Sabtu, 24 Agustus 2019

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (skripsi dan tesis)

Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan
dana perusahaan. Manajer keuangan diharapkan melakukan suatu
variasi dalam melakukan pembelanjaan, dalam arti secara bergantian
perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari utang atau
perusahaan lebih menggunakan modal sendiri (equity), sesuai kondisi
perusahaan lebih baik menggunakan sumber dana internal atau
eksternal. Oleh karena itu, manajer keuangan di dalam melaksanakan
operasi perusahaan perlu berusaha untuk memenuhi sasaran tertentu
mengenai perimbangan pendanaan antara lain besarnya utang dan
modal sendiri yang tercermin dalam struktur modal perusahaan. Faktorfaktor yang mempengaruhi struktur modal yang dapat diuraikan antara
lain (Riyanto, 2001:297):
1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa
yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau
obligasi.
2. Stabilitas dari “Earnings”
Stabilitas dan besarnya “earnings” yang diperoleh oleh suatu
perusahaan akan menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan
untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak. Suatu
perusahaan yang mempunyai “earnings” yang stabil akan selalu
dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sebagai akibat dari
penggunakan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai
“earnings” tidak stabil dan “unpredictable” akan menanggung risiko
tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar
angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang
buruk.
3. Susunan dari Aktiva
Kebanyakan perusahaan industri di mana sebagian besar dari
modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed asset), akan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang
permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya
adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya
aturan struktur finansiil konservatif yang horizontal yang
menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit
dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya
permanen.
4. Kadar Risiko dari Aktiva
Tingkat atau kadar risiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan
adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu
aktiva di dalam perusahaan, makin besar derajat risikonya. Prinsip
aspek risiko menyatakan bahwa apabila ada aktiva yang peka risiko,
maka perusahaan harus lebih banyak membelanjai dengan modal
sendiri, modal yang tahan risiko, dan sedapat mungkin mengurangi
pembelanjaan dengan modal asing atau modal yang takut risiko.
5. Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan
Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, maka
dirasakan perlu bagi perusahaan tersebut untuk mengeluarkan
beberapa golongan securities secara bersama-sama, sedangkan bagi
perusahaan yag membutuhkan modal yang tidak begitu besar cukup
hanya mengeluarkan satu golongan securities saja.
6. Keadaan Pasar Modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan
karena adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya apabila
gelombang meninggi para investor lebih tertarik untuk menanamkan
modalnya dalam saham.
7. Sifat Manajemen
Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung
dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan
dana.
8. Besarnya Suatu Perusahaan (Ukuran Perusahaan)
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat
luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh
yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol
dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Sebaliknya perusahaan yang kecil di mana sahamnya hanya tersebar
di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
9. Stabilitas Penjualan
Sebuah perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat
dengan aman mengambil lebih banyak utang dan menanggung beban
tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan penjualan yang
tidak stabil (Brigham and Houston. 2006:42).
10. Risiko Bisnis
Risiko bisnis atau risiko inheren dengan operasi risiko jika
perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi risiko
bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya
(Brigham and Houston, 2006:7).
11. Leverage Operasi
Jika hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan dengan
laverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih
baik dan menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut
akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil (Brigham and Houston,
2006:42).
12. Tingkat Pertumbuhan
Jika hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan yang tumbuh
dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal
eksternal (Brigham and Houston, 2006:43).
13. Profitabilitas
Kita sering mengamati bahwa perusahaan-perusahaan yang
memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi
menggunakan utang yang relatif sedikit (Brigham and Houston,
2006:43).
14. Pajak
Bunga adalah beban yang dapat menjadi pengurang pajak, dan
pengurang pajak adalah hal yang sangat berharga bagi perusahaan
dengan tarif pajak yang tinggi. Semakin tinggi tarif pajak sebuah
perusahaan, semakin besar manfaat yang diperoleh dari utang
(Brigham and Houston, 2006:43).
15. Pengendalian
Dampak utang versus saham pada posisi pengendalian
manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen
saat ini memiliki kendali atas pengambilan suara tetapi berada dalam
posisi di mana mereka tidak dapat membeli saham lagi, manajemen
mungkin akan memilih utang untuk pendanaan-pendanaan baru. Di
lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan
ekuitas jika situasi keuangan perusahaan begitu lemahnya sehingga
penggunaan utang dapat menimbulkan risiko gagal bayar (Brigham
and Houston, 2006:43)

Tidak ada komentar: