a. Produk yang tidak memiliki merek (Unbranded Goods)
Pada tahap ini, produk dikelola sebagai komoditi sehingga merek
hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung apabila
permintaan (demand) lebih banyak dibandingkan dengan dengan
pasokan (supply) yang biasanya sering terjadi dalam situasi
perekonomian yang bersifat monopolistic. Contoh : beras murah,
BBM, obat generik dll.
b. Merek yang dipakai sebagai referensi (Brand as Reference)
Pada tahap ini sudah terjadi persaingan sedikit-sedikit, meskipun
tingkatnya belum begitu ketat. Persaingan ini merangsang
produsen untuk membuat diferensiasi produk yang dihasilkan.
Tujuannya adalah agar produk yang ia hasilkan memiliki
perbedaan dari produk perusahaan lain. Contoh : sepatu olahraga,
sepatu ke kantor, buku tulis, buku gambar dll.
c. Merek sebagai personality. Pada tahap ini, diferensiasi antar
merek berdasarkan atribut fungsi menjadi semakin sulit menjadi
semakin sulit dilakukan. Karena hampir sebagian perusahaan
melakukan kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang
dihasilkan dari produk pesaing, perusahaan melakukan tambahan
nilai-nilai personality pada masing-masing merek. Contoh : sabun
mandi kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll.
d. Merek sebagai simbol (icon). Pada tahap ini, Merek menjadi milik
pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai merek yang ia gunakan. Pada umumnya
merk yang masuk pada tahap ini sudah bersifat internasional dan pelanggan yang menggunakan merk ini dapat mengekspresikan
dirinya atau dapat menunjukkan jati dirinya. Contohnya, rokok
Marlboro.
e. Merek sebagai sebuah perusahaan. Iklan pada tahap ini memiliki
identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat interaktif,
sehingga pelanggan dapat dengan mudah menghubungi merek.
Karena merek perusahaan tersebut merupakan wakil perusahaan
sehingga merek=perusahaan, semua direksi dan karyawan
memiliki persepsi yang sama tentang merek yang dimilikinya.
Komunikasi yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke
semua lini kegiatan operasional, sehingga informasi mengalir
secara lancar baik dari manajemen ke pelanggan maupun
sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya, Microsoft
Software dimana pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung
setiap saat melalui internet dengan perusahaan, begitu juga
sebaliknya perusahaan dapat menginformasikan produknya
kepada pelanggan kapan saja.
f. Merek sebagai kebijakan moral. Saat ini hanya ada beberapa
perusahaan yang telah berada pada tahap ini, yaitu perusahaan
yang telah mengoperasikan kegiatannya secara transparan baik
mulai dari bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan
operasionalnya sampai produk maupun jasa dan pelayanan purna
jualnya kepada pelanggan. Informasi disampaikan secara
transparan, jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi secara etika
bisnis, sosial maupun politisnya. Contohnya adalah iklan Body
Shop dan Benetton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar