Sabtu, 25 Mei 2019

Jenis-Jenis Wawancara (skripsi dan tesis)

1. Wawancara Terpimpin
Wawancara terpimpin biasanya dilakukan dengan cara “memandu” orang lain selama berlangsungnya kegiatan penggalian informasi. Jenis pertanyaan juga cenderung berupa pertanyaan tertutup, dimana pertanyaan ini akan dijawab dengan cukup singkat. Biasanya jenis wawancara ini digunakan untuk mendapatkan respon dari daftar pertanyaan yang banyak sehingga efektivitas waktu bisa lebih terpelihara. Kesimpulan akan diambil dari seberapa banyak
jumlah ya atau tidak dari pertanyaan yang diajukan.
2. Wawancara Bebas
Berkebalikan dengan wawancara terpimpin, proses wawancara ini lebih cenderung membebaskan responden untuk memberikan jawabannya. Pertanyaan yang digunakan biasanya juga menggunakan pertanyaan-pertanyaaan terbuka seperti misalnya diawali dengan
kata “bagaimana”. Wawancara bebas umumnya memerlukan ketelitian dari pewawancara dalam menangkap poin-poin penting yang disampaikan oleh responden. Informasi tidak diambil secara mentah, tetapi dianalisis kembali untuk didapatkan data yang tepat.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Wawancara bebas terpimpin bisa dikatakan sebagai bentuk kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Awal mula, pewawancara mungkin akan memberikan pertanyaan terbuka kepada responden. Manakala responden sudah bebas mengungkapkan apa yang menjadi pendapat atau masalahnya, maka pewawancara akan mengarahkan jalannya
wawancara tersebut menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Jenis wawancara ini biasanya lebih digunakan pada bagaimana responden akan menentukan sikap atau menemukan jawaban mengenai
permasalahannya di akhir nanti.
4. Wawancara Terfokus pada Kelompok
Wawancara terfokus pada kelompok juga dikenal sebagai Focus Group Discussion (FGD). Dalam wawancara ini, seorang pewawancara akan dikelilingi oleh beberapa responden untuk membahas mengenai permasalahan yang tengah mereka hadapi. Biasanya permasalahan tersebut memiliki satu persamaan. Pewawancara akan menanyakan hal yang sama dan
menanyakan ke semua responden untuk mengetahui tanggapan-tanggapan mereka. Setelah semua jawaban terkumpul, maka pewawancara akan membantu untuk memilah informasi apa saja yang bisa dijadikan sebagai solusi atau rangkuman dari hasil wawancara tersebut.
5. Wawancara Tradisional
Wawancara tradisional merupakan bentuk wawancara lain yang memiliki sifat konvensional. Proses wawancara biasanya dilakukan hanya dengan tanya jawab. Unsur psikologi masuk hanya terkait dengan proses tanya jawab di sana. Pewawancara mungkin tidak akan memperhatikan unsur lain karena hanya berfokus pada jawaban-jawaban yang akan dirumuskan sebagai kesimpulan terkait dengan permasalahan psikologi nantinya. Bentuk wawancara ini juga umum dilakukan untuk mengetahui bagaimana jalannya wawancara dengan baik.
7. Wawancara Persuasif
Sesuai dengan namanya, wawancara persuasif biasanya akan memberikan ajakan-ajakan tertentu. Proses wawancara tidak hanya sekedar mencari informasi dari klien, tetapi juga menghubungkan informasi dari klien untuk kemudian dijadikan sebagai jembatan agar terjadi perubahan sikap yang mengarah kepada solusi klien. Ini merupakan cara yang bisa dilakukan
terutama bagi mereka yang lebih suka mendapatkan panduan solusi dari orang lain daripada mencari solusi sendiri.
8. Wawancara Informatif
Wawancara informatif dilakukan untuk menggali lebih banyak informasi dari seseorang. Ini merupakan proses dimana wawancara akan dilakukan dengan berfokus pada klien. Setiap jawaban klien akan dielaborasi (dikembangkan) sedemikian rupa sehingga jawaban tersebut bisa semakin rinci. Proses ini juga membutuhkan keterampilan yang baik dari pewawancara.

Tidak ada komentar: