Selasa, 13 Agustus 2019

Pengaruh Risiko Pasar Terhadap Struktur Modal (skripsi dan tesis)

Kondisi pasar saat ini sering mengalami perubahan jangka panjang dan
pendek, mulai dari saham maupun obligasi yang dapat sangat berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan. Misalnya, pada situasi tingkat suku bunga yang tinggi membuat pasar obligasi jangka panjang menurun yang akhirnya perusahaan terpaksa beralih ke pasar saham atau pasar utang jangka pendek.
Peralihan ini membuat perusahaan tidak dapat merencanakan struktur modal yang optimal. Dengan kata lain, peralihan yang tidak direncanakan membuat harga saham yang berfluktuasi. Hal ini mencerminkan risiko pasar yang diproksikan terhadap beta. Semakin besar beta maka semakin tinggi risiko pasar yang diperoleh karena semakin tinggi return suatu saham berfluktuasi terhadap return pasar (Hartono, 2008). Demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar, maka semakin kecil pula risiko sistematis saham terhadap risiko sistematis pasar.
Oleh sebab itu, perusahaan dalam menetapkan struktur modal yang
ditargetkan, manajer akan mempertimbangkan tingkat risiko dan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return). Namun perusahaan cenderung untuk menghindari pembiayaan yang berisiko tinggi, sehingga manajemen lebih memilih menggunakan hutang karena dianggap memiliki risiko yang lebih aman dibandingkan dengan menerbitkan saham baru. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan perusahaan akan lebih memilih untuk membiayai dari laba ditahan terlebih dahulu, kemudian dari hutang dengan risiko yang paling aman dan akhirnya dari penerbitan saham baru. Selain itu biaya hutang yang besar merupakan monitoring cost bagi manajemen. Hal ini membuat manajer akan berusaha untuk menggunakan dana tersebut untuk investasi yang tepat sehingga diharapkan memperoleh tingkat keuntungan yang besar

Tidak ada komentar: