Senin, 17 Oktober 2016

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja


Untuk mengukur motivasi kerja, ada dua factor yaitu:
1.    Faktor Internal dimana factor tersebut melekat pada diri seseorang seperti kebutuhan financial missal upah insentif dan jaminan social.
a.   Upah Insentif
Upah insentif merupakan suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang. Upah insentif diberikan kepada karyawan, sebenarnya merupakan suatu bentuk dorongan agar karyawan lebih giat dalam bekerja.
Dengan adanya upah insentif ini diharapkan karyawan mampu meningkatkan prestasinya, sehingga apa yang diinginkan perusahaan dapat tercapai. Di lain pihak karyawan yang menerima upah insentif akan memperoleh upah yang lebih besar dari upah pokok yang diterimanya dan ia akan menjamin kehidupan karyawan menjadi lebih baik.
Sistem upah pada umumnya dipandang sebagai alat untuk mendistribusikan upah pada karyawan, pendistribusian ini yang berdasarkan pada produksi lamanya bekerja, lamanya dinas dan berdasarkan kebutuhan hidup . Upah merupakan suatu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan karyawan pada pemerintah. Gaji sebenarnya juga upah, tetapi sudah pasti banyaknya dan waktunya.
Artinya banyaknya upah yang diterima itu sudah pasti jumlahnya pada setiap waktu yang telah ditetapkan. Di Indonesia yang digunakan adalah sebulan sekali.
Manfaat Pemberian Upah Insentif
1.    Pencegahan keresahan pegawai.
2.    Pemenuhan kepentingan karyawan.
3.    Daya tarik bagi pekerja baru yang memiliki kualifikasi tinggi.
4.    Pengurangan keinginan karyawan pindah ke perusahaan lain.
5.    Pengurangan upah lembur karena para karyawan dapat menyelesaikan tugas-tugas pada jam-jam kerja biasa.

b.   Jaminan Sosial
Jaminan social karyawan mempunyai macam-macam istilah, ada yang menyebut program “BENEFIT” dan ada juga yang menyebutnya “KESEJAHTERAAN PROGRAM”.
Adanya pengertian jaminan social merurut Agus Darma ( 1989:83 ) adalah
“ Asuransi usia tua yang dibayarkan dari pihak yang dikeluarkan atas upah pegawai, pengusaha dan pegawainya berbagai pihak itu secara bersama “.
Seorang karyawan telah melaksanakan tugas, kewajiban serta tanggung jawab amaka sudah selayaknya perusahaan memperhatikan kepentingan pribadinya sebagai tenaga kerja dan secara manusiawi untuk mendapatkan jaminan  social yang lebih baik. Kondisi ini akan menimbujlkan kepuasan kerja, untuk itu jaminan social secara wajar dan bermutu sangat dibutuhkan bagi karyawan sesuai dengan harkat dan martabat manusia Fasilitas dan Jaminan Sosial
Sebagai kompensasi atas hasil kerja dari karyawan, perusahaan juga memberrikan fasilitas dan jaminan social untuk menjaga kesejahteraan karyawan, fasilitas yang diberikan perusahaan sebagai berikut:
a.    Bantuan pengobatan dengan disediakan dokter perusahaan dan setiap biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan termasuk obat yang telah dibeli.
b.    Premi hadir.
c.    Kegiatan olah raga dan kesenian seperti tenis meja, senam, bulu tangkis dan lain sebagainya.
d.    Mushola.
Sedangkan jaminan social yang diberikan oleh perusahaan adala
a.    Tunjangan Hari Tua.
b.    Asuransi kematian.
Manfaat Pemberian Jaminan Sosial
a.    Penarikan tenaga kerja
b.    Memperbaiki semangat kerja
c.    Menurunkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja
d.    Memperbaiki hubungan masyarakat
e.    Mengurangi pengaruh organisasi buruk, baik yang ada maupun yang berpotensi
f.     Mengurangi campur tangan dari pemerintah dalam organisasi.

2.   Faktor Eksternal ( Lingkungan Kerja )
Salah satu faktor dominan yang berperan dalam aktivitas kerja perusahaan adalah lingkungan kerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan yang berada disekitar para karyawan yang terbentuk karena karyawan tersebut bekerja sama untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.
Agus Ahsyari ( 1986:128 ) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Lingkungan kerja adalah merupakan suatu lingkungan karyawan tersebut bekerja”
Sedangkan Alex S. Nitisemito ( 1982:183 ) memberikan pendapatnya sebagai berikut :
“ Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan “.
Pendapat Sukanto dan Indriyo adalah:
“ Lingkungan kerja yang jelek mempengaruhi pekerjaan, produktivitas kerja turun, karena dia merasa terganggu dalam pekerjaannya sehingga tidak dapat mencurahkan perhatian pada pekerjaan “.
Terciptanya l;ingkungan kerja yang memuaskan akan dapat menambah gairah kerja yang mendorong karyawan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga pelaksanaan proses produksi akan dapat berjalan dengan baik dan lancer.
Demikian pula sebaiknya, lingkungan kerja yang jelek dan tidak memuaskan akan mempengaruhi pekerjaannya, sehingga pada akhirnya gairah kerja akan berkurang dan pelaksanaan proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancer.
                                                                                                                         
Macam-macam Lingkungan Kerja
1.    Lingkungan Kerja fisik yang terdiri dari:
a.   Kondisi Kerja
The Liang Gie ( 1984:240 ) menyatakan:
“ Terdapat empat hal penting yang sangat mempengaruhi efisiensi kerja dalam pekerjaan kantor yaitu :
1.    Cahaya
Cahaya penerangan yang dimaksud disini adalah cukupnya sinar yang masuk di dalam lingkungan kerja. Penerangan untuk masing-masing ruang kerja karyawan merupakan faktor yang penting dalam kaitanya dengan peningkatan produktivitas kerja.
2.    Warna
Penggunaan warna di dalam ruangan kerja mempengaruhi  produktivitas kerja. Terutama terhadap jiwa karyawan, pemilihan warna untuk ruang kerja akan berhubungan dengan banyak sedikitnya sinar yang ada pada ruangan tersebut karena akan terjadi pemantulan sinar dibandingkan warna gelap.
3.    Udara
Keadaan iklim di Indonesia dengan suhu udara yang cukup panas, membuat orang cepat mengantuk, cepat lelah dan kurang bersemangat dalam bekerja. Cara mengatasinya dengan memasang AC pada ruangan kerja, membuat lubang angin dan mengenakan pakaian kerja yangf dapat menyerap keringat.
4.    Suara
Suara bising dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan kerja karyawan. Suara bising dapat mengganggu ketenangan dan kosentrasi kerja.                                                                                               
Cara mengatasinya diperlukan pengaturan dan pengendallian suara agar kepekaan pendengaran karyawan tetap terjaga dalam kondisi yang baik.

b.   Pelayanan Kerja
Dengan adanya fasilitas fisik yang bersifat pelayanan dimaksudkan agar karyawan merasa tenteram dalam bekerja karena kebutuhan mereka diperhatikan oleh perusahaan sebagai imbalan karyawan akan semakin meningkat gaira  kerja. Hanya saja perlu diperhatikan dalam meningkatkan pelayanan kerja ini, jangan sampai berlebihan tetapi jangan sampai kurang. Jika berlebihan karyawan menjadi manja dan jika kurang akan menimbulkan perasaan tidak puas.
2.    Lingkungan Kerja Psikologis yang terdiri dari:
a.    Kebijaksanaan psikologis, prosedur, program dan kepemimpinan.
Lingkungan psikologis akan banyak dipengaruhi oleh kebijaksanaan serta peraturan dalam perusahaan. Kebijaksanaan yang terlalu mengikat akan menyebabkan karyawan bekerja dengan perasaan tidak tenteram dan malas malasan mengakibatkan karyawan bekerja dengan seenaknya, Pemimpin perusahaan juga harus bias bersikap bijaksana dalam mengambil segala keputusan.
b.    Hubungan antar karyawan
Dalam interksi ini kita berusaha agar karyawan melakukan kerja sama dengan karyawan yang lain sehingga nantinya para karyawan akan terlibat hubungan yang baik anata sesame karyawan. Begitu pula hubungan anatara karyawan di perlukan keterbukaan informasi sehingga karyawan akan merasa dihargai.

Tidak ada komentar: