Senin, 09 September 2019

Bentuk Jurnalistik (skripsi dan tesis)

Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, dilihat dari bentuk dan pengelolaannya, membagi jurnalistik kedalam tiga bagian, yaitu :
1. Jurnalistik Media
Cetak Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah), selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi). Inilah antara lain yang membedakan karya jurnalistik dengan karya lainnya seperti karya ilmiah.
2. Jurnalistik Media
Elektronik Auditif Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan komunikatif. Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat  ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erat kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencerna setiap pesan kata atau kalimat yang disampaikan.
3. Jurnalistik Media Elektronik
 Audiovisual Jurnalistik media elektronik audiovisual, atau jurnalistik televisi siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal,dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Aspek dramatik televisi inilah yang tidak dipunyai media massa radio dan surat kabar. Aspek dramatik televisi menggabungkan tiga kekuatan sekaligus; kekuatan gambar, suara, dan kata-kata. Inilah yang disebut efek bersamaan dan efek simultan televisi. Dengan aspek dramatik, seluruh pancaindra khalayak pemirsa bekerja secara optimal. Para pakar komunikasi kerap mengatakan, televisi memiliki daya hipnotis luar biasa, sehingga emosi dan perilaku khalayak dapat dengan mudah dimainkan atau diciptakan dalam seketika. Televisi, secara psikologis dan visual, dapat dengan mudah memindahkan setiap peristiwa yang terjadi di dunia, ke ruang tidur atau ruang tamu pemirsa pada saat bersamaan (real time). Semua lengkap dengan emosi dan aspek-aspek psikologi lainnya.(2007:4-5).
Bentuk jurnalistik terdiri dari media cetak meliputi dari kata-kata atau kalimat dalam paragraf, dan ditampilkan pula visual dengan menggunakan tata letak yang sesuai. Contoh dari media cetak ini seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Media elektronik dapat dikatakan paket yang lengkap dari bentuk jurnalistik, sebab didalamnya terdapat visual, audia dan audio visual, seperti televisi dan radio. Media on line atau internet, dalam media ini seseorang dapat mencari segala informasi yang mereka inginkan dan juga dapat melakukan 34 kegiatan jurnalistik di dalamnya atau biasa disebut citizen journalism dengan jaringan internet yang tersedia. Dalam kamus jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya (Assegaf, 1983:9). Menurut Ensiklopedia Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan seharihari (pada hakikatnya dalam bentuk penerangan, penafsiran, dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada (Suhandang, 2004:22).
 Djen Amar menekankan, jurnalistik merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada khalayak seluasluasnya dengan secepat-cepatnya (1984:30). Secara teknis, Jurnalistik menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, adalah : “Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepatcepatnya”.(2005:3). Jurnalistik merupakan kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan berita atau informasi yang di dapat, dan selanjutnya disebar luaskan melalui media, baik media elektronik, cetak, maupun online kepada khalayak luas. Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Ciri dan kekhasannya itu antara lain terletak pada aspek filosofi penerbitan, 35 dinamika teknik persiapan dan pengelolaan serta asumsi dampak yang ditimbulkan terhadap khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Sebagai contoh filosofi surat kabar harian menekankan pada segi keunggulan dan kecepatan dalam perolehan dan penyebaran informasi. Sedangkan filosofi penerbitan majalah berita mingguan lebih banyak menekankan segi kelengkapan dan kedalaman informasi serta ketajaman daya analisisnya.

Tidak ada komentar: