Jumat, 16 Desember 2016

Gambaran Umum Georgia (skripsi dan tesis)


Georgia terletak dibagian paling barat dan berbatasan langsung dengan Laut Hitam yang kaya akan sumber daya minyak. Hal tersebut yang menyebabkan Georgia memiliki kedudukan yang strategis yang amat penting bagi jalur minyak dikawasan tersebut. Wilayah Georgia merupakan daerah pegunungan dan memiliki iklim mediterian yang hangat dan nyaman. Populasi Georgia mencapai 4.934.413 jiwa penduduk berdasarkan sensus Juli 2003.[1]
Georgia terdiri dari 53 propinsi (distrik), 11 kota, dan 3 Republik otonomi[2] :
a)          Propinsi (distrik) : Abhasa, Adigeni, Akhalgana, Akhaltsikhe, Akhmeta, Ambrolauri, Aspindra, Baghdati, Bolnisi, Borjomi, Chkhorotsq’u, Chokhatauri, Dedoplistq’aro, Dmanisi, Dusheti, Gardabani, Gurjaani, Java, Kareli, Kaspi, Kharaguli, Khasuri, Khobi, Khoni, Lagodekhi, Lanckhuti, Lantekhi, Marneoli, Martvili, Mestia, Mtskheta, Ninotsmenda, Oni, Ozurgeti, Q’azbegi, Q’vareli, Sachkere, Sagarejo, Samtredia, Senaki, Sighnaghi, Telavi, Terjola, Tetritsq’aro, Tianeti, Tsagari, Tsalka, Vani, Zeataponi, Zugdidi.
b)          Kota : batumi, Chiatura, Gagra, Gori, Kuthaisi, Poti, Rustavi, tsokumi, Tblisi, Tq’ibuli, Taq’albuto, Tskhinvali.
c)          Republik otonomi : Abkhazia, Ajaria, Ossetia selatan
Georgia banyak mengalami pemberontakan separatis dari propinsi-propinsinya yang bertujuan melepaskan diri, salah satunya Abkhazia, yang beribukota Tbilisi, yang merupakan kota terbesar di Republik Georgia. Penduduk Tblisi berjumlah kurang lebih 3.066.100 jiwa.
Beberapa abad yang lalu, Georgia merupakan obyek persaingan pengaruh antara Persia, Turkey, dan Rusia karena lokasi dari Georgia sangat strategis. Terletak pada jalur pertemuan antara Asia dan Eropa, sampai pada akhirnya Georgia menjadi bagian dari kekaisaran Rusia. Georgia sempat mengalami kemandirian setelah Revolusi Bolahevik di Rusia namun kemudian Georgia diinasi oleh tentara merah Rusia pada tahun 1921 dan menjadi bagian dari Uni Soviet setahun kemudian.
Setelah Uni soviet Runtuh Georgia melepasakan dan memerdekakan diri pada tahun 1992 dan yang terpilih menjadi presiden pertama georgia adalah Zviad Gamshakurdia, seorang nasionalis yang memproklamirkan bahwa “ Georgia untuk bangsa Georgia”. Namun tak lama kemudia beliau digulingkan untuk kelompok oposisi yang berbentuk terjadinya perang sipil disebagian besar wilayah dan terbunuhnya sang mantan presiden.[3]
Setelah peristiwa tersebut, akhirnya mantan menteri di era Uni Soviet yaitu Edward Shevarnadze menjadi presiden berikutnya. Pada masa pemerintahan Shevarnadze Georgia tetap terbelenggu pada persoalan politik, sosial, ekonomi dan keamanan yang diikuti dengan perang untuk memisahkan diri dari republik Georgia. Selama 11 tahun kepemimpinannya masalah kemiskinan, kriminalitas, masalah konflik bersenjata antara Georgia-Abkhazia serta korupsi menjadi masalah internal bagi Georgia yang sangat kronis.
Pada bulan November 2003 setelah adanya kecurangan pemilihan parlemen yang diikuti dengan demostrasi besar-besaran yang dipimpin oleh Mikhael Sakhasvili di ibukota Tbilisi yang kemudian dikenal dengan nama Rose Revolution. (Revolusi Mawar). Sakhasvili adalah mantan menteri kehakiman pada masa presiden Shevardnadze yang mengundurkan diri sebagai protes dari maraknya korupsi pada saat itu. Sakhasvili terpilh menjadi presiden ketiga Republik Georgia dengan mendapatkan 96% suara pada pilpres yang digelar berikutnya.[4]
Republik Georgia adalah sebuah negara trans-benua di sebelah timur Laut Hitam, di sebelah selatan Kaukakus diantara benua Eropa dan benua Asia. Bekas republik di Uni Soviet ini berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Turkey di sebelah barat daya, Armenia di sebelah selatan, serta Arerbaijan di sebelah timur. Luas wilayah Georgia 69.700 km2, berpenduduk 4,4 juta tidak termasuk (Abkhazia dan Ossetia selatan), 84% dari jumlah penduduk beretnis Georgia.



Tidak ada komentar: