mempekerjakan seorang document control atau knowledge manager yang bertanggung jawab mengelola sistem knowledge management dengan cara mendorong para karyawan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan knowledge mereka, mengatur file, menghapus knowledge yang sudah tidak relevan, dan mengatur sistem reward/punishment. 
2. Pemimpin, dalam organisasi keberadaannya yang mampu mengarahkan, memotivasi dan membentuk budaya knowledge management serta penyebaran knowledge dengan cara mendorong para karyawan menerapkan knowledge management. 
3. Proses, telah dirancang serangkaian proses yang mengaplikasikan konsep SECI dalam pelaksanaannya. 
4. Teknologi, telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang berjalannya sistem knowledge management yang efektif. 
5. Content (isi), telah dirancang content dari sistem knowledge management yaitu berupa database knowledge dan dokumen yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. 6. Budaya, memegang peran yang sangat penting dalam mendukung proses penciptaan knowledge organisasi dan keberhasilan knowledge management di organisasi. Penerapan knowledge management pada suatu organisasi merupakan proses panjang dan lama yang mencakup perubahan perilaku semua karyawan. Upaya mengubah perilaku ini bukanlah kegiatan masa kini saja, tapi persoalannya sekarang adalah mensinkronkan upaya perubahan ini dengan keseluruhan strategi pelaksaaan organisasi. 
Birkinsaw dalam Setiarso, dkk (2009: 23-24) menekankan tiga hal yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya knowledge management, yaitu : 
1. Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga mendaur ulang knowledge yang sudah ada 
2. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi jaringan sosial antar anggota organisasi 
3. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya diketahui. Banyak knowledge penting ditemukan lewat upaya-upaya khusus, padahal knowledge itu sudah dimiliki sebuah organisasi sejak lama. 
Organisasi-organisasi modern pada saat ini, pandangan tentang manajemen perubahan bersinggungan pula dengan cara mereka memberlakukan knowledge sebagai modal intelektual. Manajemen pengetahuan mencakup prinsip,  alat analisis, ICT, peningkatan fungsi individu, sistem, struktur dan proses kerja yang didahului dengan desain organisasi, perbaikan kinerja karyawan, hubungan antar kelompok dalam satu organisasi (Setiarso, dkk, 2009;24 27).

Tidak ada komentar: