Sabtu, 02 Februari 2019

Pencegahan Narsisme Pada Remaja (skripsi dan tesis)


Pada kondisi seharusnya, individu yang memiliki harga diri normal tidak perlu meminta pengaguman dan pemujaan diri dari orang lain mengenai sikap, perilaku, prestasi, dan kehebatannya. Orang yang merasakan adanya hal-hal positif dalam dirinya sendiri tentu saja akan menyukai diri sendiri dan mengembangkan perasaan bahwa dirinya berharga. Hal ini memberikan ketenangan batin dan merupakan sumber bagi kesehatan mental. Jadi, mengagumi diri sendiri dalam batas tertentu justru merupakan indikasi kesehatan mental.
Pada kondisi sebaliknya, individu dengan kecenderungan narsisme sebenarnya memiliki harga diri yang rendah (Robins, 2001).  Oleh karenanya fenomena yang terjadi pada remaja yang menggunakan media social untuk bernarsis secara berlebihan sebenarnya berangkat dari kecenderungan meminta pengaguman dan pemujaan diri dari orang lain mengenai suka memamerkan kelebihan, kehebatan yang dimilikinya, memiliki hubungan interpersonal yang dangkal dengan teman-temannya serta kurang perhatiannya dengan temannya
Dengan menggaris bawahi berbagai faktor di atas maka pihak orangtua dan lingkungan dapa membantu remaja dalam masa perkembangannya untuk mengenali jati diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, berpikir positif dan realistis, bersosialisasi dengan tetangga atau lingkungan terdekat, dan menghargai hasil yang telah dihasilkannya meskipun hanya sederhana. Pengembangan kemampuan diri sendri dalam menghargai diri sendiri dan menjalin interaksi social yang sehat bisa menjadi salah satu upaya yang dianggap ikut menurunkan kecenderungan narsisme pada remaja.

Tidak ada komentar: