Kamis, 05 September 2019

Perwatakan (skripsi dan tesis)

 Unsur intrinsik karya sastra yang akan dibahas dalam penelitian ini lebih mengkhususkan pada perwatakan tokoh utama saja. Salah satu unsur atau bagian dalam karya fiksi yang memegang peranan penting adalah tokoh. Tokoh merupakan unsur yang menggerakan cerita lewat tindakan yang dilakukannya, sekaligus merupakan sarana dalam penyampaian pesan dan tujuan yang ingin disampaikan oleh pengarang.  Tokoh menunjuk pada orang atau pelaku cerita. Tokoh adalah salah satu unsur pembangun cerita. Tokoh utama merupakan tokoh yang sering mendominasi cerita. Watak, perwatakan dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih merujuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. 
Seperti yang dikemukakan oleh Jones (dalam Nurgiyantoro, 1968: 33), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh utama adalah pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, dalam sebuah karya fiksi tokoh hendaknya dihadirkan secara ilmiah dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki “kehidupan” atau berciri “hidup”, atau memiliki derajat lifelikeness (kesepertian hidup), (Sayuti, 2000:68). Sama halnya dengan manusia yang ada di dunia nyata, bersifat tiga dimensi maka tokoh dalam fiksipun hendaknya memiliki dimensi fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Dimensi fisiologis meliputi usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka dan sebagainya. Dimensi sosiologis meliputi status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan di dalam masyarakat, pendidikan, agama, pandangan hidup, ideologi, aktifitas sosial, organisasi, bangsa, suku, keturunan dan sebagainya. Dimensi psikologis meliputi mentalitas, ukuran moral, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan kelakuan (tempramen) juga intelektualitasnya. 14 Dunia sastra mengenal istilah tokoh dan penokohan juga mengenal istilah watak dan perwatakan. Istilah tersebut sekilas tampak sama namun sebenarnya berbeda. Tokoh menunjuk pada orang atau pelaku cerita sedangkan watak menunjukan sifat dan sikap para tokoh (Nurgiyantoro, 2000: 165). Penokohan merupakan cara penggambaran tokoh dalam fiksi sedangkan perwatakan mengarah pada penempatan watak-watak tertentu pada tokoh-tokoh tertentu. Perwatakan merupakan orang yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam pikiran, ucapan dan tindakan atau penyajian watak, tokoh dan penciptaan citra tokoh atau kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakan tokoh tersebut dengan tokoh lain.
 Setiap tokoh mempunyai perwatakan yang berbeda, maka dari itu berdasarkan perwatakannya tokoh cerita dapat dibedakan kedalam tokoh sederhana (simple character) dan tokoh bulat (complex character) (Nurgiyantoro, 2002: 181-182). Tokoh sederhana adalah tokoh yang memiliki satu kualitas pribadi tertentu, perwatakan tokoh sederhana yang benar-benar sederhana dapat dirumuskan hanya dengan sebuah kalimat atau bahkan sebuah frase saja. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2002: 183) Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai sisi kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya. Ia dapat menampilkan watak dan tingkah laku bermacam-macam dan sulit diduga. Tokoh bulat lebih menyerupai kehidupan manusia sesungguhnya, karena disamping memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan juga sering memberikan kejutan kepada para pembaca. Namun demikian, 15 unsur-unsur kejutan yang ditampilkan tokoh cerita harus dapat dipertanggungjawabkan. Kejutan yang ditampilkan harus logis sesuai dengan tuntutan kohesi cerita.

Tidak ada komentar: