Rabu, 04 November 2015

Implikatur Percakapan


Grice (dalam Yule 1996:69) mengatakan, implikatur adalah suatu hal yang sangat penting diperhatikan agar percakapan dapat berlangsung dengan lancar. Percakapan dapat berlangsung berkat adanya kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama itu antara lain berupa kontrak tidak tetulis bahwa ihwal yang dibicarakan itu harus saling berhubungan atau berkaitan. Hubungan atau keterikatan itu sendiri tidak terdapat pada masing-masing kalimat secara lepas, maksudnya makna keterikatan itu tidak terungkap secara literal pada kalimat itu sendiri yang disebut dengan implikatur percakapan.
Istilah implikatur dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan,disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dengan apa yangsebenarnya dikatakan oleh penutur Grice (dalam Yule, 1996 :173). Secara umum dapat dikatakan bahwa semantik berhubungan dengan makna yang didefinisikan semata-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan dalam suatu bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur dan petuturnya dan pragmatik berhubungan dengan makna yang didefinisikan dengan hubungannya dengan penutur atau pemakai bahasa (Leech, 1983:8). Biasanya, kalau kita mengatakan sesuatu, terutama dalam percakapan, apa yang kita katakana mempunyai makna lebih dari makna literal kalimat itu.
Dalam hal ini tentu ada kaidah yang memungkinkan kita menentukan makna apa yang ada di balik apa yang diucapkandalam percakapan itu. Agar pesan (message) dapat sampai dengan baik kepada peserta penutur, komunikasi yang terjadi itu perlu mempertimbangkan kaidah-kaidah yang harusditaati oleh pembicara agar percakapan dapat berjalan dengan lancar. Kaidah-kaidah ini dalam kajian pragmatik, dikenal sebagai prinsip kerja sama. Grice (dalam Leech 1993:119) mengungkapkan bahwa di dalam prinsip kerja sama, seorang pembicara harus mematuhi empat maksim.
Maksim adalah prinsip yang harus ditaati oleh peserta pertuturan dalam berinteraksi, baik secaratekstual maupun interpersonal dalam upaya melancarkan jalannya proseskomunikasi. Kaidah percakapan yang dikemukakan oleh Grice sebagai berikut :
a.         Cooperative principle (prinsip kooperatif). Di dalam percakapan, sumbangkanlah apa yang diperlukan, padasaat terjadinya percakapan itu dengan memegang tujuan dari percakapan itu.
b.        Empat maxim of conversation ( empat maksim percakapan ) :
1)   Maksim kualitas (maxim of quality); dalam percakapan, berusahalah menyatakan sesuatu yang benar.
2)   Maksim kuantitas (maxim of quantity) ; berilah keterangan secukupnya dan jangan mengatakan sesuatu yang tidak diperlukan.
3)   Maksim relevan (maxim of relevance) ; katakanlah hanya apayang berguna atau relevan.
4)   Maksim cara berbicara (maxim of manner) ; jangan mengatakan sesuatu yang tidak jelas, jangan mengatakan sesuatu yang ambigu, berbicaralah dengan singkat dan secara khusus.
Salah satu pegangan atau kaidah percakapan ialah bahwa pendengarnya menganggap bahwa pembicaranya mengikuti dasar-dasar atau maksim di atas. Jika terdapat tanda-tanda bahwa satu maksim dilanggar, maka kita harusmemutuskan bahwa ada sesuatu di balik apa yang dikatakan. (Yule 1996:70) menyimpulkan bahwa, penuturlah yang menyampaikan makna lewat implikatur, dan pendengarlah yang mengenali makna-makna yang disampaikan lewat infensi itu. 

Tidak ada komentar: