Kamis, 05 September 2019

Hakikat Novel (skripsi dan tesis)

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain yang bersifat imajinatif. Walaupun bersifat noneksistensial, karena dengan sengaja dikreasikan oleh pengarang, dibuat mirip, diimitasikan atau dianalogikan dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa dan latar aktualnya, sehingga tampak seperti sungguh ada dan terjadi, akan tetapi semuanya itu berjalan dengan sistem koherensinya sendiri (Nurgiyantoro, 2000: 4). Novel merupakan hasil karya sastra yang berisi tentang karya-karya para pengarang yang mengkerasikan daya imajinasinya dengan menjadikan manusia sebagai model dalam proses penciptaan karya sastra. Sugihastuti dan Suharto (2005: 43) menjelaskan bahwa novel merupakan struktur yang bermakna. Novel tidak sekedar merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur yang terpadu. Oleh karena itu, untuk mengetahui makna-makna atau pikiran tersebut, karya sastra harus dianalisis. Menurut Nurgiyantoro (2000: 22) sebuah novel yang dikreasikan oleh pengarang sehingga hadir ke hadapan pembaca merupakan sebuah totalitas, yakni suatu 9 kemenyeluruhan yang bersifat artisitik. Sebuah karya sastra, novel dibangun dari sejumlah unsur, dan setiap unsur akan saling berhubungan secara erat dan menentukan, semua itu akan menjadikan novel menjadi sebuah karya sastra yang bermakna dan hidup. 
Tiap-tiap unsur pembangun novel itu hanya akan bermakna jika berkaitan dengan keseluruhannya. Dengan kata lain, dalam keadaan terisolasi, terpisah dari totalitasnya, unsur-unsur tersebut tidak ada artinya atau tidak berfungsi (Nurgiyantoro, 2000: 30-31). Secara umum, unsur-unsur pembangun sebuah novel terdiri dari dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Unsur-unsur tersebut meliputi peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang peneritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Unsur-unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Sebagai unsur yang membangun sebuah karya sastra, kehadiran unsur intrinsik sangat diperlukan. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra, misalnya keadaan kejiwaan pengarang dan keadaan lingkungan pengarang seperti geografi, sosial, ekonomi dan politik. Walaupun secara tidak langsung, unsur ekstrinsik ini tetap mempunyai peranan yang besar dalam proses terbentuknya karya sastra. Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2002: 25) membedakan unsur pembangun sebuah novel ke dalam tiga bagian, yaitu fakta, tema, dan sarana 10 pengucapan (sastra). Fakta (fact) dalam sebuah cerita meliputi karakter (tokoh cerita), plot, dan setting. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Sarana pengucapan sastra atau sarana kesastraan (literary devices) adalah teknik yang dipergunakan oleh pengarang untuk memilih dan menyusun detail-detail cerita (peristiwa dan kejadian) menjadi pola yang bermakna”. Menurut Nurgiyantoro (2002: 25-26) “setiap novel memiliki tiga unsur pokok yang sekaligus merupakan unsur terpenting, yaitu tokoh utama, konflik utama, dan tema utama. Ketiga unsur utama itu saling berkaitan erat dan membentuk satu kesatuan yang terpadu, kesatuan organisme cerita”, ketiga unsur itu yang terutama membentuk dan menunjukkkan sosok cerita dalam fiksi

Tidak ada komentar: