Salah satu ukuran kesuksesan implementasi adalah tingkat pencapaian
yang diharapkan dari pengguna teknologi informasi. Pengguna sistem mencerminkan
penerimaan teknologi oleh penggunanya (Venkatesh, 1999 dalam Shih, 2004: 7). Technology
Acceptance Model (TAM) telah menjadi dasar
bagi penelitian di masa lalu dalam sistem informasi yang berhubungan dengan
prilaku, niat dan pengguna teknologi informasi (adam et al, 1992: Dacis et al,
1989, Defend an Straub, 1997: Ambako-Gyampah dan Salam, 2004 dalam Shih, 2004:
7)
Technology
Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis (1989) dengan bersandar pada Theory
of Reasoned Action (TRA). Model
TRA mengemukakan bahwa perilaku individu didorong oleh niat perilaku di mana
niat perilaku merupakan fungsi dari sikap individu terhadap perilaku dan norma
subjektif yang melingkupi kinerja
perilaku. Dengan kata lain, menyatakan bahwa yang perilaku dan niat untuk
berperilaku adalah fungsi dari sikap seseorang terhadap perilaku dan persepsi
mereka tentang perilaku. Oleh karena itu, perilaku adalah fungsi dari kedua
sikap dan keyakinan. TRA disajikan pada Gambar 1 di bawah
Sementara itu, TAM mengusulkan bahwa manfaat yang dirasakan dan
kemudahan penggunaan teknologi yang dirasakan
adalah prediktor dari sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi, niat
perilaku berikutnya dan penggunaan aktual. Persepsi kemudahan penggunaan juga
dinilai untuk mempengaruhi kegunaan teknologi. Gambar 2 menyajikan versi asli
dari TAM (Davis, 1989).
TAM berfokus pada
sikap terhadap pemakai teknologi informasi, dimana pemakai mengembangkannya
berdasarkan persepsi manfaat dan kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi.
Sasaran dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah penjelasan dari
faktor-faktor penentu penerimaan komputer yang umum. TAM kurang umum
dibandingkan dengan TRA. TAM didesain hanya untuk perilaku
penggunaan komputer, namun karena menggabungkan berbagai temuan yang
diakumulasi dari riset-riset dalam beberapa dekade, maka TAM sesuai
sebagai modelling penerimaan komputer.
Tujuan inti dari
TAM adalah untuk menyediakan sebuah gambaran yang mendasari pengaruh
faktor-faktor ekstenal terhadap kepercayaan (belief) internal, sikap dan
tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut
dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang mendasar seperti yang disarankan
oleh riset-riset sebelumnya yang menyalurkan faktor kognitif dan afektif dari
penerimaan komputer dan menggunakan TRA sebagai dasar teoritis untuk
model hubungan teoritis diantara variabel-variabel tersebut. TRA digunakan
sebagai dasar teoritis untuk menentukan hubungan sebab akibat antara dua kunci belief,
yaitu (1) perasaan kegunaan, dan (2) perasaan kemudahan dari penggunaan
terhadap sikap user dan tujuan perilaku adopsi komputer sesungguhnya.
Kedua kunci belief tersebut relevan untuk perilaku penerimaan komputer
(dalam Kurniawan 2008).
Perasaan
kegunaan didefinisikan sebagai prospek kemungkinan subyektif user yang
menggunakan sistem aplikasi khusus, yang akan meningkatkan kinerjanya dalam
organisasi. Perasaan kemudahan dari penggunaan diartikan sebagai tingkat dimana
sasaran yang diharapkan user membebaskan
diri dari serangkaian usaha-usaha tertentu (dalam Kurniawan 2008).
Sama dengan TRA,
TAM mempostulatkan bahwa penggunaan komputer ditentukan oleh tujuan
perilaku, namun perbedaannya adalah bahwa tujuan perilaku ditinjau secara
bersama-sama ditentukan oleh sikap individu terhadap penggunaan sistem dan
perasaan kegunaan. Hubungan antara penggunaan sistem dan tujuan perilaku yang
digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak langsung bentuk-bentuk
tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif. Hubungan antara perasaan
kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan
organisasi, orang-orang membentuk tujuan-tujuan terhadap perilakunya yang
diyakini akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini karena kinerja yang meningkat
merupakan instrumen untuk mencapai berbagai reward yang terletak di luar
pekerjaan itu sendiri, seperti peningkatan gaji dan promosi (Vroom, dalam
Goodhue dan Thompson, 1995).
Persepsi pemakai
menjadi hal yang penting dalam suatu sistem. Pengetahuan pemakai meliputi dua
hal, yaitu komputer dan kemahiran untuk menerapkan sistem secara efektif dan
efisien dalam melakukan pekerjaan mereka. Jadi, persepsi-persepi pengguna akan
kemampuan diri terkait dengan teknologi komputer maupun tugas pokok yang
memungkinkan mempengaruhi persepsi mereka tentang sistem dan niat mereka untuk
menggunakan, seperti yang diharapkan oleh pengembang sistem.
Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Masrom tentang TAM
dan elearning, konstruk yang diteliti
dibatasi hanya pada 4 konstruk utama, yaitu persepsi kemudahan penggunaan e-learning (perceived ease of use), persepsi kemanfaatan e-learning (perceived usefulness), sikap terhadap
penggunaan elearning (attitude toward
using), dan minat/ keinginan untuk menggunakan
elearning (behaviour intention to use).
Didalam model variabel dari luar (external
variables) seperti karakteristik pengguna (user characteristics) dan karakteristik sistem (sistem characteristic) tidak diteliti
karena kontribusinya dalam TAM dianggap tidak signifikan, sehingga dapat
diabaikan meskipun mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap penerimaan
teknologi (Milchrahm, 2003). Sedangkan variabel penggunaan nyata (actual usage)
juga dihilangkan karena dalam penelitian Masrom tidak ada keinginan dengan
segera untuk menguji dan mengetahui anteseden persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan penggunan (Masrom, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar