Selasa, 30 Juli 2019

 Likuiditas (skripsi dan tesis)


Brigham dan Huston (2011: 134) menyatakan bahwa rasio liquiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Sedangkan Sartono, (2014: 116) mnurutnya liquiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajian finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Liquiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan.
Rasio ini diukur dengan Curret Ratio (CR). Semakin tinggi Current Ratio menandakan bahwa semakin besar kemampuan perusahaan untuk
24
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva lancar tersebut diantaranya yaitu kas, piutang, surat berharga den persediaan. Persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang liquid dibandingkan dengan yang lain.
Current ratio adalah rasio yang digunakan atas solvensi jangka pendek, yang mencakup kemampuan suatu perusaaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo (Fahmi, 2014: 69). Menurut subramanyam dan Jhon J. Wild “alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran liquiditas mencakup kemampuan untuk mengukur :
1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah aset lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar kewajiban lancar tersebut akan dibayar.
2. Penyangga kerugian. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat aset tersebut dilepas atau dilikuidasi. Sehingga, makin besar aset makin kecil risiko yang ditanggung.
3. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidak pastian arus kas perusahaan. seperti pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.
Analisis liquiditas jangka pendek sangat penting karena sebelum menilai solvabilitas jangka panjang, kemampuan keberhasilan keuangan perusahaan dilihat dari kemampuan keuangan jangka pendeknya. Sehingga, pinjaman dan obligasi mengharuskan dipertahankannya tingkat minimum modal
25
kerja karena kepentingannya liquiditas lancar untuk memastikan solvabilitas jangka panjang (Wild, et.,all, 2004: 221).
Rasio liquiditas jangka panjang akan memiliki risiko. Risiko ini mencerminkan ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Jika perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan jangka panjangnya, perusahaan bisa dinyatakan bangkrut dan direorganisasi (Hanafi dan Halim, 2014: 207).

Tidak ada komentar: