Menurut Geertz (1982:3), etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Sikap di sini digambarkan sebagai prinsip masing-masing individu yang sudah menjadi keyakinannya dalam mengambil keputusan. Sedangkan Etos berasal dari bahasa yunani ethos yakni
karakter, cara hidup, kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang
serta pan dangan dunia mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan
yang paling komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah aspek
evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang
direfleksikan dalam kehidupannya (Khasanah, 2004: 8).
Etos juga diartikan sebagai sikap yang mendasar terhadap
diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos)
yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya,
serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini, dikenal pula kata
etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai
yang berkaitan dengan baik buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut
terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk menyempurnakan sesuatu
secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja
yang sesempurna mungkin.
Etos adalah sifat, karakter, kualitas hidup, moral dan
gaya estetika serta suasana hati seseorang masyarakat. Kemudian mengatakan
bahwa etos berada pada lingkaran etika dan logika yang bertumpuk pada
nilai-nilai dalam hubungannya pola-pola tingkah laku dan rencana-rencana
manusia. Etos memberi warna dan penilaian terhadap alternatif pilihan kerja,
apakah suatu pekerjaan itu dianggap baik, mulia, terpandang, salah dan tidak
dibanggakan (Marjohan: 2009).
Dengan menggunakan kata etos dalam arti yang luas, yaitu
pertama sebagaimana sistem tata nilai mental, tanggung jawab dan kewajiban.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa sikap moral berbeda dengan etos kerja, karena
konsep pertama menekankan kewajiban untuk berorientasi pada norma sebagai
atokan yang harus diikuti. Sedangkan etos ditekankan pada kehendak otonom atas kesadaran
sendiri, walaupun keduanya berhubungan erat dan merupakan sikap mental terhadap
sesuatu.
Pengertian etos tersebut, menunjukan bahwa antara satu
dengan yang lainnya memberikan pengertian yang berbeda namun pada prinsipnya
mempunyai tujuan yang sama yakni terkonsentrasi pada sikap dasar manusia,
sebagai sesuatu yang lahir dari dalam dirinya yang dipancarkan ke dalam hidup
dan kehidupannya
Sedangkan pengertian belajar adalah sebuah proses
organism memperoleh bentuk perubahan perilaku yang cendrung terus mempengaruhi
model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan. Perubahan perilaku tersebut
terdiri dari berbagai proses modifikasi menuju bentuk permanen, dan terjadidalam
aspek perbuatan, berpikir, sikap, dan perasaan. Akhirnya dapat dikatakan bahwa
belajar itu tiada lain adalahmem peroleh berbagai pengalaman baru (Kochhar,
1967: 27).
Berdasarkan definisi tersebut, etos kerja setidaknya
mencakupi beberapa unsur penting :
1. Etos kerja itu bersumber dan berkaitan langsung dengan
nilai-nilai yang tertanam dalam jiwa seseorang. Itulah sebabnya menjadi sangat
penting untuk menyeleksi setiap nilai yang akan kita tanamkan dalam jiwa kita.
2. Etos kerja adalah bukti nyata yang menunjukkan
pandangan hidup seseorang yang telah mendarah daging. Pandangan hidup yang
benar tentu saja akan melahirkan etos kerja yang lurus. Begitu pula sebaliknya.
3. Etos kerja menunjukkan pula motivasi dan dorongan yang
melandasi seseorang melakukan kerja dan amalnya. Semakin kuat dan kokoh etos
kerja itu dalam diri seseorang, maka semakin kuat pula motivasinya untuk
bekerja dan beramal.
4. Etos kerja yang kuat akan mendorong pemiliknya untuk
menyiapkan rencana yang dipandangnya dapat menyukseskan kerja atau amalnya.
5. Etos kerja sesungguhnya lahir dari tujuan, harapan dan
cita-cita pemiliknya. Harapan dan cita-cita yang kuatlah yang akan meneguhkan
etos kerjanya. Cita-cita yang lemah hanya akan melahirkan etos kerja yang lemah
pula.
Berdasarkan uraian di atas maka etos belajar adalah memperoleh
bentuk perubahan perilaku yang cendrung terus mempengaruhi model perilaku umum
menuju pada sebuah peningkatan yang disesuaiakan dengan sifat, karakter,
kualitas hidup, moral dan gaya estetika yang disesuaikan dengan nilai-nilai
masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar