Minggu, 17 Februari 2019

Pengertian Perilaku Tenaga Penjual Pasar Tradisional (skripsi dan tesis)


Menurut Purwanto (2008), perilaku adalah segala tindakan atau perbuatan manusia yang kelihatan atau tidak kelihatan yang didasari maupun tidak didasari termasuk didalamnya cara berbicara, cara melakukan sesuatu dan bereaksi terhadap segala sesuatu yang datangnya dari luar maupun dari dalam dirinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan. Tingginya tingkat persaingan antar pedagang terutama di bidang pemasaran menuntut pedagang untuk menjadi yang terdepan, tercepat dan terbaik di bidangnya. Hal ini ditandai dengan persaingan yang semakin tajam dan kompleks serta tingkat akselerasi yang tinggi dalam merebutkan pelanggan, setiap pedagang dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pilihan stratejik di bidang manajemen sehingga mampu beradaptasi di dalam lingkungan yang dinamis. Pilihan strategik yang dilakukan oleh pedagang inilah yang disebut sebagai perilaku tenaga penjual pasar tradisional.
Secara khusus pengertian dari Perilaku tenaga penjual oleh Babakus et. al (dalam Ririn Adriani, 2006) didefinisikan sebagai evaluasi dari berbagai aktivitas dan strategi yang digunakan oleh tenaga penjual ketika melakukan tanggung jawab pekerjaannya. Permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional antara lain, citra negatif pasar tradisional pada umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya pedagang, pengelola pasar yang tidak professional, tidak tegas dalam menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar, buruknya manajemen pasar dan kurang fahamnya pedagang dalam menerapkan konsep pemasaran yang baik.
Dalam membahas mengenai perilaku penjual maka konsep ini di dasarkan pada keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu : strategi produk, strategi harga, dan strategi promosi, strategi distribusi. Kombinasi dari Strategi produk, harga, promosi, dan distribusi dalam pencapaian tujuan pemasaran dinamakan “marketing mix” atau Bauran pemasaran. Marketing mix merupakan alat yang dapat digunakan produsen untuk mempengaruhi konsumen. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen (Kottler, 2008).
 Kotler dan Amstrong (dalam Saefulamri, 2012 :24) berpendapat bahwa kualitas dan peningkatan produk merupakan bagian yang penting dalam strategi pemasaran. Agar dapat bersaing, pedagang harus dapat memberikan pelayanan yang baik kepada si pembeli (konsumen) dengan berbagai cara misalnya menyediakan berbagai macam jenis barang kebutuhan sehari-hari, harga yang terjangkau dan barang yang ditawarkan berkualitas baik serta melayani konsumen dengan ramah. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap pedagang perlu menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu–satunya unsur marketing mix yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Menurut Winardi (dalam Djakarta, 2012), harga dapat diukur melalui :
a. Tingkat harga.
b. Harga produk pesaing.
c. Diskon (potongan pembelian).
d. Periode pembayaran.
e. Variasi sistem pembayaran.
Harga sangat penting karena menentukan keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Penentuan harga memiliki dampak pada penyesuaian strategi pemasaran yang diambil. Elastisitas harga dari suatu produk juga akan mempengaruhi permintaan dan penjualan, namun kenyataan yang ada di pasar tradisional menetapkan harga dan keuntungan sesuai dengan keinginan mereka masing-masing, memiliki saluran distribusi yang lebih panjang sehingga harga jual cenderung lebih tinggi.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi konsumen, maka konsumen tidak akan pernah membelinya. Promosi menurut Swastha (2007) adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk menggerakkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi konsumen, maka konsumen tidak akan pernah membelinya. 
Bagaimana pedagang menjalankan empat strategi tersebut maka di kategorikan sebagai perilaku pedagang. Misalkan saja dalam pengamatan pendahuluan diketahui bahwa untuk menunjang stabilitas strategi promosi maka penjual pasar menyediakan berbagai strategi diantaranya adalah (1) Sistem pembayaran secara utang yang dilakukan oleh pedagang ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan dalam upaya mempertahankan pelanggan, sehingga menjadi pelanggan tetap. Yang dimaksud dengan boleh bayar mundur adalah para konsumen ketika berbelanja mengambil barang-barang yang di butuhkan kemudian pembayarannya ketika nanti mau mengambil barang dagangan lagi (2) Pedagang  pasar tradisional memiliki kedekatan dengan pelanggannya karena sudah hafal dengan pelanggan-pelangganya. Oleh sebab itu pedagang  akan memberikan pelayanan khusus terhadap pelanggan-pelangganya. Oleh karenanya dalam penelitian bagaimana pedagang pasar kemudian melakukan strategi yang berdasarkan modifikasi kondisi yang harus di hadapinya menjadi suatu kajian yang menarik. Kenyataaan bahwa semakin adaptif perilaku pedagang dalam melaksanakan strategi yang dimilikinya maka semakin survive pedagang dalam menghadapi perubahan kondisi yang dihadapinya. 

Tidak ada komentar: