Senin, 14 November 2016

Karateristik Umum dan Perkembangan Sosial Remaja


Menurut Havighurst, (dalam Hurlock, 1999) ciri masa remaja antara lain:
1.       Masa remaja sebagi periode yang penting
Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting di masa semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, minat dan nilai baru
2.       Masa remaja sebagai masa peralihan
Peralihan tidak berarti putus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang serta mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada tahap berikutnya
3.       Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa belajar sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun
4.       Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode mempunyai masalah-masalah sendiri namun masalah maa remaja sering terjadi masalah yang sulit diatasai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Ada dua alasan bagi kesulitan ini yaitu:
a.       Sepanjang masa anak-anak, masalah anak-anak sebagaian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah
b.       Remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri menolak bantuan orang tua dan guru
5.       Masa remaja sebagai masa mencari indentitas
Pencarian identitas di mulai ketika masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis. Penyesuaian diri dengan kelompok pada masa remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan namun lambat laun mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan orang lain.
6.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak menyebabkan orang dewasa yang harus memebimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
7.       Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri
8.       Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meningglakan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum minuman keras, emnggunakan obat-obatan an terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberi citra yang mereka inginkan.
Sesuai dengan pembagian usia remaja, menurut Monks (1999) maka terdapat tiga tahap proses perkembangan menuju kedewasaan yang disertai dengan karateristik:
1.       Remaja awal (12-15 tahun)
pada tahap ini, remaja masih heran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenisdan mudah terangsang secara erotis. Kepekaaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menambahkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2.       Remaja madya (15-18 tahun)
pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendir dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memeilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
3.       Remaja akhir (18-21 tahun)
tahap ini adalah masa mendekati masa kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian:
a.       minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b.       efonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
c.       Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d.      Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e.       Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum
 Keniston (dalam Santrock, 2003) menggunakan istilah masa muda sebagai masa transisi antara remaja dan dewasa yang merupakan waktu ketergantungan ekonomi dan pribadi. Batasan ini diambil karena dalam perkembangannya antara masa remaja dan masa dewasa semakin lama semakin kabur. Pertama, karena sebagian remaja tidak melanjutkan sekolah melainkan bekerja atau menikah di usia remaja sehingga dengan begitu mereka akan memasuki dunia orang dewasa pada usia remaja. Kalau dalam keadaan ini dapat dikatakan masa remaja yang diperpendek, maka keadaan yang sebaliknya dapat disebut sebagai masa remaja yang diperpanjang, yaitu apabila sesudah masa remaja sesorang masih tinggal dan menjadi tanggungan orangtuanya. Misalnya mahasiswa yang berusia 24 tahun namun masih dibiayai oleh orangtuanya, dengan begitu otoritas masih ada pada orangtua. (Monks, 2006).
Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa masa remaja adalah merupakan periode yan penting dimana didalamnya merupakan gabungan antara periode peralihan, periode perubahan, usia yang bermasalah, mencari indentitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa tidak realistik, masa ambang kedewasaan. Sedangkan kekhususan pada tugas perkembangan seksual maka pada masa ini mulai terjadinya perubahan baik secara sosial, fisik, dan mental terhadap hal-hal seksual
a. Perkembangan Sosial
Masa remaja merupakan masa yang paling banyak mengalami perubahan dalam segi sosial. Apabila dimasa kanak-kanak mereka masih sangat tergantung pada orangtuanya maka pada masa remaja mereka berusaha melepaskan diri dari orangtua dan berusaha menemukan dirinya, mencapai otonomi diri dan mendapat pengakuan serta ingin bersikap mandiri (Hurlock,1994).
Masrers dkk (1986) mengatakan bahwa periode remaja adalah masa yang sulit dan banyak perubahan. Pada masa ini terdapat tuntutan secara psikososial yang meliputi banyak hal yaitu: remaja menjadi lebih mandiri dari orangtua, lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya, dapat bertanggungjawab terhadap diri sendiri, dan yang paling penting pada masa remaja mereka harus dapat menguasai peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Tugas remaja dalam peran seksualitasnya antara lain: belajar mengendalikan perasaan dan perilaku seksual, mempelajari berbagai persoalan dalam aktivitas seksual dan mempelajari bagaimana mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Tidak ada komentar: