Kamis, 23 Mei 2019

Memilih Aitem Berdasarkan Koefisien Korelasi Aitem Total (skripsi dan tesis)


            Parameter daya beda aitem yang berupa koefisien korelasi aitem total memperlihatkan kesesuaian fungsi aitem dengan fungsi skala dalam mengungkap perbedaan individual. Dengan demikian guna mengoptimalkan fungsi skala maka sangat logis apabila pemilihan aitem-aitemnya didasarkan pada besarnya koefisien korelasi termaksud.
Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negative. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negative mengindikasikan daya diskriminasi yang tidak baik.
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya di anggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix atau ri(X-i) kurang dari 0,30 dapat di interpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Batasan ini merupakan suatu konvensi. Penyusun tes boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi aitemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan skala yangs edang disusun.
Apabila aitem yang memiliki indeks diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang di inginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 – menjadi 0,25 misalnya sehingga jumlah aitem yang di inginkan dapat tercapai. Apabila hal ini tidak juga menolong, maka sangat mungkin kita harus merevisi seluruh aitem aitem baru sama sekali dan kemudian melakukan field testing kembali karena menurunkan batas kriteria rix dibawah 0,20 sangat tidak di sarankan.
Harus pula diketahui bahwa tingginya korelasi skor aitem dengan skor skala, sekalipun berperanan dalam meningkatkan reliabilitas skala, namun tidak selalu akan meningkatkan validitas skala. Bahkan semata-mata memilih aitem-aitem yang berkorelasi tinggi dengan skor skala akan berakibat menurunkan validitas isi dan validitas yang didasarkan pada kriteria ( lemke & Wiersma, 1976; Azwar, 1997 ).
Oleh karena itu, parameter daya diskriminasi aitem rixhendaknya tidak dijadikan patokan tunggal dalam menentukan aitem mana yang akhirnya diikutkan sebagai bagian skala dalam bentuk final dikarenakan di samping korelasi aitem total tersebut masih ada pertimbangan lain yang juga tidak kalah besar peranannya dalam menentukan kualitas skala. Pettimbangan itu antara lain adalah tujuan penggunaan hasil ukur skala dan komposisi aspek-aspek atau komponen-komponen yang dicakup oleh kawasan ukur yang harus diungkap oleh skala.

Tidak ada komentar: