Selasa, 27 Agustus 2019

Emosi (skripsi dan tesis)

Kata emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (dalam Ahmadi, 2003:410) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Pada pengkajian ini, penulis menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Freud menjelaskan (dalam Minderop, 2011:39) kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan kesedihan kerap kali dianggap sebagai emosi yang paling mendasar (primary emotions). Situasi yang membangkitkan perasaan-perasaan tersebut sangat terkait dengan tindakan yang ditimbulkannya dan mengakibatkan meningkat ketegangan. Selain itu, kebencian atau perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu, dan iri hati. Ciri khas yang menandai perasaan benci ialah timbunya nafsu atau keinginan untuk menghancurkan objek yang menjadi sasaran kebencian. Perasaan benci bukan sekedar Universitas Sumatera Utara timbulnya perasaan tidak suka atau aversi/enggan yang dampaknya ingin menghindar dan tidak bermaksud menghancurkan. Sebaliknya, perasaan benci selalu melekat di dalam diri seseorang, dan ia tidak akan pernah merasa puas sebelum menghancurkannya; bila objek tersebut hancur ia akan merasa puas. Berikut penjelasan mengenai emosi mendasar dari teori psikoanalisis Sigmund Freud.
 a. Kegembiraan
Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atauperasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Berbagai pendekatanfilsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukkan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya. Kegembiraan sendiri berasal dari kata dasar gembira, yang di dalam KBBI memiliki arti suka, bahagia, bangga, senang; senang hati, bersuka cita, dan riang.
 b. Kemarahan
 Kemarahan, berasal dari kata “marah”, adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan nonadrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar. Kata marah,berdasarkan KBBI memiliki arti sangat tidak senang, karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya.
c. Ketakutan
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Berdasarkan KBBI, takut berarti merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatuyang dianggap akan mendatangkan Universitas Sumatera Utara bencana. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.
d. Kesedihan
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kesedihan berasal dari kata dasar sedih yang artimya dalam KBBI adalahmerasa sangat pilu dalam hati atau susah hati. Saat sedih, manusia sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan suasana hati sementara, sedangkan depresi sering dicirikan dengan penurunan suasana hati yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan gangguan terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan harian-nya. Menangis adalah salah satu indikasi dari kesedihan.
W. Wundt (1832-1920) menggolongkan jenis-jenis emosi berdasarkan sifat emosi itu sendiri (Sarwono, 1988:83). Wundt menegmukakan tiga pasang kutub emosi, yaitu:
 1. Lust-Unlust (senang-tak senang)
2. Spannung-Losung (tegang-tak tegang)
3. Erregung-Beruhigung (semangat-tenang)
Banyak penyebab terjadinya emosi pada setiap orang. Faktor penyebab emosi dapat berasal dari dalam diri individu, konflik-konflik dalam proses perkembangan dan sebab yang bersumber dari lingkungan. Menurut Piaget, penyebab terjadinya emosi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
1. Faktor kematangan atau Maturation.
 2. Pengaruh yang datang dari pengalaman dan transmisi sosial.
3. Aktivitas sosial yang berguna dalam belajar menyesuaikan diri (adaptasi), asimilasi dan akomodasi Dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi dipengaruhi oleh faktor kematangan atau maturation dan belajar. Faktor kematangan berpengaruh terhadap respon individu dalam menyikapi berbagai keadaan yang dihadapi, baik dari dalam diri maupun konflik-konflik dalam proses perkembangan yang terjadi. Faktor belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada disekitar. Kemaangan dan belajar terjalin era satu sama lain dalam mempengaruhi emosi. Emosi memiliki peran yang besar dalam dinamika jiwa dan mengendalikan tingkah laku seseorang.
 Contohnya:
 1. Emosi dapat memperkuat semangat apabila seseorang merasa puas dan senang atas hasil yang dicapai.
2. Emosi dapat melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa atas kegagalan.
 3. Emosi dapat mengganggu konsentrasi belajar, ketika ada kegagalan perasaan, misalnya: gugup, patah hati.
 4. Emosi mengganggu penyesuaian sosial, misalnya; iri hati dan cemburu.

Tidak ada komentar: