Sabtu, 03 Agustus 2019

Alat dan Mesin untuk Proses Produksi Tahu (skripsi dan tesis)

Menurut Sarwani (2013), alat-alat produksi yang digunakan dalam melakukan proses pembuatan tahu saat ini pada umumnya adalah sebagai berikut:
  1. Mesin Giling
Setelah kacang kedelai mengalami proses pembersihan maka pada tahap selanjutnya dilakukan proses penggilingan dengan mesin giling sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit. Pengilingan kacang kedelai harus sampai halus agar produksi tahu yang di dapat maksimal dan agar memudahkan proses pemisahan sari kacang kedelai dan ampas kacang kedelai. Berikut adalah gambar proses penggilingan kacang kedelai
  1. Tungku dan Mesin Uap
Bubur kacang kedelai yang didapat dari hasil penggilingan maka harus direbus di dalam Drum Plastik Besar dengan bantuan alat uap tradisional yang dialirkan menggunakan pipa besi kedalam Drum Plastik Besar. Dalam proses perebusan ini tiap 10 menit sekali harus ditambahkan air dingin sedangkan volume penambahan air tergantung banyaknya bubur kacang kedelai.
  1. Jamprong (saringan bambu dan kain)
Setelah rebusan bubur kacang kedelai agak dingin baru dilakukan penyaringan dengan Jamprong (Saringan kain dan bambu). Proses penyaringan ini dilakukan untuk memisahkan sari kacang kedelai dengan ampas kacang kedelai. Dalam proses penyaringan ini ampas bubur kacang kedelai akan tetap tertahan didalam Jamprong, sedangkan sari bubur kacang kedelai akan terjatuh ke dalam Tahang (Sarana yang berbentuk kayu besar) yang telah di siapkan di samping panci besar
Namun saat ini telah banyak dilakukan modernisasi pada alat dan mesin pembuatan tahu agar lebih higienis. Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Gadjah Mada mengembangkan peralatan proses pembuatan tahu yang didesain secara khusus untuk mengembangkan unit usaha tahu sesuai dengan profil UKM yang ada. (http://tep.tp.ugm.ac.id/ )
  1. Pemasakan Tahu dengan Ketel Uap
Bedasarkan kenyataan kapasitas produksi yang bervariasi tersebut maka dalam kegiatan inkubasi ini dirancang 3 model ketel uap, yaitu ketel uap skala besar, sedang, dan kecil. Ketiga model memiliki target pengguna yang berbeda. Berdasarkan pertimbangan kemampuan finansial calon pengguna maka hanya ketel uap skala besar saja yang dilengkapi dengan kontrol pengendali masukan air secara otomatis. Hasil survey juga menunjukan bahwa mayoritas industri tahu menggunakan bahan bakar limbah, seperti sekam padi dan limbah gergaji kayu, oleh karenanya ketel ini dirancang dengan bahan bakar limbah tersebut. Penggunaan bahan bakar minyak mulai dihindari seiring dengan langkanya sumber bahan bakar tersebut di pasaran.
Ketel uap industri tahu skala besar terdiri atas 4 bagian utama yaitu tabung ketel, kontrol air, sistem pengaman, dan cerobong asap. Tabung ketel dirancang dengan diameter 80 cm dan tinggi 120 cm. Bagian tengah tabung diberi pipa api vertikal yang diletakan menyebar berjumlah 9 buah. Pipa api dibuat dari besi pipa berdiameter 4 inchi sesuai dengan bahan bakar limbah biomassa tersebut.
Ketel uap untuk industri tahu skala sedang dirancang sedikit berbeda dari ketel uap skala besar. Ketel ini tidak dilengkapi dengan kontrol air. Ketel ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: tabung ketel, sistem pengaman, dan cerobong asap. Tabung ketel dirancang dengan diameter 80 cm dan tinggi 120 cm. Bagian tengah tabung diberi pipa api vertikal yang diletakan menyebar berjumlah 5 buah yang dibuat dengan ukuran yang sama dengan ketel uap industri tahu skala besar. Ketel ini juga dilengkapi dengan sistem pengaman dan cerobong asap yang dimensinya sama dengan ketel uap skala besar.
Berbeda dengan ketel sebelumnya, ketel uap untuk industri tahu skala kecil dirancang dengan ukuran yang lebih kecil. Ketel ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: tabung ketel, cerobong asap, dan pengaman. Tabung ketel dirancang dengan diameter 50 cm tinggi 120 cm yang dibagian tengahnya dipasang sebuah pipa api vertikal berdiameter 4 inchi. Pipa api ini dihubungkan langsung ke cerobong asap yang dirancang dari pipa yang sama setinggi 3 m. Ketel uap kecil ini juga dilengkapi dengan pengaman yang terdiri atas kaca penunjuk level air, tossen klep dan pengatur tekanan otomatis.
Pembuatan ketel ini dilakukan dengan serangkaian kegiatan perbengkelan seperti pemotongan, pengerolan, pengelasan, pembubutan, pengeboran, dan sebagainya. Pembuatan ketel dimulai dengan pembuatan tabung ketel disusul pembuatan bagian yang lain, kemudian disatukan menjadi ketel yang siap digunakan. Ada bagian akhir kegiatan dilakukan kegiatan finishing berupa pengesetan komponen kontrol dan pengecatan
Ketel uap digunakan untuk memasak bubur kedelai yang akan diproses menjadi tahu. Ketel uap juga dapat digunakan untuk perebusan tahu yang telah dicetak dan digunakan untuk pasteurisasi tahu untuk menghasilkan produk tahu yang berkualitas. Model layout penerapan ketel untuk pemasakan bubur kedelai telah banyak direalisasikan, antara lain di pabrik tahu CV. Kitagama Prambanan, pabrik tahu di desa Adiwerna, Kabupaten Tegal Jawa Tengah, dan sebagainya
  1. Pengembangan Mesin Sentrifuse
Mesin sentrifuse dikembangkan untuk menggantikan prosespenyaringan secara manual.
  1. Pengembangan Bak Masak & Pasteurisasi
Peralatan lainnya untuk mendukung proses pembuatan ahu yang juga diterapkan melalui kegiatan ini adalah bak masak, bak jendal, dan bak pasteurisasi. Peralatan tesebut dibuat dari bahan stainless steel sehingga tahan karat dan memenuhi standar keamanan pealatan pengolahan pangan. Bak masak digunakan untuk menggantikan wajan masak yang selama ini digunakan oleh pengrajin tahu desa Adiwerna. Bak masak digunakan untuk memanaskan bubur kedelai dengan uap panas yang disuplai dari ketel uap. Uap panas dari ketel dimasukan ke dalam bak masak melalui pipa yang dipasang pada bagian bawah bak masak tersebut. Bak masak dibuat berbentuk tabung tanpa tutup dengan ukuran diameter 60 cm, tinggi 80 cm yang dipasang pada kerangka terbuat dari besi siku berukuran panjang 70 cm, lebar 70 cm, tinggi 130 cm. Bagian dasar bak masak diberi corong keluaran yang dilengkapi dengan katup penahan untuk memandu mengeluarkan bubur kedelai yang telah matang ke mesin penyaring.
Bak jendal merupakan peralatan yang digunakan untuk menggumpalan susu kedelai hasil penyaringan. Gumpalan ini kemudian diambil dan dicetak menjadi tahu. Bak jendal juga dibuat dari bahan stainless berbentuk tabung dengan diameter 60 cm, tinggi 60 cm. Bak jendal tidak diberi kerangka sehingga lebih mudah dan fleksibel.
Bak pasteurisasi berfungsi untuk memasak tahu ebih lanjut agar lebih enak, higienis dan tahan lama. Bak pasteurisasi dibuat seperti bak masak, yaitu dari bahan stainless steel berbentuk tabung tanpa tutup berdiameter 60 cm, tinggi 60 cm.

Tidak ada komentar: