Juliandi dkk, 2014
Minggu, 30 Juni 2019
HIPOTESIS PENELITIAN (skripsi dan tesis)
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan jawaban sementara oleh karena jawaban yang ada adalah jawaban yang berasal dari teori. Dengan kata lain, jika teori menyatakan bahwa A berpengaruh terhadap B maka hipotesis adalah sesuai dengan apa yang dikatakan teori tersebut yakni A berpengaruh terhadap B. jawaban sesungguhnya hanya bari akan ditemukan apabila peneliti telah melakukan pengumpulan data dan analisis data penelitian.
Juliandi dkk, 2014
Juliandi dkk, 2014
SUMBER TEORI (skripsi dan tesis)
Teori dan penelitian harus bersama-sama berfungsi dalam menambah pengetahuan ilmiah dan seorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan penelitian adalah yang paling tepat jika kita mendasarkan diri pada teori yang telah ada, dan hasil dari penelitian dapat memperluas, memperbaharui atau mengkoreksinya teori tersebut (Vredenberg, 1978).
Kuncoro (2003) menyatakan bahwa tinjauan pustaka atau studi literature merupakan langkah penting di dalam penelitian. Langkah ini meliputi identifikasi, lokasi dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian secara sistematis. Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan buku, data statistic dan laporan penelitian yang relevan. Melalui langkah ini penyusunan hipotesis juga lebih baik karena pemahaman permasalahan yang diteliti akan lebih mendalam. Dengan mengetahui berbagai peneltiian yang sudah ada, peneltii akan menjadi lebih tajam dalam melakukan interprestasi hasil penelitian
Juliandi dkk, 2014
MASALAH PENELITIAN (skripsi dan tesis)
Definisi masalah penelitian dapat dilihat dari berbagai pendapat. Masalah penelitian adalah hasil dari suatu proses penalaran yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk menerjemahkan fenomena untuk diuji melalui penelitian (Jonker dan Pennink, 2010). Biasanya masalah penelitian adalah suatu masalah tetapi dapat juga berarti peluang. Masalah diartikan sebagai sitausi dimana suatu fakta yang dapat terjadi sudah menyimpang dari batas toleransi yang diharapkan (Umar, 2002). Tetapi suatu masalah sebuah masalah penelitian tidak selalu berarti bahwa ada sesuatu yang secara serius adalah salah namun suatu masalah bisa saja merupakan minat, ketretarikan, rasa penasaran terhadap sesuatu (Sekaran, 2006)
Juliandi dkk, 2014
FUNGSI TEORI (skripsi dan tesis)
- Mengidentifikasi permasalahan penelitian
- Menjelaskan hakikat variable penelitian
- Apa definisi suatu variable (definisi, pengertian)
- Apa saja faktor-faktor yang membentuk suatu variable
- Mengapa variable tersebut penting atau bermanfaat
- Bagaimana cara mengukur suatu variable
- Bagaimana hubungan satu variable dengan variable lainnya
- Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian
- Dasar untuk menyusun instrument penelitian
- Acuan untuk membahas hasil penelitian
Juliandi dkk, 2014
MAKNA TEORI (skripsi dan tesis)
Teori adalah seperangkat konsep, konstruk dan preposisi tentang suatu objek penelitian (Dul dan Hak, 2008). Konsep dan kontruks memiliki makna yang berdekatan. Pertama konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi hal-hal khusus (Kerlinger, 2000). Konsep dalam pengertian tersebut bermakna suatu ide atau pengertian yang dabstrakkan dari sesuatu yang nyata. Kedua, konstruk adalah konsep yang dapat diukur. Konsep dapat diontohkan dengan intelegensi yang didefiniskan dan dispesifikasikan dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk diamati dan dilakukan pengukuran terhadapnya. Terakhir, presposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara suatu konsep dengan konsep lain.
Juliandi dkk, 2014
PERBEDAAN VARIABEL MODERATOR DAN INTERVENING (skripsi dan tesis)
Perbedaan antara variable moderator dengan intervening bahwa variable moderator adalah mengenai “it depends” sedangkan variable intervening adalah mengenai “why and how”. Variable moderator menangani keadaan yang akan mngubah hubungan sederhana antara variable independen dan dependen sementar vaiabel intervening menyangkut masalah memahami mengapa dan bagaimana relasi/hubungan ada dan bisa terjadi serta bisa berhubungan secara kuat (Bennert, 2000). Varbel moderator menjelaskan keadaan yang menyebabkan hubungan yang lemah atau ambigu/tidak jelas antara dua variable yang diharapkan memiliki hubungan yang kuat
Juliandi dkk, 2014
Juliandi dkk, 2014
JENIS-JENIS VARIABEL (skripsi dan tesis)
- Variabel Terikat
- Variabel bebas
- Variabel moderator
- Variable intervening
Juliandi dkk, 2014
JENIS-JENIS PENELITIAN (skripsi dan tesis)
- Penelitian Eksperimen
- Penelitian Survey
- Penelitian Korelasional, Kausal dan Kausal Komparatif
- Penelitian sejarah/historis
- Penelitian studi kasus
- Penelitian tindakan
- Penelitian grounded theory
- Penelitian etnografi
Juliandi dkk, 2014
CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH (skripsi dan tesis)
Penelitian dapat dikatakan sebagai suatu prosespencarian atau penemuan. Setiap orang dapat melakukan pencarian. Hanya saja aktivitas pencarian belum tentu dapat dikatakna ilmiah. Pencarian atau penelitian boleh diakatakan ilmiah jika memiliki bebebrapa karakteristik tertantu.
- Sistematis
- Logis
- Kritis
- Objektif
Juliandi dkk, 2014
Kamis, 27 Juni 2019
Ruang Terbuka Hijau Dilihat dari Fungsi Peruntukannya (skripsi dan tesis)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Pasal 3 menegaskan bahwa fungsi RTH Kawasan Perkotaan adalah :
- pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;
- pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara;
- tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati;
- pengendali tata air; dan
- sarana estetika kota.
- sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
- sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
- sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
- meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
- menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
- sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula;
- sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
- memperbaiki iklim mikro; dan
- meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
Pada dasarnya fungsi ruang terbuka dapat dibedakan menjadi dua fungsi utama yaitu fungsi sosial dan fungsi ekologis (Hakim, 2003:52 dalam Paulus Hariyono, 2007 : 153). Fungsi sosial dari ruang terbuka antara lain:
- tempat bermain dan berolahraga;
- tempat komunikasi sosial
- tempat peralihan dan menunggu;
- tempat untuk mendapatkan udara segar
- sarana penghubung satu tempat dengan tempat lainnya;
- pembatas di antara massa bangunan;
- sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan;
- sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan.
Konsep dalam memanfaatkan hutan kota ataupun taman kota akan terpeta melalui pengalaman tiap-tiap masyarakat melalui latar belakang budaya masyarakatnya. Karena itu, pemahaman konsep akan taman kota dapat dilihat latar belakang kebudayaan melalui tinjauan nilai budaya dan nilai sosial masyarakatnya dalam kaitannya dengan taman kota. Konsep penanaman tanaman dalam masyarakat Jawa lebih mengutamakan makna. Sebagai misal, pohon sawo kecik ditanam di halaman depan rumah sebagai lambang akan makna bahwa manusia hidup harus memiliki pikiran yang benar (Fandely, 2004 dalam Paulus Hariyono, 2007:232 ). Menurut Tanjung dalam epilog buku tulisan Soesilo (2005: ix), orientasi nilai sosial yang mengutamakan kebersamaan, akan melahirkan konsep taman kota yang memiliki fungsi sosial yang tinggi. Taman kota yang dapat digunakan untuk bercengkerama, berolah raga, dan bermain menjadi bentuk ideal bagi masyarakat.
Fungsi Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Bagi Sebuah Kota (skripsi dam tesis)
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan perkotaan yang rusak adalah dengan pembangunan ruang terbuka hijau kota yang mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota. Upaya ini bisa dilakukan dengan cara membangun hutan kota yang memiliki beranekaragam manfaat. Menurut Irwan (2005) Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :
- Identitas Kota
- Nilai Estetika
- Penyerap Karbondioksida (CO2)
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada proses fotosintesis dapat menyerap gas yang bila konsentarasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan. Jenis tanaman yang baik sebagai penyerap gas Karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen adalah damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina). Penyerapan karbon dioksida oleh hutan kota dengan jumlah 10.000 pohon berumur 16-20 tahun mampu mengurangi karbon dioksida sebanyak 800 ton per tahun. (Simpson and McPherson, 1999)
- Pelestarian Air Tanah
- Penahan Angin
- Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.
- Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang
- Memiliki jenis perakaran dalam.
- Memiliki kerapatan yang cukup (50 - 60 %).
- Tinggi dan lebar jalur hutan kota cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang diinginkan.
- Ameliorasi Iklim
- Habitat Hidupan Liar
- Pengolahan sampah
- Pelestarian Air Tanah
- Penepis Cahaya Silau
- Meningkatkan keindahan
- Mengamankan pantai dari abrasi
- Meningkatkan industri pariwisata
- Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi
Hutan kota dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat dengan cara menarik minat wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya, orang-orang akan menikmati kehidupan dan berbelanja dengan waktu yang lebih lama di sepanjang jalur hijau, kantor-kantor dan apartemen di areal yang berpohon akan disewakan serta banyak orang yang akan menginap dengan harga yang lebih tinggi dan jangka waktu yang lama, kegiatan dilakukan pada perkantoran yang mempunyai banyak pepohonan akan memberikan produktivitas yang tinggi kepada para pekerja (Forest Service Publications, 2003. Trees Increase Economic Stability, 2003).
Dampak negatif dari tidak optimalnya RTH dimana RTH tidak memenuhi persyaratan jumlah dan kualitas baik disebabkan karena RTH tidak tersedia, RTH tidak fungsonal, fragmentasi lahan menurunkan kapasitas lahan dan selanjutnya menurunkan kapasitas lingkungan, alih guna dan fungsi lahan terjadi teruama dalam bentuk / kejadian :
- Menurunnya kenyamanan kota meliputi penurunan kapasitas dan daya dukung wilayah yang dapat mengakibatkan pencemaran meningkat, ketersediaan air tanah menurun, suhu kota meningkat.
- Menurunkan keamanan kota
- Menurunkan keindahan alami kota ( natural amenities) dan artifak alami sejarah yang bernilai kultural tinggi.
- Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat baik secara fisik maupun non fisik, meliputi :
- Tidak terserap dan terjerapnya partikel timbal
- Tidak terserap dan terjerapnya debu semen
- Tidak ternetralisirnya bahaya hujan asam
- Tidak terserapnya karbon monoksida (CO)
- Tidak terserapnya karbon dioksida
- Tidak teredamnya kebisingan
- Tidak tertahannya hembusan angin
- Tidak terserap dan tertapisnya bau.
Peranan Ruang Terbuka Hijau bagi Sebuah Daerah Perkotaan (skripsi dan tesis)
Kota merupakan suatu pusat pemukiman penduduk yang besar dan luas yang tidak haya merupakan kumpulan gedung-gedung dan sarana fisik lainnya. Komponen kota adalah antara lingkungan fisik kota dan warga kota yang selalu berinteraksi selama proses perkembangan kota.
Peranan ruang terbuka hijau bagi sebuah kota dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikt :
- Terhadap Kualitas lingkungan kota
- Terhadap Kelestarian lingkungan
- Menunjang tata guna dan kelestarian air.
- Menunjang tata guna dan pelestarian tanah.
- Menunjang pelestarian plasma nutfah
- Menyegarkan udara atau sebagai paru-paru kota.
- Kota mempunyai luas yang tertentu dan terbatas
- Tata ruang kota penting dalam usaha untuk efisiensi sumberdaya kota dan juga efektifitas penggunaanya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya lainnya.
- RTH perkotaan memiliki manfaat kehidupan yang tinggi.
- Keberadaan RTH penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan.
Kebijakan Ruang Terbuka Hijau (skripsi dan tesis)
Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa RTH terdiri dari RTH Publik dan Privat. Total luasan RTH perkotaan harus mencapai 30 % dari luasan kota. Yang terdiri dari 10 % dari luasan wilayah merupakan RTH Privat dan 20 % dari luasan berupa RTH publik.
Menurut Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Kawasan Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan jenis RTH Kawasan Perkotaan meliputi: taman kota; taman wisata alam ; taman rekreasi ; taman lingkungan perumahan dan permukiman ; taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial ; taman hutan raya ; hutan kota ; hutan lindung ; bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah; cagar alam; kebun raya; kebun binatang; pemakaman umum; lapangan olah raga; lapangan upacara; parkir terbuka; lahan pertanian perkotaan; jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET); sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa; jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian; kawasan dan jalur hijau; daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan taman atap (roof garden).
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri dari :
- Pertamanan kota
- Kawasan hijau hutan kota
- Kawasan hijau rekreasi kota
- Kawasan hijau kegiatan olahraga
- Kawasan hijau pekarangan.
Kehadiran pohon di perkotaan memberikan nuansa kelembutan tersendiri. Perkembangan kota yang biasanya diwarnai kehidupan yang keras baik dalam arti fisik ataupun psikis, sedikit banyak dapat dilunakkan dengan elemen alamiah seperti air (baik yang diam-tenang maupun yang bergerak-mengalir) dan aneka tanaman (mulai dari rumput, semak sampai pohon) (Budihardjo, 1993:45).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:
- kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
- kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
- area pengembangan keanekaragaman hayati;
- area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
- tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
- tempat pemakaman umum;
- pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;
- pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
- penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta criteria pemanfaatannya;
- area mitigasi/evakuasi bencana; dan ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
Pengertian Ruang Terbuka Hijau (skripsi dan tesis)
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau di klasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya (Fandeli, 2004: 27). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau dibedakan menjadi dua yakni Runag Terbuka Hijau Publik dan Ruang Terbuka Hijau Privat. Ruang Terbuka Hijau publik adalah RTH yang dimiliki atau dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat umum. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau Privat dalah RTH milik instansi tertentu atau perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.
Jenis RTH Publik Kawasan Perkotaan meliputi: taman kota; taman wisata alam ; taman rekreasi ; taman lingkungan perumahan dan permukiman ; taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial ; taman hutan raya ; hutan kota ; hutan lindung ; bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah; cagar alam; kebun raya; kebun binatang; pemakaman umum; lapangan olah raga; lapangan upacara; parkir terbuka; lahan pertanian perkotaan; jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET); sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa; jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian; kawasan dan jalur hijau; daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan taman atap (roof garden). Sedangkan untuk RTH Privat meliputi pekarangan rumah tinggal, kebun, halaman perkantoran/took/tempat usaha, taman atap bangunan, taman RT, dan taman RW.
Sedangkan menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 menyebutkan bahwa Ruang Terbuka Hijau privat meliputi: 1) Ruang Terbuka Hijau pekarangan; dan 2) Ruang Terbuka Hijau halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha. Ruang Terbuka Hijau Kota Publik meliputi: 1) ruang terbuka hijau taman dan hutan kota; 2) ruang terbuka hijau jalur hijau jalan; dan 3) ruang terbuka hijau fungsi tertentu.
Status kepemilikan RTH dapat berupa RTH publik yang penyedia dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, dan RTH privat atau non-publik yang penyedia dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pihak/lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah kabupaten/kota.
Tabel 2.1.
Kepemilikan RTH
No. | Jenis | RTH Publik | RTH Privat | ||||||
1. | RTH Pekarangan | ||||||||
a. | Pekarangan rumah tinggal | V | |||||||
b. | Halaman | perkantoran, | pertokoan, | dan | tempat | V | |||
usaha | |||||||||
c. | Taman atap bangunan | V | |||||||
2. | RTH Taman dan Hutan Kota | ||||||||
a. | Taman RT | V | V | ||||||
b. | Taman RW | V | V | ||||||
c. | Taman kelurahan | V | V | ||||||
d. | Taman kecamatan | V | V | ||||||
e. | Taman kota | V | |||||||
f. | Hutan kota | V | |||||||
g. | Sabuk hijau (green belt) | V | |||||||
3. | RTH Jalur Hijau Jalan | ||||||||
a. | Pulau jalan dan median jalan | V | V | ||||||
b. | Jalur pejalan kaki | V | V | ||||||
c. | Ruang dibawah jalan layang | V | |||||||
4. | RTH Fungsi Tertentu | ||||||||
a. | RTH sempadan rel kereta api | V | |||||||
b. | Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi | V | |||||||
c. | RTH sempadan sungai | V | |||||||
d. | RTH sempadan pantai | V | |||||||
e. | RTH pengamanan sumber air baku/mata air | V | |||||||
f. | Pemakaman | V | |||||||
Ruang terbuka hijau menurut sifat penggunaannya terbagi dalam dua kategori yaitu terbuka pasif dan terbuka aktif. Ruang terbuka aktif umumnya dipergunakan untuk kegiatan kemanusiaan misalnya taman kota, areal camping, taman kota, lapangan olah raga, dan sebagainya. Ruang terbuka pasif yaitu ruang terbuka yang digunakan untuk menunjang ekosistem setempat seperti kantong-kantong hijau, jalur hijau, lapangan terbang, kuburan, waduk, dan hutan kota.
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah suatu lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu); Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan (Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006).
Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika (pasal 1 ayat 2). RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota (pasal 1 ayat 19). Pemanfaatan RTHKP publik dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan para pelaku pembangunan. RTHKP publik tidak dapat dialihfungsikan. Pemanfaatan RTHKP publik dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah (Pasal 12 ayat 3 dan 4).
Senin, 24 Juni 2019
Manfaat Sampah (skripsi dan tesis)
Sampah merupakan masalah yang paling sering ditemui terutama pada daerah-daerah yang sedang berkembang dan dikota-kota besar, jika tidak diperlakukan dengan benar, sampah ini dapat menimbulkan masalah yang serius bagi manusia, oleh karenanya sampah harus diperlakukan dengan benar dan ditangani secara serius dengan memanfaatkan sisa-sisa dari kegiatan manusia tersebut.
Sebenarnya sampah yang dianggap tak berguna itu memiliki manfaat yang cukup besar untuk manusia. Berikut beberapa manfaat sampah untuk manusia diantaranya (Sejati, 2009)
1. Sebagai pupuk organik untuk tanaman. Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.
2. Sumber humus. Sampah orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik racun.
3. Sampah dapat didaur ulang. Limbah sampah dari plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang yang bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang cantik. Atau didaur ulang kembali menjadi bahan baku pembuatan produk plastik atau kertas.
Pengelolaan sampah (skripsi dan tesis)
- Penanganan di Tempat (on place handling)
- Pengumpulan (collection)
- Pengangkutan (transfer/transport)
- Pengolahan (processing)
- Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan yang bertujuan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan.
- Pembuatan kerajinan daur ulang, yaitu mengubah sampah kering (an-organik) menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis.
- Pembuatan kompos (composting), yaitu mengubah sampah melalui proses mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan. Output dari proses ini adalah kompos dan gas bio.
Klasifikasi Sampah (skripsi dan tesis)
- Sampah Berdasarkan Bentuk
- Sampah padat (solid) misal: daun, kertas, karton, kaleng, plastik dan logam.
- Sampah cair, misalnya bekas air pencuci, bekas cairan yang tumpah, tetes tebu, dan limbah industri yang cair.
- Sampah berbentuk gas, misalnya karbondioksida, amonia, H2S, dan lainnya.
- Sampah Berdasarkan Proses Terjadinya
- Sampah alami, yaitu sampah yang terjadi karena proses alami, misalnya daun-daun yang rontok.
- Sampah non alami, yaitu sampah yang terjadi karena kegiatan manusia, misalnya: plastik dan kertas.
- Sampah Berdasarkan Zat Kimia yang Terkandung
- Sampah anorganik, yaitu sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya: logam/ besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
- Sampah organik, yaitu sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
- Sampah Berdasarkan Karakteristik
- Garbage, adalah terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
- Rubbish, terbagi menjadi 2 yaitu:
- Yang mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, seperti kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.
- Yang tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, seperti kaca, kaleng, dan sebagainya.
- Ashes, adalah semua sisa pembakaran dari industri.
- Street sweeping, adalah sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
- Dead animal, adalah segala jenis bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
- House hold refuse, adalah jenis sampah campuran (misalnya, garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari perumahan.
- Abandoned vehicle, adalah sampah yang berasal dari bangkai kendaraan.
- Demolision waste, adalah sampah yang berasal dari sisa pembanguman gedung, seperti tanah, batu dan kayu.
- Sampah industri, adalah sampah yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.
- Santage solid, sampah yang terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
- Sampah khusus, adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.
Sumber Sampah (skripsi dan tesis)
Menurut Budiman Chandra (2007), sumber sampah dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
- Pemukiman penduduk
- Tempat umum dan tempat perdagangan
- Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
- Industri berat dan ringan
- Pertanian
Pengertian Sampah (skripsi dan tesis)
Sampah didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan kemudian dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak di inginkan lagi . (Saputro, 2015). Menurut Notoatmodjo (2011), pengertian sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menjelaskan agi tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Secara umum, sampah dapat dibagi dua, yaitu sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering), sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur dan lain-lain, sampah jenis ini dapat terdegrasi (membusuk/hancur) secara alami. Sedangkan sampah kering seperti plastik, kertas, dan kaleng, sampah sejenis ini tidak dapat terdegrasi secara alami dan perlu pengelolaan atau campur tangan manusia untuk mengelola sampah jenis tersebut.
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menjelaskan agi tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Secara umum, sampah dapat dibagi dua, yaitu sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering), sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur dan lain-lain, sampah jenis ini dapat terdegrasi (membusuk/hancur) secara alami. Sedangkan sampah kering seperti plastik, kertas, dan kaleng, sampah sejenis ini tidak dapat terdegrasi secara alami dan perlu pengelolaan atau campur tangan manusia untuk mengelola sampah jenis tersebut.
Pengertian Proyek (skripsi dan tesis)
Tampubolon (2004) mendefinisikan proyek sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang hanya terjadi sekali, dimana pelaksanaannya sejak awal sampai akhir
dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Sedangkan Munawaroh (2003) menjelaskan proyek merupakan bagian dari program kerja suatu organisasi yang sifatnya temporer untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya manusia maupun non sumber daya manusia. Proyek merupakan kegiatan yang memiliki batas waktu dalam pengerjaannya.
Menurut Subagya (2000) proyek merupakan suatu pekerjaan yang memiliki
tanda-tanda khusus sebagai berikut:
1) Waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan.
2) Merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang dapat dipisahkan dari yang lain.
3) Biasanya volume pekerjaan besar dan hubungan antar aktifitas kompleks.
Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan
dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk
mendapatkan benefit (Gray, et al., 2007). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat
meliputi pembangunan pabrik, jalan raya atau kereta api, irigasi, bendungan,
gedung sekolah atau rumah sakit, perluasan atau perbaikan program-program
yang sedang berjalan, dan sebagainya. Sedangkan Meredith dan Mantel (2006) mengatakan bahwa “The project is complex enough that the subtasks require careful coordination and control in terms of timing, precedence, cost, and performance.” Dapat diartikan bahwa proyek memiliki subtugas yang cukup kompleks dan memerlukan koordinasi yang cermat, selain itu melakukan kontrol terhadap waktu, biaya dan kinerja.
Menurut Malik (2010) proyek merupakan sekumpulan kegiatan terorganisir
yang mengubah sejumlah sumber daya menjadi satu atau lebih produk barang/jasa bernilai terukur dalam sistem satu siklus, dengan batasan waktu, biaya, dan kualitas yang ditetapkan melalui perjanjian. Dalam sebuah proyek, penggunaan biaya, waktu serta tenaga dibatasi, sehingga penanggung jawab proyek harus bisa mengelola kegiatannya agar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Minggu, 23 Juni 2019
Metode Pengawasan Kualitas (skripsi dan tesis)
Metode pengawasan proses digunakan untuk memonitor karakteristik kualitas selama proses transformasi berlangsung.Metode ini sangat berguna terutama dalam hal (Yamit, 2003) :
o Mengukur kualitas yang terdapat dalam barang atau jasa
o Mendeteksi apakah proses itu sendiri mengalami perubahan sehingga mempengaruhi kualitas.
Jika pemeriksaaan sampel ditemukan berada di luar batas kontrol atas atau upper control limt (UCL), dan di bawah batas kontrol bawah atau lower control limit (LCL) maka proses transformasi harus diperiksa untuk mencari penyebabnya, apakah pemasangan mesin salah, apakah diperlukan adanya maintenance pada mesin, operator yang tidak berpengalaman, atau bahan baku yang tidak memenuhi standard. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengawasan proses adalah (Marbun 1985):
- a) Bagan pengawasan variabel (variable control chart)
Untuk membuat grafik atau grafik rata-rata perlu dicari terlebih dahulu nilai .Kemudian dicari nilai R (Range) yang didefinisikan sebagai selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah dari variabel yang diamati Selanjutnya dicari nilai simpangan baku (standard deviasi).
- b) Bagan pengawasan atribut (attribute control chart)
Tahapan-Tahapan Dalam Pengawasan Kualitas (skripsi dan tesis)
Dalam perkembangan teknik dan metode pengawasan kualitas produk, ada 3 tahapan untuk menjalankan quality control, yaitu (Paranthaman,1967):
- Kegiatan Inspeksi (Inspections)
Laporan hasil inspeksi dibuat dan dilaporkan oleh bagian pemeliharaan untuk pimpinan perusahaan dan laporan ini sangat berguna bagi pimpinanan. Misalnya laporan tentang mesin atau peralatan yang sering rusak, merupakan bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan, apakah mesin atau peralatan tersebut perlu diganti atau tidak.
- Statistical Quality Control (SQC)
Meskipun pengawasan statistic (SQC) merupakan teknik yang penting dalam sistem pengawasan kualitas, sistem ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :
- Tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptabele quality level) ditetapkan 0,5% hingga 1,0 %. Tingkat tersebut tidak memuaskan bagi produsen yang ingin mencapai produksi tanpa cacat (khususnya untuk industri dengan produk yang kompleks seperti mesin, peralatan elektronik dan lainnya).
- Penempatan tingkat kecacatan 0,5% - 1,0% dapat terjadi pada setiap tahapan produksi, akibatnya aliran proses akan terganggu atau bahkan berhenti sama sekali.
- Reliabilitas (Reliability)
Dua kelemahan SQC di atas menyebabkan banyak perusahaan merancang pengawasan dengan berpedoman pada konsep cacat nol (zero defect) atau reliabilitas yang tinggi untuk mempertahankan kualitas output disertai dengan pengawasan proses full inspection (pengawasan penuh keseluruhan operasi), namun tidak semua perusahaan dapat melaksanakannya.
Pengertian Pengawasan (skripsi dan tesis)
Agar dapat memberikan pengertian yang lebih jelas tentang masalah pengawasan ini maka terlebih dahulu dikemukakan pendapat dari Sofjan Assauri tentang pengawasan sebagai berikut :
"Suatu pemeriksaan dan pengendalian kegiatan yang telah atau sedang dilakukan agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan".
Dalam menjalankan sistem produksi, kegiatan pengawasan tidak dapat terlepas dari kegiatan perencanaan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.M. Manulang mendefinisikan tentang pengawasan sebagai berikut :
"Pengawasan ini terutama untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang salah dalam pelaksanaan dengan maksud apa yang dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan".
Dari definisi dua pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa pengawasan adalah merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin agar hasil dapat tercapai.
Lingkup kegiatan pengawasan kualitas sangat luas, banyak hal yang menentukan atau mempengaruhi kualitas. Menurut Elwood S Bufa, pelaksanaan pengawasan kualitas dengan cara mengontrol "Pengawasan terhadap bahan yang masuk proses pada saat produksi dan prestasi terakhir dari produk dan jasa".
1 . Pengawasan bahan baku
Dalam pengawasan terhadap bahan baku pada pengawasan kualitas, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dikerjakan oleh manajemen perusahaan agar bahan baku yang diterima perusahaan yang bersangkutan dapat dijaga kualitasnya. Beberapa hal tersebut antara lain adalah seleksi sumber bahan, pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan dan penjagaan gudang bahan baku perusahaan. Apabila hal-hal tersebut dilaksanakan dengan baik maka kemungkinan perusahaan memperoleh bahan baku dengan kualitas rendah dapat ditekan sekecil mungkin.
- Pengawasan proses produksi
- Pengawasan produk akhir
Dalam hal ini diharapkan pengawas dapat mengumpulkan informasi tentang tanggapan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Informasi ini sangat penting untuk menghadapi atau mengetahui dimana kekurangan dari produk tersebut, sehingga dapat dipergunakan sebagai umpan balik untuk perusahaan agar dapat dilakukan tindakan perbaikan dimasa yang akan datang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan Kualitas (skripsi dan tesis)
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Yamit, 2003):
- Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan.
- Peralatan dan perlengkapan (tools and equipment).
- Bahan baku dan material.
- Pekerjaan ataupun staf organisasi.
- Pasar atau tingkat persaingan
- Tujuan organisasi
- Testing produk
- Desain produk
- Proses produksi
- Kualitas input
- Perawatan perlengkapan
- Standar kualitas
- Umpan balik konsumen
Dari berbagai faktor khusus yang menentukan kualitas tersebut di atas,sering dijumpai perusahaan menetapkan secara tanggung jawab kualitas kepada seseorang atau kelompok untuk mengawasi kualitas produk secara kontinyu. Dalam hal ini terdapat alasan mengapa pengawasan kualitas diperlukan, yaitu :
- Untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan dan perbaikan.
- Untuk menjaga atau menaikkan kualitas sesuai standar
- Untuk mengurangi keluhan konsumen
- Memungkinkan pengkelasan output
- Untuk mentaati peraturan
- Untuk menaikkan atau menjaga company image
Konsep Kualitas (skripsi dan tesis)
Kualitas merupakan hal yang paling menentukan apakah suatu produk layak untuk dipasarkan sehingga sangat diperlukan adanya upaya pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas produk akhir harus dilakukan secara terintegrasi dan dimulai dari upaya pengawasan kualitas bahan dasar dilanjutkan dengan pengawasan proses produksi, dan proses pasca produksi yaitu meliputi packing dan packaging (Parnthaman, 1987).
Kualitas sendiri dapat diukur dengan beberapa dimensi seperti dibawah ini :
- Conformance to Spesification
- Nilai
- Fitness for Use
- Support
- Psychological immpressions
Karena kualitas barang dan jasa sekarang menjadi prioritas utama dalam persaingan maka sebaiknya kualitas produk dijaga sebaik-baiknya. Masalahnya adalah persepsi konsumen mengenai kualitas suatu produk itu selalu berubah-ubah. Kalau memang sudah ada perubahan maka sebaiknya perushaan segera tanggap untuk menyesuaikan.
Konsekuensi dari tingginya kualitas barang atau jasa adalah biaya produksinya biasanya mahal namun seiring dengan kualitas yang mampu diberikan oleh perusahaan maka konsumen akan sanggup membayarnya
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1998) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hasil produksi adalah hasil kegiatan yang dilaksanakan melalui sstem produksi dengan mengubah faktor produksi yang tersedia sehingga menjadi barang dan jasa. Sedangkan menurut Anshori (1996) hasil produksi adalah berbagai produk yang dihasilkan dari proses pengolahan sumber daya (bahan, tenaga, kerja, mesin, peralatan dan lain-lain secara optimal.
Proses Produksi (skripsi dan tesis)
Proses produksi atau proses operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu (Pangestu, 2000):
- Proses Produksi Terus-menerus
Proses produksi continous biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada produk atau product focus. Karena biasanya setiap produk disediakan fasilitas produksi tersendiri yang diletakkan sesuai dengan urutan proses pembuatan produk tersebut.
Proses produksi yang termasuk product focus biasanya digunakan untuk membuat barang yang macamnya relatif sama dan dalam jumlah yang sangat banyak. Hasil produksi dapat distandarisasikan, dan dalam jangka panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatakan sebagai line flow. Misalnya pabrik gula pasir,pabrik pemintalan benang, pabrik propilen dan lain sebagainya.
- Proses Produksi Terputus-putus
Proses produksi terputus-putus biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan pada proses atau process focus. Dalam process focus perhatian lebih banyak dicurahkan pada proses pembuatan barang yang bermacam-macam karena macam produknya berganti-ganti. Arus barang pada proses produksi ini bersifat beraneka ragam atau jumbled flow karena setiap macam barang memiliki urutan proses yang berbeda-beda. Misalnya bengkel mobil, kerajinan mebel, dan lain-lain
- Proses Intermediate
Pengertian Manajemen Produksi (skripsi dan tesis)
Suatu kegiatan untuk meningkatkan kegunaan atau daya guna dari barang ataupun jasa, sering dikenal dengan kegiatan pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output), yang tentu saja harus membutuhkan bantuan dan dilaksanakan secara bersama-sama dengan orang lain. Oleh karena itu diperlukanlah kegiatan manajemen. Kegiatan manajemen ini diperlukan untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang berupa sumbersumber daya dan bahan, guna dapat meningkatkan manfaat dari barang atau jasa tersebut secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki para manajernya. Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi mengatakan bahwa : "Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain".
Dengan melaksanakan manajemen secara teratur, kegiatan dapat terlaksana dengan baik sehingga mencapai hasil produksi yang baik pula, serta bekerja secara efektif dan efisien dapat terpenuhi, baik dalam segi kualitas, kuantitas, waktu, tenaga dan biaya.
Produksi didalam suatu perusahaan akan merupakan suatu kegiatan yang cukup penting. Bahkan didalam berbagai macam pembicaraan, dikatakan bahwa produksi adalah merupakann suatu dapur dari perusahaan tersebut. Apabila kegiatan produksi dalam suatu perusahaan terhenti, maka kegiatan dalam perusahaan tersebut ikut terhenti karenanya. Sedemikian pentingnya kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, sehingga dengan demikian sudah menjadi hal sangat umum jika perusahaan akan selalu memperhatikan kegiatan produksi dalam perusahaannya. Sedangkan pengertian produksi menurut Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gito Sudarmo adalah : "Pencipta atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.'
Berhubungan dengan masalah penciptaan suatu barang yang merupakan suatu kegiatan mulai dari perencanaan, proses produksi, dari bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi oleh konsumen, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen produksi merupakan fungsi dari suatu usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam rangka menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
Probabilitas Umur Proyek (skripsi dan tesis)
Seperti telah diuraikan terdahulu, umur proyek ditentukan oleh lintasan yang paling lama waktu pengerjaannya (jalur kritis), dan untuk mengetahui jalur kritis tersebut digunakan data lama kegiatan perkiraan (expected time). Probabilitas waktu pengerjaan proyek dari data expected time, diperkirakan sebesar 50% berhasil dan 50% gagal.
Dalam berbagai proyek kemungkinan sebesar 50% tersebut sangatlah riskan, sehingga perlu ditingkatkan nilainya sampai dengan di atas 80% atau kemungkinan gagal lebih kecil dari 20%, dan untuk mewujudkan hal tersbut diperlukan syarat-syarat sebagi berikut (Tubagus, 1984) :
- Telah ada network diagram yang tepat
- Data masing-masing kegiatan harus dinyatakan dalam bentuk 3 perkiraan atau berdasarkan metode PERT.
- Tingkat probabilitas kemungkinan berhasil atau kemungkinan gagal yang dinginkan telah ditetapkan.
Perbandingan Metode PERT dan CPM (skripsi dan tesis)
Metode PERT dan CPM masing-masing menggunakan prinsip-prinsip pembentukan jaringan dalam perhitungannya sehingga baik metode PERT maupun CPM memiliki urut-urutan yang sama dalam membentuk jaringan awal penyelesaian suatu proyek ataupun kegiatan.Dalam visualisasi penyajian PERT sama halnya dengan CPM, yaitu dengan menggunakan diagram anak panah (activity on arrow) untuk menggambarkan kegiatan proyek. Demikian pula pengertian dan perhitungan mengenai kegiatan kritis, jalur kritis dan float dalam CPM atau slack dalam PERT (waktu luang).
Perbedaan pokok metode PERT dan CPM adalah bahwa CPM memasukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian, PERT bukannya sama sekali mengabaikan faktor biaya namun dalam PERT besarnya biaya diasumsikan berubah ubah sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas dalam suatu proyek. Sehingga jika waktu pengerjaan proyek dapat dipersingkat maka dapat diasumsikan bahwa biaya yang untuk proyek tersebut dapat diperkecil.
Selanjutnya dapat pula diasumsikan bahwa penyingkatan waktu selama satu minggu yang dilakukan terhadap aktivitas yang terletak dalam waktu kritis, secara ekonomis adalah sama produktifnya dengan penyingkatan waktu selama satu minggu yang dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas lain yan gterletak pada jalur-jalur kritis yang lain. Jika waktu tercepat yang diharapkan untuk event akhir jaringan telah berhasil dikurangi, maka dianggap bahwa biaya juga berhasil dikurangi.
Perbedaan penting lain antar PERT dan CPM terletak pada metode untuk memperkirakan waktu. Dalam sistem CPM ditentukan dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap aktivitas yang terdapat dalam jaringan yaitu perkiraan normal (normal estimat) dan perkiraan cepat (crash estimate). Sedangkan PERT menggunakan tiga perkiraan krurun waktu yaitu optimis (a), pesimis (b), dan waktu yang paling memungkinkan (m).
Metode CPM lebih tepat digunakan untuk suatu kegiatan yang waktu, biaya, tenaga kerja dapat diperkirakan dengan tepat. Namun jika waktu penyelesaian memiliki tingkat ketidak pastian yang besar seperti adanya faktor bencana alam dan cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan tepat maka metode PERT lebih tepat digunakan. (Soeharto,1997)
Perbedaan pokok metode PERT dan CPM adalah bahwa CPM memasukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian, PERT bukannya sama sekali mengabaikan faktor biaya namun dalam PERT besarnya biaya diasumsikan berubah ubah sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktivitas dalam suatu proyek. Sehingga jika waktu pengerjaan proyek dapat dipersingkat maka dapat diasumsikan bahwa biaya yang untuk proyek tersebut dapat diperkecil.
Selanjutnya dapat pula diasumsikan bahwa penyingkatan waktu selama satu minggu yang dilakukan terhadap aktivitas yang terletak dalam waktu kritis, secara ekonomis adalah sama produktifnya dengan penyingkatan waktu selama satu minggu yang dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas lain yan gterletak pada jalur-jalur kritis yang lain. Jika waktu tercepat yang diharapkan untuk event akhir jaringan telah berhasil dikurangi, maka dianggap bahwa biaya juga berhasil dikurangi.
Perbedaan penting lain antar PERT dan CPM terletak pada metode untuk memperkirakan waktu. Dalam sistem CPM ditentukan dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap aktivitas yang terdapat dalam jaringan yaitu perkiraan normal (normal estimat) dan perkiraan cepat (crash estimate). Sedangkan PERT menggunakan tiga perkiraan krurun waktu yaitu optimis (a), pesimis (b), dan waktu yang paling memungkinkan (m).
Metode CPM lebih tepat digunakan untuk suatu kegiatan yang waktu, biaya, tenaga kerja dapat diperkirakan dengan tepat. Namun jika waktu penyelesaian memiliki tingkat ketidak pastian yang besar seperti adanya faktor bencana alam dan cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan tepat maka metode PERT lebih tepat digunakan. (Soeharto,1997)
Program Evaluation Review Technique (PERT) (skripsi dan tesis)
Metode yang telah dirancang untuk menentukan lama pengerjaan adalah variabel random yang disebut dengan Program Evaluation Review Technique (PERT). Waktu setiap kegiatan dihitung atas dasar tiga perkiraan, yaitu waktu optimis, waktu pesimistis, dan waktu yang paling mungkin. Notasi yang digunakan untuk ketiga waktu perkiraan tersebut adalah:
- Waktu optimis = a
- Waktu pesimis = b
- Waktu paling memungkinkan = m
Secara singkat ketiga definisi waktu di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Levin, 1981) :
- Waktu Optimis :
- Waktu Pesimis :
- Waktu Paling Memungkinkan :
Distribusi waktu optimis (a), pesimis (b), dan waktu paling memungkinkan (m) mengikuti distribusi beta berbentuk lonceng yang a-simetris ke satu arah.
Metode Jalur Kritis (Critical Path Method / CPM) (skripsi dan tesis)
Metode jalur kritis (CPM) dikembangkan tahun 1957 oleh E.I. du pont Nemours & Company untuk pengawasan proyek konstruksi, dalam metode ini waktu untuk melaksanakan kegiatan sudah pasti dan penentuan jalur kritis dibuat dengan diagram network dengan menggunakan simbol sebagai berikut
- Anak panah ( ® ) melambangkan kegiatan, di atas anak panah ditulis simbol kegiatan sedangkan di bawah anak panah ditulis waktu kegiatan. Setiap kegiatan dalam network selalu terletak dalam 2 peristiwa.
- Lingkaran, melambangkan peristiwa di mana lingkaran di terbagi dalam 3 bidang yaitu sebelah kiri disebut nomer peristiwa, sebelah kanan atas disebut saat paling cepat (SPC) dan di sebelah kanan bawah disebut saat paling lambat (SPL).Jika dalam lingkaran terdapat SPC = SPL berarti peristiwa tersebut dikatakan peristiwa yang kritis yaitu peristiwa yang tidak memiliki tenggang waktu antara SPC dan SPL. Dalam diagram network sangat dimugkinkan terdapat lebih dari satu kegiatan yang menuju dan keluar dari peristiwa tapi diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan.
- Anak panah putus-putus melambangkan kegiatan semu (dummy) dalam diagram network kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak, karena kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari di antara dua peristiwa terdapat lebih dari satu kegaitan. Apabila diagram network tanpa melanggar ketentuan maka kegiatan semu tidak diperlukan dalam diagram network (Bhattacharya, 1997 dan Stevens, 1990)
Scheduling (skripsi dan tesis)
Scedulling yang dilakukan dalam pabrik sangat berbeda dengan schedulling proyek. Schedulling dalam pekerjaan pabrik dilakukan setiap saat baik pada pabrik yang menggunakan proses produksi continous maupun yang menggunakan proses produksi intermittent. Sedangkan pada schedulling proyek merupakan pekerjaan saat mulai dan selesainya sudah direncanakan,biasanya dipisahkan dari pekerjaan lain,memiliki volume pekerjaan yang besar dan hubungan antara aktivitas sangat kompleks.
Schedulling adalah penjadwalan kegiatan dimana penjadwalan melingkupi kapan memulai, berapa lama pengerjaan tiap tahap kegiatan dan kapan penyelesaian kegiatan tersebut. Dalam melakukan schedulling erat kaitannya dengan routing, dispatching dan pembuatan network planning. Routing atau sequencing merupakan penentuan urutan dalam mengerjakan suatu kegiatan sedangkan dispatching adalah pembagian wewenang atau tugas kepada karyawan untuk memulai melakukan kegiatan. Network planning adalah diagram berupa hubungan antar aktivitas ditunjukkan dengan jaringan kerja berupa simbol lingkaran untuk awal atau akhir aktivitas dan anak panah untuk kegiatan (Hani T Handoko, 1992)
Pada pelaksanaan penjadwalan dan penegandalian kontruksi digambarkan kemajuan yang diperloeh. Kemajuan tersebut di dasarkan pada persentase bobot prestasi pelaksanan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, penggunaan sumber daya, jam orang atau tenaga kerja yang digunakan dan masih banyak lagi yang dapat digunakan sebagai ukuran (Woodward, 1975)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan schedulling adalah faktor-faktor yang pada umumnya merupakan kendala yaitu :
- Kapasitas sarana dan prasarana
- Permintaan
- Bahan baku atau pembantu
- Kapasitas sumber daya manusia
- Ketentuan teknis
- Hari kerja
- Adanya kendala pendanaan
Langkah - Langkah Pokok Penyelenggaraan Konstruksi (skripsi dan tesis)
Upaya dan kegiatan untuk mendrikan suatu bangunan merupakan proses yang panjang, dimana mekanismenya tersusun serta terdiri dari banyak sekali kegaiatan atau pekerjaan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan gabungan dari berbagai kepentingan dan tanggung jawab yang saling terkait dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan sesuai dengan kepentingan dan tanggung jawab individual tersebut direncanakan sebuah sistem. Sistem yang dimaksudkan adalah kumpulan komponen-komponen kegiatan yang saling berhubungan dan tergantung yang harus dikoordinasikan dan dikendalikan sedemikian rupa sehingga mejadi kesatuan yang menyeluruh. Pendekatan sistem tersebut tidaklah memperlakukan bagian-bagian organisasi secara terpisah-pisah akan tetapi menjadi keseluruhannya sebgai kesatuan koordinasi yang terpadu dan terintegrasi (Paulson Jr et al, 1987)
Banyak hal harus dipertimbangkan untuk membuat sistem proyek kontruksi termasuk diantaranya adalah mengkombinasikan dan mengkomposisikan hal-hal menyangkut unsur-unsur mutu atau kualitas, biaya dan waktu pelaksanaan. Perubahan dari unsur-unsur tersebut akan langsung berpengaruh terhadap keseluruhan tahapan-tahapan pelaksanaan pembanguan..
Tahapan dalam kegiatan proyek kontruksi dimulai sejak dikemukakannya prakarsa dari Pemilik atau sejak pengembangan konsep sampai dengan tahap pengoperasian bagunan sesuai dengan tujuan fungional proyek. Walaupun setiap pelaksaaan proyek masing-masing berbeda tetapi secara garis besar tetap membentuk pola yang sama. Perbedaaan setiap proyek kontruksi terletak pada alokasi rentang waktu dan penekanan untuk setiap tahapan. Hubungan antar tahapan dapat berurutan seperti halnya yang dilaksanakan secara tradisional, tataua bertumpang tindih sebatas yang dilakukan pada bagian-bagian tertentu demi untuk mencapai hasil optimal. Hasil optimal sebagai tujuan akhir dari sistem pengendalian, pengawasan kualitas berkaitan dengan pemantauan kualitas hasil pekerjaan untuk menjamin tercapainya standar spesifikasi teknis seperti yang disepakati. Pengawasan kualitas harus sudah dilaksanakan sejak diterimanya masukan, diteruskan selama proses produksi dan berlangsung pada thap akhirnya. Pengawasan kualitas tidak hanya dapat dilakukan berdasarkan pada sampel statistik seperti yang berlaku dalam industri menufaktur pada umumnya.
Secara umum tahapan pokok dalam proyek kontruksi sebagai berikut :
- Tahap Pengembangan Konsep
Berdasarkan mengenai keadaan di lokasi proyek maka dilakukan peninjauan tentang kriteria konsep, sistem perencanaan serta sistem perancangan detail yang akan diperlakukan. Penyusunan konsep dan kriteria pelaksanaan secara keseluruhan sedini mungkin untuk menumbuhkan kerja sama tim, menyamakan persepsi untuk mencapai tujuan dan memebentuk dasar-dasar perencanaan yang akan terus dikembangkan. Rencana kerja proyek biasanya mencakup kegiatan menyususn estimasi pendahuluan, rencana kerja jangka pendek, paket-paket pekerjaan, program rekayasa nilai dan perencanaan kontruksi. Selanjutnya adalah langkah-langkah dan jadwal rencana untuk mendasari upaya pengembangan kontruksi secara bertahap. Di samping itu perlu melakukan peninjauan kembali mengenai pendelegasiaan wewenang dari pemberi tugas kepada setiap unsur organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
- Perencanaan
Proses perencanaan keseluruhan secara umum dibagi menjadi empat tahapan pelaksanan, yaitu tahap tanggapan terhadap Arahan Penugasan (TOR) atau seringkali disebut dengan tahap pengajuan proposal kemudian tahap survai dan investigasi, tahap penyusunan pra-rencana atau dikenal sebagai sketsa rencana, serta tahap perencanaan final atau perancangan detail. Pelaksanaan keempat tahapan tersebut secara berurutan, tidak bisa diubah dan kelengkapan dari masing-masing tahap sangat ditentukan dari hasil pada tahapan sebelumnya.
- Sketsa Rencana
- Rancangan Detail
- Pelaksanaan Kontruksi
Selama pelaksanaan kontruksi berjalan juga dilakukan pengendalian dengan selalu mengikuti laporan dan evaluasi pekerjaan termasuk jadwal rencana kerja yang disiapkan secara teratur dalam waktu periodik harian, mingguan, dan bulanan. (Istimawan Dipohusodo, 1996 dan Zulian, 2002).
- Pembahasan mengenai sistem pelaksaan kontruksi tidak terpisahkan dngan masalh-maslah yang berkaitan dengan organisasi sebagai salah satu fungsinya. Meskipun organisasi pada dasarnya sangat beraneka ragam bentuk dan strukturnya, pengertian secara umum dapat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang secara bersama-sama mebentuk struktur sistematis yang mengatur perilaku anggotanya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan tentang tujuannya juga sangat beraneka ragam sesuai dengan keinginan dan cita-cita organisasi yang bersangkutan. Secara garis besar organisasi kontruksi dapat dibagi menjadi :
- Kelompok kebijakan dan strategi yang ditangani oleh Tim Proyek dengan Manajer Kontruksi bertindak selaku Ahli Kontruksi sekaligus sebagai pemimpin.
- Kelompok konsepsi dan pengembangannya yang ditangani oleh staf penunjang.
- Kelompok sub sistem operasional yang didasarkan pada tanggung jawab pekerjaan dan keahlian (Vincent, 1985)
Berikut adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam pelaksanaan kontruksi :
- Penataan Lapangan
- Pekerjaan Pengukuran
- pengukuran jaringan polygon
- pemetaan situasi dan kontur lahan.
- Pengukuran trace atau sumbu bangunan arah memenjang seperti pada pekerjaan saluran, jalan raya, jaring transmisi dan lain sebgainya.
- Pemantauan ketepatan dimensi kontruksi baik ke arah tegak maupun mendatar.
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi dan Turap
- Pekerjaan Beton
- acuan beton yang dihitung dalam meter persegi permukaan
- perancah acuan dihitung dalam meter persegi luas permukaan yang ditopang
- baja tulangan dihitung dalam berat baja tulangan terpasang.
- pekerjaan beton dihitung dalam meter kubik volume beton jadi.
- Pekerjaan Struktur Baja
- Pekerjaan Struktur Kayu
- Pekerjaan Pasangan Batu dan Bata
- Pekerjaan Finis dan Plesteran
- Pekerjaan Pelapis Bata dan Dinding
- Pekerjaan Pengecatan
- material yang dicat seperti kayu, plat atau gelegar baja, plesteran dan lain sebagainya.
- macam permukaannya rata, halus, atau bergelombang.
- jenis material cat yang digunakan
- banyak lapis cat yang digunakan biasnya tiga kali pengecatan yaitu lapis dasar, pengecatan pertama dan lapisan finis.
- Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Langganan:
Postingan (Atom)