Kecemasan sebagai suatu perasaan tidak
tenang, rasa khawatir, atau ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau
tidak diketahui (Craig, 1992 dalam Elliot, 1996. h. 343). Fungsi kecemasan
sendiri adalah memperingatkan individu akan adanya bahaya, kecemasan merupakan
isyarat bagi ego bahwa kalau tidak
dilakukan tindakan-tindakan tepat, maka bahaya tersebut akan meningkat sampai
ego dikalahkan (Freud dalam Supratiknya, 1993, h. 81).
Kecemasan muncul pada saat individu
mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).
Kecemasan karena frustrasi muncul pada individu yang memiliki hambatan dalam
memenuhi kebutuhan, sehingga individu tersebut merasa terancam. Kegagalan yang
dialami membuat individu tertekan perasaannya sehingga individu tersebut
menjadi cemas. Konflik juga bisa menimbulkan kecemasan bila terdapat dua macam
dorongan atau lebih yang berlawanan dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang
sama (Daradjat, 1990, h. 28).
Menurut Valiante dan Pajares (1999, h.
33) menyatakan kecemasan akademis sebagai perasaan tegang dan ketakutan pada
sesuatu yang akan terjadi, perasaan tersebut mengganggu dalam pelaksanaan tugas
dan aktivitas yang beragam dalam situasi akademis. Ottens (1991, h. 1)
menjelaskan bahwa kecemasan akademis mengacu pada terganggunya pola pemikiran
dan respon fisik serta perilaku karena kemungkinan performa yang ditampilkan
siswa tidak diterima secara baik ketika tugas-tugas akademis diberikan.
Perasaan berbahaya, takut, atau tegang
sebagai hasil tekanan di sekolah disebut juga sebagai kecemasan akademis.
Kecemasan akademis paling sering dialami selama latihan yang bersifat
rutinitas dan diharapkan
siswa dalam kondisi sebaik mungkin saat performa ditunjukkan, serta saat sesuatu
yang dipertaruhkan bernilai sangat tinggi, seperti tampil di depan orang lain. Cara seseorang merasakan
kecemasan dapat terjadi secara bertahap dari pertama kali kecemasan tersebut muncul, contohnya
kegugupan saat harus membaca di depan kelas degan suara keras. Gangguan serius yang dialami seseorang
menegaskan terjadinya kepanikan dan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara
normal (O'Connor, 2007, h. 4-5)
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa kecemasan menjelang ujian nasional adalah dorongan pikiran
dan perasaan dalam diri individu yang berisikan ketakutan akan bahaya atau
ancaman di masa yang akan datang tanpa sebab khusus, sehingga mengakibatkan
terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku sebagai hasil
tekanan dalam pelaksanaan ujian nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar