Sabtu, 20 Juli 2019

Hubungan Antara Kecemasan dengan Religiusitas (skripsi dan tesis)

Chaplin mendefenisikan kecemasan sebagai suatu. Jadi kecemasan menghadapi masa depan merupakan suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan dimana seseorang merasa ada tekanan perasaan, ancaman, kekhawatiran, hambatan terhadap keinginan pribadi atau perasaan kecewa, rasa tidak puas dan tidak aman. Kecemasan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu emosi yang ditandai dengan keadaan yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiran dan kegelisahan yang penyebab timbulnya tidak jelas atau tidak kelihatan, selain itu kecemasan juga merupakan bentuk dari keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut.[1]
Hambly mengatakan kalau kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah religiusitas, religiusitas disini maksudnya adalah individu mempunyai kedekatan dengan Maha Pencipta yang mana dengan kedekatan tersebut dapat membuat seseorang tenang, aman sehingga rasa cemas dapat dihindari. [2]Dapat dikatakan bahwa semakin religiusitas seseorang maka kemungkinan mengalami kecemasan semakin rendah. Berdasarkan pendapat dari Hamly di atas penulis mengambil variabel religiusitas sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi depan religiusitas merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam diri individu, yang faktor tersebut berhubungan langsung dengan pencipta individu itu sendiri. Anggasari yang mengartikan religiusitas sebagai keberagaman, yang berarti adanya unsur internalisasi agama itu dalam diri individu. Dalam penelitian menyatakan bahwa manusia religius adalah manusia yang mempunyai hati nurani serius, taat, saleh dan teliti menurut norma atau ajaran agama Islam.[3]

Tidak ada komentar: