Selasa, 04 Desember 2018

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (skripsi dan tesis)


Pendidikan jasmani dan kesehatan seperti dikemukakan oleh Rijsdorp (1971) dalam Sukintaka (2004 : 31-32) sebagai berikut:
a.       Pendidikan jasmani merupakan bagian dari Gymnologie, yakni pengetahuan (wetenschap) tentang berlatih, dilatih, atau melatih; yang terdiri dari tiga bagian besar: (1) Pendidikan Jasmani, (2) Olahraga (Sport), (3) Rekreasi.
b.      Pendidikan jasmani merupakan pergaulan dalam bidang gerakan dan pengetahuan tubuh. Selanjutnya Rijsdorp juga menerangkan, bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan. Dan pendidikan itu menolong anak-anak atau anak muda mencapai kedewasaan.
Pendapat tersebut diperkuat dengan salah satu pendapat pendidikan jasmani yang dikemukakan Wuest dan Bucher (1995) dalam Sukintaka (2004 : 34) sebagai berikut :
“Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki kerja, dan peningkatan pengembangan manusia melalui aktivitas jasmani”.
Pendidikan jasmani bukanlah pendidikan terhadap badan atau bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan. Tujuan pendidikan jasmani berbeda dengan tujuan pembinaan olahraga prestasi, tujuan pendidikan jasmani adalah untuk membuat anak senang bermain dan bergerak dalam proses pembelajaran sehingga anak melakukan aktivitas gerak yang cukup, sedangkan tujuan pembinaan olahraga prestasi adalah mendapatkan pencapaian hasil prestasi yang maksimal. Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memiliki kemampuan persuasif yang baik untuk mengajak siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semua aktivitas gerak di dalamnya dengan perasaan senang, nyaman, dan tenang.
Seorang guru harus kreatif dan mampu berinovasi dalam proses pembelajaran di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani itu pendidikan melalui gerak manusia. Akibat dari hal tersebut, maka pembelajaran pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan seluruh aspek pribadi manusia, dan harus berpegang teguh kepada norma-norma pendidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran dapat dilaksanakan modifikasi baik alat, peraturan, dan lain sebagainya untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik dan membuat anak senang mengikuti pembelajaran.

Tidak ada komentar: