Boediono(1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Penekanannya pada proses karena mengandung unsur perubahan dan
indikator pertumbuhan ekonomi dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama.
Menurut
Suryana (2000),pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross
Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih
kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam
struktur ekonominya.Samuelson (1995) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya perluasan
atau peningkatan dari Gross Domestic
Product potensial/output dari suatu negara.
Menurut Widodo (2001), untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari perkembangan PDRB pada daerah tersebut.
Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan pembangunan
ekonomi berorientasi pada masalah
pertumbuhan (growth). Hal ini bisa dimengerti mengingat penghalang utama
bagi pembangunan negara sedang berkembang adalah terjadinya kekurangan modal.
Pertumbuhan
ekonomi merupakan kunci untuk mengatasi kemiskinan, menurunnya tingkat
pertumbuhan penduduk, melindungi lingkungan dan memperkuat tatanan sipil.
Pertumbuhan ekonomi merupakan
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang atau perubahan tingkat
kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun. Perhitungan tingkat pertumbuhan
ekonomi (dalam konteks daerah):
Pertumbuhan Ekonomi = ((PDRBt
– PDRBt1) / PDRBt1)
×100%
Keterangan:
PDRBt : Produk Domestik Regional Bruto
pada tahun t
PDRBt1 : Produk Domestik Regional Bruto
pada tahun sebelumnya.
(Kuncoro,
2004)
Pendapat tersebut didukung oleh Susantik, dkk (1995)
yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
penting guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara atau
daerah.Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa
riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar
daripada tahun sebelumnya.Indikator yang lazim digunakan untuk menghitung
tingkat pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan angka-angka pendapatan
seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).Aspek tersebut relevan untuk
dipertimbangkan karena dengan demikian kebijakan-kebijakan ekonomi yang
diterapkan Pemerintah untuk mendorong aktivitas perekonomian domestik bisa
dinilai efektivitasnya.
Widodo (2001) menjelaskan bahwa laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses karena mengandung unsur
dinamis, perubahan, atau perkembangan. Oleh karena itu, pemahaman indikator
pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya
tahunan.
Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui
indikator perkembangan PDRB dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi pada
prinsipnya harus dinikmati penduduk.Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi belum tentu dapat dinikmati penduduk, jika pertumbuhan penduduk jauh
lebih tinggi. Dengan kata lain, mengkaitkan laju pertumbuhan ekonomi dengan
laju pertumbuhan penduduk akan memberi indikator yang lebih realistis.
Menurut Widjaya (1992) dalam Arsyad (2005) menerangkan dua
konsep pertumbuhan ekonomi, antara lain:
a.
Pertumbuhan ekonomi
adalah proses dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional riil. Perekonomian
dikatakan tumbuh atau berkembang apabila terjadi pertumbuhan output riil.
Output riil suatu perekonomian bisa juga tetap konstan atau mengalami
penurunan. Perubahan ekonomi meliputi pertumbuhan, statis ataupun penurunan,
dimana pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat positif sedangkan penurunan
merupakan perubahan negatif.
b. Pertumbuhan
ekonomi terjadi apabila ada kenaikan output perkapita. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi
menggambarkan kenaikan taraf hidup yang diukur dengan output total riil
perkapita. Oleh karena itu, pertumbuhan
ekonomi terjadi apabila tingkat kenaikan output total riil lebih besar daripada tingkat
pertambahan penduduk. Sebaliknya, terjadi penurunan
taraf hidup aktual
bila laju kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada laju pertambahan output
total riil.
Pertumbuhan tidak muncul di
berbagai daerah pada waktu yang sama, pertumbuhan hanya terjadi di beberapa
tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda.
Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan suatu proses pemerintah daerah dan
masyarakatnya dalam mengelola sumberdaya yang ada untuk menciptakan lapangan
kerja baru dan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Pengertian pertumbuhan ekonomi berbeda dengan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan
produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat, sementara
pembangunan mengandung arti yang lebih luas.
Proses pembangunan mencakup perubahan pada komposisi
produksi, perubahan pada pola penggunaan (alokasi) sumber daya produksi
diantara sektor-sektor kegiatan ekonomi, perubahan pada pola distribusi
kekayaan dan pendapatan diantara berbagai golongan pelaku ekonomi, dan
perubahan pada kerangka kelembagaan dalam kehidupan masyarakat secara
menyeluruh (Djojohadikusuma, 1994).
Namun demikian, pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu ciri pokok dalam proses pembangunan. Hal ini diperlukan berhubungan dengan
kenyataan adanya pertambahan penduduk.Bertambahnya penduduk dengan sendirinya
menambah kebutuhan pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, dan pelayanan
kesehatan.Adanya keterkaitan yang erat antara pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, ditunjukkan pula dalam sejarah munculnya teori-teori pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi.
Ada 4
faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi, antara lain:
1. Sumber
Daya Manusia
Kualitas
input tenaga kerjaatau sumber daya manusia merupakan faktor terpenting bagi
keberhasilan ekonomi. Hampir semua faktor produksi yang lainnya, yakni barang
modal, bahan mentah serta teknologi, bisa dibeli atau dipinjam dari negara
lain. Tetapi penerapan teknik-teknik produktivitas tinggi atas kondisi-kondisi
lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen,keterampilan produksi, dan
keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang
terdidik.
2. Sumber
Daya Alam
Faktor
produksi kedua adalah tanah. Tanah yang dapat ditanami merupakan faktor yang
paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang penting misalnya minyak, gas, hutan, air, dan bahan-bahan mineral lainnya.
3.
Pembentukan Modal
Dalam
pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan konsumsi, yang
mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan modal dan
investasi dibutuhkan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.
4.
Perubahan Teknologi dan Inovasi
Salah satu
tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewiraswastaan.
Perokonomian akan sulit untuk maju apabila tidak memiliki para wiraswastawan
yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikanberbagai pabrik atau
fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai hambatan
usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar