Jumat, 27 September 2019

Proses Terbentuknya Budaya Organisasi (skripsi dan tesis)

 Menurut Stephen P. Robbins dalam (Wibowo, 2016)Proses pembentukan budaya organisasi dilakukan melalui tiga cara, yaitu :
 1. Pendiri hanya merekrut dan menjaga pekerja yang berfikir dan merasa dengan cara sama untuk melakukan pekerjaan. 
2. Mengindoktrinasi dan mensosilaisasikan pekerja dalam cara berpikir dan merasakan sesuatu.
 3. Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model yang mendorong pekerja mengidentifikasi dengan mereka dan kemudian menginternalisasi keyakinan, nilai dan asumsi.
 Ketika orgasisasi berhasil, visi pendiri menjadi terlihat sebagai determinan utama keberhasilan. Menurut Kottler dan Hesskett dalam(Tika, 2014) Gagasan proses pembentukan budaya organisasi bisa berasal dari mana saja; dari perorangan atau kelompok, dari tingkat bawah atau puncak organisasi. Akan tetapi dalam perusahaan, gagasan ini sering dihubungkan dengan pendiri atau pemimpin awal yang mengartikulasikanya sebagai suatu visi, strategi bisnis, filosofi atau ketigatiganya. 
Selanjutnya menurut Stephen P Robbins dalam(Tika, 2014) disebutkan, Terdapat tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya organisasi, yaitu : 
1. Praktik Seleksi. Proses seleksi ini bertujuan mengidentifikasi dan memperkerjakan individuindividu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi.
 2. Manajemen Puncak. Tindakan manajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya organisasi. Ucapan-ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan norma-norma sangat berpengaruh terhadap anggota organisasi. Sebagai contoh perusahaan fotokopi Xerox yang mempunyai budaya informal, persahabatan yang kental, inovasi, tegas dan berani mengambil resiko, sangat berhasil dalam memasarkan mesin fotokopi tipe 914. Budaya tersebut diikuti dan dilaksanakan secara baik oleh para karyawan. 
3. Sosialisasi, dimaksudkan agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi

Tidak ada komentar: